Minggu, 18 November 2012

Nyamuk, Si Penyebar Penyakit yang Pandai Pilih-Pilih Korban


Dikemas oleh : Isamas54
Meski ukuran tubuhnya kecil dan berat badannya 2-2,5 miligram, hingga kini nyamuk masih menjadi musuh yang cukup merepotkan manusia.


Nyamuk secara ilmiah diklasikasikan dari Alam Hewan sebagai Filum Arthropoda, Kelas Serangga (Insecta), Ordo Diptera, Famili Culicidae.
Bentuk tubuh nyamuk


Siklus hidup
Siklus hidup secara umum hampir sama yaitu  : (a). Masa pradewasa, dari telur, larva hingga pupa terjadi di air dan berlangsung antara 7 dan 14 hari yang tergantung dari suhu dan kondisi lingkungan sekitarnya. (b).   proses perubahan pupa atau kepompong menjadi nyamuk berlangsung lebih singkat, yakni antara dua dan tiga hari.  (c).  Nyamuk betina yang baru keluar dari pupa akan langsung terbang, berputar-putar di sekitarnya untuk mencari nyamuk jantan dan kawin.  (d).  Setelah perkawinan selesai, dia melanjutkan, nyamuk betina akan beristirahat sebentar untuk kemudian terbang mencari darah yang dibutuhkan untuk mematangkan telur-telurnya nanti. (e).  Nyamuk yang sudah berhasil mendapatkan darah dengan menggigit hewan atau manusia akan kembali beristirahat di tempat perindukan dan meletakkan telurnya pada tanaman air, dimana seekor nyamuk betina bisa mengeluarkan 100-200 telur dan menetaskan 75 hingga 150 di antaranya.
Nyamuk akan menjadi aktif setelah menetas dan siap untuk mencari mangsanya. Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan untuk mendapatkan darah, nyamuk jantan biasanya makan sari tumbuhan saja dan siklus hidupnya pun lebih pendek.

Penularan penyakit
Setiap tahun, nyamuk penular penyakit masih dengan leluasa menyebarkan virus dan parasit, menyebabkan sekitar 1,62 juta orang terserang malaria klinis dan lebih dari 100.000 orang menderita demam berdarah dengue di Indonesia.
Penyakit filariasis atau kaki gajah, chikungunya, dan radang akut susunan saraf atau Japanese Enchepalitis juga belum bisa terberantas tuntas karena serangga yang tergolong famili Culicidae ini masih bisa berkembang biak dengan baik.
Menurut ahli parasitologi Prof Mohammad Sudomo (yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset tahun 2008), setidaknya ada 29 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia yang menjadi perantara penularan penyakit di Indonesia,  yaitu  20 spesies Anopheles, 6 spesies Mansonia, 2 spesies Aedes dan 1 spesies Culex.
Beberapa penyakit dan jenis nyamuk penyebabnya :
(a).  Malaria. 
Spesies nyamuk Anopheles, termasuk Anopheles balabacensis, Anopheles maculatus, Anopheles barbirostris, dan Anopheles sundaicus, menularkan penyakit malaria dengan memasukkan protozoa dari genus Plasmodium ke dalam darah manusia melalui gigitannya.
(b).  Demam berdarah dan chikungunya
Nyamuk Aedes jenis Aedes aegypti memasukkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah dengue. Nyamuk yang dikenal dengan belang hitam putih pada badan dan kakinya ini juga dapat menularkan penyakit chikungunya.
(c).  Penyakit kaki gajah/ filariasis
Nyamuk yang tergolong dalam genus Culex dan Mansonia umumnya menularkan filariasis dengan memasukkan cacing filaria ke dalam darah manusia melalui gigitannya.  Nyamuk Culex quinquefasciatus menularkan filariasis yang disebabkan oleh cacing filaria jenis Wucheraria bancrofti dan nyamuk Mansonia annulifera menularkan filariasis yang disebabkan cacing jenis Brugia malayi.
Waktu gigitan
Nyamuk yang menularkan virus dengue biasanya menggigit pada siang hingga petang hari, sedangkan nyamuk yang menularkan penyakit malaria dan kaki gajah biasa menggigit pada malam hari.
 
