Selasa, 03 Maret 2015

Berbagai Jenis Burung dengan Suara Merdu



Dikemas oleh : Isamas54
Beberapa jenis burung (di Indonesia) yang merdu suaranya.

Sejarah
Sejak dahulu, burung telah menjadi daya tarik bagi manusia yang meliputi keindahan warna bulu, kicauan, keanggunan dan kegagahannya., hal ini men­jadi sumber inspirasi bagi ma­nusia dan kebudayaannya.  
Beberapa suku bangsa tertentu menganggap beberapa jenis burung sebagai hewan suci, misalnya burung enggang yang suci bagi suku dayak, atau burung ibis yang suci bagi bang­sa Mesir purba, bahkan banyak negara yang menggunakan burung sebagai lambang negara termasuk Indonesia.
Berikut ini beberapa jenis burung bersuara merdu atau berkicau yang terkenal di Indonesia yang terkadang harganyapun cukup tinggi, apalagi setelah memenangkan berbagai perlombaan karena kicauannya.

(1).  Cucak Rowo
Cucakrawa (Pycnonotus zeylanicus) termasuk suku Pycnonotidae, nama lain cucakrowo (Jawa), cangkurawah (Sunda), dan warga barau-barau (Melayu), straw-headed bulbul (kamus bahasa Inggris) yang mengacu pada warna kepalanya yang kuning jerami pucat.

Ukuran : Berukuran besar (28 cm), berkepala pucat dengan kumis hitam mencolok. Mahkota dan penutup telinga jingga jerami, punggung coklat zaitun dan bercoret putih. Sayap dan ekor coklat kehijauan, dagu dan tenggorokan putih. Dada abu-abu bercoret putih, perut abu-abu, tungging kuning. Iris kemerahan, paruh hitam, kaki coklat gelap.
Kicauan : terdengar jelas, jernih, dan memiliki irama baku yang merdu. Tak jarang jika di suatu area terdapat beberapa ekor cucakrowo, mereka akan bernyanyi bersahut-sahutan.
Habitat :  Akibat perburuan yang tak terkendali, cucakrawa terancam punah.
Biasa hidup di lahan basah seperti paya-paya dan rawa rawa atau di sekitar sungai yang sepi dan di tepi hutan, suka bersembunyi di balik dedaunan dan dikenali dari siulan khasnya yang melengking. Sumber makanan burung ini di alam liar, adalah serangga, siput air, dan buah-buahan lunak.
Daerah penyebarannya meliputi dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat.

(2). Cucak ijo
Burung Cucak Ijo memiliki warna dominan hijau dan sedikit warna hitam pada kepala dan paruh.
Banyak terdapat di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Burung ini hidup berkelompok di Hutan, dan terbang dari satu pohon ke pohon lainnya yang tinggi.


Meskipun nama umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya yang biasa kita sebut cucak hijau ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati. Dia adalah burung cica-daun besar dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam suku Chloropseidae, berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.
Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun, atau murai daun.
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.
Perbedaan dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.
Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.
Jenis burung ini kadang bersikap agresif terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan kepala. Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.
Burung ini dengan nama latin Chiropsis sonerati ini, senang hidup di hutan lebat. Di Indonesia terutama di daerah Malang, Banyuwangi, dan Kepulauan Sunda Besar terdapat banyak jenis burung Cucak Ijo. Di Jawa dan Bali terdapat tiga jenis, sedangkan di Kepulauan Sunda Besar ada tujuh jenis.
Burung Cucak Ijo atau sering juga disebut Cipoh / Cipo, ada Cipoh Jantung dan Cipoh Kucat. Jenis ini merupakan kelompok Genus Aeghitina. Sedangkan jenis lainenya adalah Cica Daun Kecil dan Cica Daun Besar, atau umumnya disebut Cucak Ijo.
selain itu terdapat juga jenis burung
Cucak jenggot,.

SELINGAN
Burung dan Manusia

Kenapa ada seekor burung yang begitu jinak dengan seorang manusia? Menurut penelitian, ternyata burung memiliki kemampuan mengenali wajah dan suara manusia yang dikenalinya.
Dalam sebuah penelitian dari Universitas Lincoln-Inggris, tim telah mengamati secara ilmiah kawanan merpati dan gagak secara terpisah. Diketahui, kawanan merpati lebih mampu mengenali dan mengklasifikasi lewat wajah mengenai orang-orang yang akrab untuk didekati ketimbang orang yang tidak akrab. Sebaliknya, kawanan gagak dapat mengetahui suara manusia yang akrab dengan mereka.
"Mereka tidak hanya mengenali manusia, tetapi juga tahu siapa orang itu, sesuatu (proses) yang sangat penting bagi mereka untuk bertahan hidup.   Beberapa orang kadang memberi makan merpati hanya untuk menangkapnya," ujar pemimpin penelitian Anna Wilkinson.
Pengamatan terhadap burung-burung tersebut dipublikasikan lewat jurnal ilmiah Avian Biology Research dan jurnal ilmiah Animal Cognition.  (mediaindonesia.com/read/2012/06/06)

Kita lanjutkan lagi ………

(3). Kacer
Burung yang penampilannya hanya hitam dan pu­tih ini cukup lincah dan memiliki suara yang merdu.
Di pasaran, terdapat tiga spesies kacer familiar bagi pencinta burung yaitu kacer Poci (Copsychus saularis) yang berasal dari Sumatera, kacer Jawa (Copsychus sechellarum), dan kacer Madagaskar (Copsychus albospecularis).  Yang membedakan ketiga jenis tersebut adalah komposisi warna bulu, dimana : (a).  Kacer Poci mempunyai bulu hi­tam pada kepala, leher sebatas dada, punggung, dan ekor bagian luar. Sementara itu, bulu putih tumbuh di dada, perut, dan ekor bagian dalam. 


Populasi kacer ini menyebar di Indonesia, India, China, Nepal, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Kicauan kacer Poci keras dan nyaring, ditambah gerakannya yang atraktif, sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas..  (b).  Kacer Jawa memiliki penampilan yang hampir seluruhnya hitam, kecuali di bagian sayap yang terdapat sedikit bulu putih. Kacer ini menye­bar mulai dari Seychelles di Afrika, Pulau Jawa, dan Kalimantan. Kicauan kacer Jawa amat baik dengan volume sedang.  (c).  Kacer Madagaskar memiliki kombinasi warna bulu yang mirip kacer Sumatera. Namun, bulu leher bagian atas, punggung, dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kacer ini hidup di wilayah Madagaskar, Afrika. Senandung kicauannya juga cukup baik.

(4).  Ciblek
Ciblek (Prinia familiaris) dikenal juga sebagai perenjak Jawa. Merupakan burung mungil spesies endemik Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Pencinta bu­rung mengenali kelamin ciblek dari fisik dan warna paruh bagian bawah, dimana burung jantan yang masih muda memiliki war­na hitam di ujung paruh bagian bawah yang jantan dewasa bagian bawah paruhnya seluruhnya berwarna hitam yang juga matanya tampak memerah.  Sementara ciblek betina paruh bagian bawahnya berwarna putih polos. 


Kicau ciblek jantan dan betina juga berbeda. Ciblek jantan mengeluarkan suara yang bervariasi dan cepat bereaksi ketika melihat sesama jenisnya, sedangkan sang betina cenderung monoton.
Perbedaan Jantan dan betina juga bisa diketahui dari suara yang dikeluarkan burung ciblek tersebut. Burung jantan akan mengeluarkan suara yang bervariasi namun monoton dengan tembakan ciri khasnya ' ciklak .. ciklak .. ciklak ' dan biasanya diselingin dengan tembakan rapat ' crecetetet... " dan burung jantan akan langsung bereaksi begitu melihat burung lain sesama jenisnya. Sedangkan burung betina bersuara monoton dan hanya membalas tembakan dari sang jantan 'ciap ciap ciap'

(5). Branjangan (Mirafra javanica)
Branjangan (Mirafra javanica) mempunyai kicauan yang nyaring dan pandai menirukan suara burung lain. Branjangan merupakan burung persawahan/ladang yang suka hidup di area terbuka berumput.


Burung Branjangan ( Mirafra Javanica ) adalah burung dari bangsa Passeriformes dari famili Alaudidae yang terkenal dapat bernyanyi dengan indahnya.
Kepiawaiannya dalam meniru suara burung lain serta gaya bertarungnya dengan cara mengepakan sayap (istilah : ngeper) semakin menambah kesukaan orang untuk memelihara burung ini.

(6).  Beo


Burung beo merupakan burung yang pintar atau bisa menirukan suara atau ucapan manusia.  Habitat di alam liarnya burung beo ini sering hidup di hutan-hutan basah dan dataran rendah seperti bukit-bukit dengan ketinggian 1000 sampai 2000 diatas permukaan air laut, makanan utama burung beo ini adalah buah-buahan seperti pepaya dan lain-lain, pada masa reproduksinya burung beo ini akan menghasilkan 2 - 3 butir telor.  Jenis speciesnya burung beo ini memiliki 3 jenis species yaitu : Gracula religiosa intermedia, G. religiosa indica termasuk jenis beo yang terkecil, dan G religiosa robusta, terbesar (beo Nias)
Burung beo jantan memiliki ukuran tubuh  lebih besar dari pada burung beo betina, ukuran kepala lebih besar,  ukuran mata lebih besar.
Di Indonesia sendiri burung beo memiliki tiga jenis yang sering di jumpai yaitu burung beo lampung, burung beo medan dan yang paling populer burung beo nias dan semua itu banyak tersebar di Indonesia. Populasi burung beo terancam punah sehingga hewan ini di lindungi oleh Undang-undang, untuk memilihara ini harus memiliki ijin dari pemerintah.

(7).  Jalak Suren (Sturnus contra)
Jalak (Ingg. starling) suren (Sturnus contra), si burung cerewet sang penjaga rumah atau Asian Pied Starling tersebar di Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, dan Indonesia. Famili Sturnidae ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand.


Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain.
Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara ribut, dan berceloteh keras, kadang-kadang meniru suara burung lainnya. Di alam, burung ini kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon.
Bulunya berwarna hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut. Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada remaja).  Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning. Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang.
Habitat, biasanya burung yang hidup dalam kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok ketika beristirahat pada malam hari.
Keistimewaan jalak suren, adalah dilambangkan sebagai burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara burung ini, rumah akan selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini karena jalak suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang memelihara burung ini.

(8). Tledekan (Niltava sp)
Burung tledekan atau disebut juga burung sulingan gunung (Niltava sp).
Memiliki banyak spesies, yaitu : Niltava grandis (Large Niltava), Niltava macgrigoriae (Small Niltava), Niltava davidi (Fujian Niltava) ,Niltava sundara (Rufous-bellied Niltava), Niltava sumatrana (Rufous-vented Niltava), Niltava vivida (Vivid Niltava).


Panjang badan berkisar antara 8 s/d 20 cm, burung jantan mempunyai pola warna kontras, contoh pada Species Tledekan Gunung Warna Pejantan pada Jenis Niltava ini belakang biru tua dan satu biru cerah di kepala, terdapat kedok hitam sekitar mata mata, satu jakun hitam, dan terdapat warna jeruk bersinar perutnya, beberapa genus seperti vivid niltava berwarna ungu kebiruan, biru putih (mungkin sering kita kenal sebagai tledekan laut) Warna pada jenis Betina adalah coklat zaitun dengan coklat muda di perut , dan warna betina muda adalah coklat cerah dengan agak keputih-putihan
Pada bagian kepala burung jantan terdapat warna biru cerah, sedangkan pada bagian belakang ada warna biru tua, sekitar mata terdapat kedok hitam, pada perut terdapat warna jeruk yang bersinar namun pada genus tertentu seperti vivid niltava berwarna ungu kebiruan.

(9). Anis (Anis kembang dan Anis merah)


(9.1).  Anis Kembang (Zoothera interpres)


Burung Anis kembang ini merupakan salah satu burung favorit para pecinta burung, selain merdu dan keras burung ini juga lebih sering berkicau.  Ciri-ciri burung anis kembang adalah warna bulu yang seperti bercak bintik yang terdiri dari warna hitam dan putih pada sayapnya, sedangkan warna bulu kepala, bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang dan berwarna coklat. Anis kembang termasuk tipe burung yang sensitif sehingga membutuhkan kesabaran dan waktu yang untuk memelihara burung ini. Namun burung ini mempunyai sifat manja, sehingga burung ini mudah jinak pada pemiliknya.
 
(9.2). Burung Anis Merah (Zoothera citrina)
 

Burung Anis merah ini sering disebut juga sebagai punglor merah, punglor cacing, anis bata, atau punglor bata. Burung ini termasuk burung yang populer bagi peghobi kicauan. Anis merah jantan akan terlihat mendongak dongakkan kepala jika bertemu anis merah lain. Sedangkan anis merah betina tidak, Kalau anis merah betina sedang birahi, maka jika bertemu anis merah jantan yang sedang bernyanyi atau teler, dia akan menggetar getarkan sayap dan mendongak sembari bersiul kira kira begini bunyinya chiiirrr.

(10). Murai Batu
Burung murai batu adalah burung berkicau cerdas terbaik (dari keluarga Turdidae) yang sangat banyak penggemarnya. burung murai batu disukai karena elegan dari penampilan dan suaranya serta gaya sombong penampilannya.

Jenis-jenis burung Murai Batu dan asal burung Murai batu yang banyak dikenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Medan, Burung Murai Batu Aceh, Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Lahat, Burung Murai Batu Jambi dan Burung Murai Batu Kalimantan (Borneo). Suara burung Murai Batu sangat merdu dan bervariasi. Burung Murai Batu adalah salah satu burung penyanyi terbaik di dunia.

(11).  Perkutut


Merbuk atau perkutut (Geopelia striata, familia Columbidae) adalah sejenis burung berukuran kecil, berwarna abu-abu yang banyak dipelihara orang karena keindahan suaranya. Dalam tradisi Indonesia, terutama Jawa, burung ini sangat dikenal dan digemari, bahkan agak lebih "dimuliakan" dibandingkan dengan burung peliharaan lainnya. Perkutut masih berkerabat dekat dengan tekukur, puter, dan merpati.

(12).  Tekukur
 

Tekukur Biasa adalah burung dengan tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya coklat kemerahjambuan. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas pada leher.Iris jingga, paruh hitam, kaki merah.Hidup dekat dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan yang mempunyai paruh, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.

(13).  Puter 


Burung puter (Streptopelia risoria) atau Ringneck Dove, atau Barbary Dove.  Dipercaya burung puter telah didomestikasi oleh manusia selama kurang lebih 2000-3000 thn. Menurut para ahli burung ini hasil domestikasi burung African Collared Dove (Streptopelia roseogrisea ), awalnya untuk keperluan upacara keagamaan dan pertunjukan sulap, terutama yg bewarna putih. Dalam kesehariannya jinak dan mudah akrab dengan manusia karena rentang domestikasi yang sudah ribuan tahun
Burung ini mudah dipelihara, cocok bagi penggemar burung pemula, mudah didapat di semua pasar2 dengan harga yang tergolong murah.
Makanan berupa biji2an seperti jagung, jewawut, milet, kacang ijo dst sama seperti burung pemakan biji2an lainya.
Warna yg banyak dikenal yaitu burung puter putih mulus (white color) dan puter coklat muda (blond color).
Kemudian tahun 1950an didatangkan African Collared Dove dan disilangkan dengan burung puter (ringneck dove), hasilnya dari persilangan ini menghasilkan burung puter berwarna coklat yg lebih gelap/coklat tua, yg kemudian diberi nama wild color.

(14).  Cerukcuk
Merbah cerukcuk adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cerukcuk atau jogjog, orang Jawa menyebut terucuk atau cerocokan, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris disebut Yellow-vented Bulbul.Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.
 

Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu gelap, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih kusam. Mahkota kehitaman, alis dan sekitar mata putih, dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi lambung dengan coretan-coretan coklat, dan penutup pantat berwarna kuning.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu

(15).  Cendet/Pentet
Burung Cendet / Burung Pentet merupakan salah satu burung predator yang memiliki suara variasi isian yang sangat baik. Banyak Kicaumania yang menganggap perawatan burung jenis ini susah. Sebenarnya, merawat burung ini sama mudahnya dengan merawat burung berkicau jenis lain. Burung Cendet adalah burung cerdas dari keluarga Turdidae.


Cendet termasuk burung favorit untuk para penghobi yang senang dengan burung yang bisa menirukan berbagai suara burung lain. Dulu sekitar awal 1990-an, seperti ditulis Anang Dewanto dan Maloedyyn Sitanggang di Merawat & Melatih Burung Kicauan, cendet merupakan burung yang belum banyak diminati. Bahkan harganya tidak lebih dari harga burung kutilang. Namun, dalam perkembangannya, orang mengetahui bahwa selain memiliki bentuk fisik yang indah, ternyata burung ini mempunyai suara yang menarik dan dapat memaster suara burung lainnya. Karena itu, berbondong-bondonglah orang berusaha mendapatkan burung ini dan mencari kualitas yang terbaik.
Tipe suara Cendet yang ngerol, cenderung mendominasi suara ocehan burung lainnya jika kita gantang di dalam rumah bersama-sama. Dibanding burung lain, Cendet yang bisa memiliki lagu variatif (tergantung pola pemasterannya) ini, memiliki warna suara yang merdu. Meski bisa sangat keras, tetapi tidak memekakkan telinga. Beda dengan warna suara burung-burung kicauan lainnya.

(16).  Ketilang
Burung kutilang merupakan burung berkicau yang mampu menirukan suara suara burung lain, suaranya merdu dan nyaring.


Ciri-ciri fisiknya adalah memiliki ukuran yang sedang dengan ukuran sekitar 20 cm (dari paruh hingga ujung ekor), pada bagian punggung dan ekor berwarna cokelat kelabu, pada bagian tenggorokan, leher, dada dan perut berwarna putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam, sedangkan bagian tungging berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga, Iris mata berwarna merah, paruh dan kaki berwarna hitam.
Habitatnya di tempat-tempat terbuka, seperti tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder.  Namun tidak jarang ditemukan hidup secara liar di taman dan halaman rumah di perkotaan.
Karakternya adalah biasa hidup berkelompok, baik saat mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah (familia Pycnonotidae) yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain.
Burung ini bersarang sepanjang tahun kecuali November, dengan puncaknya April-September.  Sarang berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus, biasanya bertelur 2-3 butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu-abu.

Catatan akhir : 
Apabila memelihara burung maka perlakukanlah dengan penuh kasih sayang.

Semoga Bermanfaat
 
Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : indonesia.travel, kaskus.co.id; barrel22.blogspot.com/2013/02; burungkicaunusantara.blogspot.com/2013/09,  Kompas (9/9/1993 &17/10/2013).

Bacaan terkait :
Perlukah memelihara binatang dan apa resikonya? 

2 komentar:

  1. so if you've been trained since childhood, but if not trained, so yes,, eradicated the pest birds finches,,

    BalasHapus