Keadaan yang menjadi incaran nyamuk
Terdapat beberapa  alasan mengapa nyamuk begitu tertarik pada manusia. Berikut beberapa keadaan yang menjadi incaran nyamuk.
1. Pakaian warna gelap. Nyamuk sejak dulu memang "diprogram" untuk memburu mamalia, yang kulit dan bulunya cenderung gelap, begitu menurut ahli entomologi  Grayson Brown, PhD. Dalam eksperimennya, pekerja laboratorium Brown mengenakan pakaian warna putih, terbukti nyamuk tak begitu ngebet pada mereka.
2.  Parfum beraroma bunga. Nyamuk senang menghisap cairan manis pada bunga, sebagai bekal energinya untuk terbang dan menyengat. Jika Anda mengenakan parfum beraroma mawar, tak salah jika dikiranya Anda adalah bunga mawar.
3.  Gemar minum bir.  Menurut suatu penelitian di Perancis, ternyata 63 persen lebih peminum bir lebih menarik bagi nyamuk ketimbang peminum air putih, karena alkohol memang mempengaruhi bau mulut dan aroma tubuh.  Meskipun begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut apakah hal ini juga terjadi pada peminum tipe alkohol lain, seperti anggur dan koktil.
4.  Orang hamil.   Menurut para peneliti, ibu hamil dua kali lebih menarik daripada perempuan yang tidak hamil. Khususnya pada trimester akhir kehamilan karena perempuan akan menghembuskan nafas 21% lebih banyak, dan ini memikat nyamuk yang memang menyukai karbondioksida dan kelembaban.  Suhu tubuh ibu hamil juga cenderung lebih tinggi, sehingga lebih mudah dideteksi oleh nyamuk.
5.  Kubangan atau genangan air.   Nyamuk tertarik dengan kubangan atau genangan air, maka hindari genangan air baik di rumah maupun di halaman atau kebun, misalnya air hujan yang tertampung di kaleng kosong, pangkaslah rumput di halaman secara teratur.
6.   Berkeringat.  Para peneliti di Universita Yale mendapatkan bahwa nyamuk bisa mengincar senyawa kimia dalam keringat.  Disamping itu keringat juga bisa membuat obat nyamuk yang dikenakan (misalnya yang dioleskan atau disemprotkan) mudah lenyap.
7.  Rumah yang panas,  biasanya menarik bagi nyamuk.

SELINGAN
Wabah nyamuk di Belanda
Biasanya di Belanda pada bulan Juli udaranya panas dan matahari bersinar, namun untuk tahun 2011 tidak. Curah hujan rata-rata di bulan Juli adalah 140 mm, tetapi tahun 2011 dua kali lipat, dan bulan Juli 2011 menduduki peringkat ke-enam bulan terbasah dalam 100 tahun belakangan.
Walaupun banyak petani gembira karena hujan yang dinanti-nantikan tiba sehingga diharapkan panen mereka bisa selamat, ada pula sisi negatifnya yaitu menurut Pieter Verdonschot, pakar air tawar Lembaga Penelitian Alterra, memperingatkan Belanda akan mengalami ledakan nyamuk.  Genangan air, suhu udara antara 16-22 derajat Celsius. Ini sangat ideal. Sepuluh hari cukup untuk melipat gandakan nyamuk dari 1 menjadi 300 ekor.
Akibat hujan turun terus-menerus, maka pot tanaman dan pot bunga serta tempat minum burung di kebun dan semua wadah tergenang air. Sementara itu suhu udara meningkat dan banyak orang Belanda sedang menikmati liburan musim panas. Mereka tidak di rumah, jadi tidak ada yang mengeringkannya. Nah, tersedialah sarang ideal bagi nyamuk.
“Nyamuk hanya butuh 10 hari untuk berkembang dari telur hingga nyamuk dewasa. Satu nyamuk menghasilkan 300 telur. Artinya dari 1 nyamuk, 10 hari kemudian menjadi 300. Jika dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan, maka terjadilah ekspolsi nyamuk”, jelas Verdonschot seperti dikutip Radio Nederland, Rabu (3/8/2011).
Hanya nyamuk betina yang mengisap darah serta nyamuk akan menjadi aktif setelah menetas dan siap untuk mencari mangsanya.
Perbandingan dengan Indonesia
Gangguan nyamuk di negara-negara tropis lebih gawat daripada di Belanda  selama musim panas, karena bisa berkembang lebih cepat. Walau demikian di Belanda klambu pun bisa dibeli untuk melindungi diri dari serangan nyamuk. Cara lain adalah dengan mengoles dengan obat anti nyamuk yang mengandung deet. Menurut Verdonschot penggunaan anti nyamuk itu secara ekologis bisa dipertanggungjawabkan, karena terurai, beda dengan DDT.
Perbedaan terbesar antara nyamuk di Indonesia dengan nyamuk Belanda adalah, di negara-negara tropis terdapat nyamuk penyebar penyakit, misalnya malaria dan demam berdarah. Nyamuk dari negara-negara tropis memang ada yang sampai di Belanda.  Berbagai tanaman hias yang di jual di Belanda diimpor dari negara-negara tropis. Telur nyamuk ikut dengan bambu hias dari negara tropis ke Belanda. Jenis-jenis nyamuk ini tidak bisa bertahan hidup di Belanda yang beriklim dingin.  Tanaman hias dari negara-negara tropis dipelihara di rumah-rumah kaca. Setelah menetas nyamuk-nyamuk itu berterbangan di dalam rumah kaca. Hal ini harus diwaspadai, jangan sampai lolos. Hingga kini Belanda bebas nyamuk pembawa penyakit. Namun risiko tetap ada.  
(Sumber : internasional.kompas.com/read/2011/08/05  dari Radio Nederland)
Kita lanjutkan  ….

Pandai pilih-pilih korban
Nyamuk bisa mencium senyawa kimia yang dikeluarkan kulit manusia dari jarak 30 meter untuk menggigit korbannya, selain itu ternyata nyamuk juga antara lain lebih senang pada mahluk yang bernama perempuan, apalagi yang berkulit halus atau lembut,  dan apalagi sedang hamil seperti pada uraian berikut. 
(a).  Senang perempuan.  Menurut para peneliti diduga bahwa nyamuk lebih suka menggigit kaum wanita karena darahnya lebih manis akibat pengaruh hormon estrogen. (b).  Sehang yang berbadan gemuk.   Menurut riset yang dimuat dalam Annals of Internal Medicine, bahwa orang gemuk atau yang berbadan besar cenderung mengeluarkan panas atau karbon dioksida lebih banyak sehingga menarik nyamuk, bukan hanya pria, wanita yang berbobot tubuh besar juga menjadi incaran nyamuk. (c).  Ibu hamil.  Karena ibu hamil mengembuskan karbon dioksida lebih banyak dan memiliki suhu tubuh lebih tinggi sehingga dapat dideteksi nyamuk dengan mudah. (d).  Orang yang sedang beraktivitas, apalagi berada di luar ruangan dan berkeringat sering digigit nyamuk karena asam laktat yang dikeluarkan.
Juga kriteria sebagai berikut :
(a). Berkulit lembut.  Selain lawan jenis, nyamuk juga suka dengan orang berkulit lembut karena akan memudahkan untuk menembus ke dalam daging dan menyedot darah. (b).  Tubuh yang mengeluarkan panas, karena nyamuk senang dengan panas maka jangan heran ketika kita sedang kepanasan di kamar banyak nyamuk yang mendekati. (c).  Memiliki kolesterol dan steroid tinggi, nyamuk akan mengikuti seseorang yang menghasilkan banyak kolesterol di kulitnya, jadi turunkan kolesterol bila tidak ingin digigit nyamuk. (d). Bergolongan darah O, karena setiap golongan darah mengeluarkan bau yang berbeda satu sama lain, mereka yang memiliki golongan darah O biasanya lebih disukai nyamuk karena memiliki bau tertinggi dalam cairan tubuhnya.

Bagian tubuh sasaran
Manusia memang memiliki bau keringat paling menyengat di antara semua makhluk hidup selain tumbuhan, komposisi keringat manusia didominasi senyawa volatil yang mudah menguap, diantaranya adalah karbon dioksi­da, amonia, asam laktat, dan tujuh senyawa karboksilat.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bakteri yang hidup di kaki manusia menghasilkan bermacam bau, sepuluh bau kaki dari bakteri ketika tercampur baur teridentifikasi dan menarik bagi nyamuk malaria.
Menurut  hasil penelitian terbaru di Universitas Wageningen Belanda, bahwa nyamuk malaria mencari tempat terbaik pada tubuh calon korban biasanya menggunakan karbon dioksida (CO2) yang keluar dari keringat manusia sebagai acuan, namun beberapa meter mendekati calon korban, mereka mengubah arah dan menggunakan bau kaki sebagai acuan untuk mendarat di tempat gigitan favorit mereka, yaitu dari ujung kaki ke paha.
Dilanjutkan ke upaya penanggulangannya

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : Media Indonesia 10/5/2011; female.kompas.com 21/08/2009, 31/08//2010, 20/09/2011; assets.kompas.com  01/08/2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar