oleh Isamas54
Kegemaran memelihara binatang peliharaan cenderung meningkat dikarenakan hal tersebut dapat mengobati tekanan, rutinitas dan beratnya beban pekerjaan. Memang banyak manfaatnya tetapi permasalahannya pun tidak sedikit, untuk hal tersebut perlu diketahui mengenai maksud dan tujuan pemeliharaan, permasalahan dan risiko yang memungkinkan serta solusi pemecahannya. Penyakit malas atau senang pelihara awalnya saja bisa menyebabkan hewan penyakitan atau bahkan mati. Banyak manfaat bagi anak-anak yang memelihara hewan peliharaan serta ada hewan yang paling mudah untuk dipelihara.
Hewan Peliharaan
Masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Makassar banyak yang gemar memelihara binatang, kegemaran tersebut cenderung meningkat dikarenakan tekanan, rutinitas dan beratnya beban pekerjaan. Memang banyak manfaatnya, tetapi sayangnya banyak binatang peliharaan bisa menyebarkan penyakit kepada manusia.
Jenis hewan yang dijadikan piaraan pun semakin banyak, dari mulai dari yang sangat umum seperti anjing, kucing, dan ikan, sampe hewan eksotis seperti ular dan kadal. Berdasarkan informasi penjual binatang peliharaan bahwa kebanyakan pelajar memilih kucing sebagai piarannya dikarenakan lebih gampang diurusnya, sifat-sifatnya mudah diketahui, apalagi kalau dipelihara sejak kecil pasti nurut sama majikannya. Ada Juga yang memilih anjing sebagai hewan piaraan, walaupun perawatannya relatif lebih repot dibandingkan kucing, tetapi anjing lebih gampang dilatih. Selain itu banyak juga orang memilih hewan reptil seperti ular dikarenakan mengurusnya sangat mudah cukup diberi makan sekali seminggu, paling hanya perlu diperhatikan kelembaban udaranya biar enggak terserang penyakit.
Beberapa orang sangat suka dengan binatang peliharaan, dikarenakan lucu, menggemaskan, dan dapat menghilangkan perasaan kesepian. tetapi di sisi lain ada yang menganggap binatang peliharaan sebagai sesuatu yang jorok dan dapat menjadi sumber penularan penyakit.
Adapun tujuan memelihara hewan peliharaan – di luar untuk tujuan daging atau hewan potong - secara umum (dewasa maupun anak-anak) yaitu untuk mendengar bunyi yang bagus (burung, ayam pelung), enak dilihat (burung, ular, ikan, rusa), kesayangan (kucing, anjing, hamster, kelinci, marmut), balapan (kuda, sapi di madura, anjing), penjaga (anjing, angsa), diadu (ayam, domba), berburu (kuda, anjing), transportasi (kuda, gajah, anjing di kutub), perang dan kepolisian (anjing, kuda), wibawa dan nyali/picu adrenalin (harimau, buaya, ular python), juga untuk atraksi (hewan sirkus, monyet, kuda ronggeng), dlsb,
Untuk meningkatkan kegemaran dalam pemeliharaan hewan maka bagi yang mempunyai hobi atau kesenangan pada salah satu macam hewan terkadang dibentuk perkumpulan, berbagai lomba (kicau, balapan , atau diadu). Nakh untuk yang diadu ini terkadang mengarah ke hal yang kurang bagus seperti kurang berperi-kebinatangan atau mengarah pada judi.
Walaupun hewan apapun yang dipilih untuk dipelihara pada prinsipnya harus benar-benar dengan niat ngurus karena kalau tidak terurus bisa mati. Pastikan kasih makan yang cukup, jaga kebersihan, dan kesehatannya, kalo perlu melatih hewan piaraannya agar nurut antara lain dengan menyekolahkannya (emang manusia saja yang sekolah).
Dengan memberikan perawatan dan perhatian yang baik, hewan akan terhindar dari stres dan akan senang menjalani kehidupan bersama majikannya.
Untuk beberapa jenis hewan, perawatan bisa jadi sangat menguras waktu, tenaga, dan biaya sehingga bagi sebagian orang hal ini dianggap suatu pemborosan, tetapi apabila dikaitkan dengan hobby seseorang maka lain lagi halnya. Memang ngurus hewan piaraan yang bagus bakalan repot perawatan, bakal banyak biaya. Tetapi kalo hewannya udah terawat dengan baik maka tentunya kita bisa menikmati hal-hal menyenangkan antara lain teman bermain misalnya jogging bersama anjingn, naik mobil meluk kucing yang berbulu halus, untuk menghilangkan stres mendengarkan kicauan burung atau melihat ikan liuk-liuk di dalam akuarium.
Memelihara hewan piaraan, praktis punya efek psikologis negatif yang relatif kecil (di luar efek samping finansial dan kesehatan), memang kalo ketergantungan sama hewan tersebut sangat tinggi mungkin bisa mempengaruhi jiwa karena sedih (umumnya hanya sementara) misalnya mati, sakit dlsb.
Dalam memelihara hewan juga kita perlu sedikit mengenai ilmu psikologi hewan yaitu melalui beberapa ekspresi hewan tertentu yang bisa ditangkap oleh manusia, misalnya anjing menunjukkan perasaan senang biasanya bersikap aktif, mengibas-ngibas ekor, dan loncat-loncat, tetapi kalau sedih, biasanya berekspresi dan mengeluarkan suara seperti orang yang mau nangis, akan merasa tertekan kalo kebiasaan atau lingkungannya berubah, begitu pula hewan yang “dekat” dengan pemiliknya tingkat stressnya lebih tinggi apabila dia kehilangan kebiasaan yang sering dilakukan bersama majikannya.
Catatan :
“Ini sekedar mengingatkan saja bahwa binatang juga “mungkin” perasaannya sama dengan manusia yaitu perlu makan (Ok, tak masalah), hiburan atau main-main (Ok, sebagian), komunikasi antar sesama (Ok, sebagian), berkembang biak/sex (hanya sebagian).
Mungkin pada waktu lomba pun dia berbunyi pun sebagai penyaluran atas kesendiriannnya. Coba kita perhatikan burung dalam sangkar kemudian di luar lewat burung lain yang terbang bebas, gimana … ghitu.
Hal ini bukan untuk menghimbau melepas hewan ke alam liar atau membuat cerita ini agak haru, cuma sekedar bahan penghayatan terutama yang dalam sangkar sendirian, kan menurut syair lagu yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari (BCL) pun potongan syairnya “ … aku tak mau sendiri ….”
Tetapi untung yang dinamakan hewan itu komunikasi dan pengetahuannya tidak seperti manusia (bisa dengar radio, punya HP, nonton TV, internetan, lihat film, tahu Mall, dlsb-dlsb) sehingga dengan cukup makan, sehat dan disayang majikan pun kebahagiaan baginya mungkin sudah melebihi dari hewan yang hidup bebas karena harus mencari makan dari hari ke hari -orang pun mungkin ada yang senang dipenjara daripada sulit cari makan di luar-.
Melepas hewan peliharaan pun tidak bisa sembarangan karena dia perlu penyesuaian dengan alam lingkungan yang baru dari mulai cari makan, tempat tidur, kebisingan dlsb sehingga kalau burung lepas -apalagi di kota- dia bingung sehingga terkadang tertangkap kembali oleh orang lain.
Tks”.
Kita lanjutkan ……..
Dampak Positif Memelihara Binatang Bagi Anak
Dengan memiliki binatang peliharaan di rumah, berarti Anda mengajak anak untuk mengenal lingkungan kehidupan binatang ke dalam kehidupannya sehari-hari, seperti praktek pelajaran Biologi sehari-hari.
Mengacu pada sumber Children’s Hospital of Philadelphia (uraian ditambahkan dari sumber lain), maka manfaat hewan peliharaan terhadap kehidupan anak adalah :
1. Membantu membangun self esteem dan rasa percaya diri anak.
2. Memperkaya perkembangan emosional anak melalui perilaku hewan
seperti reproduksi, kelahiran, penyakit, kecelakaan, kematian, dan
rasa sedih. Dengan adanya binatang peliharaan, orangtua dapat lebih
mudah menjelaskan kepada anak mengenai ha-hal tersebut.
3. Memberi koneksi dengan alam dan mengajarkan respek, empati,
dan kesabaran terhadap makhluk hidup.
4. Memberikan cinta, kesetiaan, perhatian dan kesenangan tanpa
syarat antara lain dengan memperhatikan perilaku dan
kebiasaan atau waktu memberikan sentuhan yang nyaman,
cinta, kesetiaan, dan kelembutan. Melakukan aktivitas fisik
bersama seperti berlari-lari (anjing dan kelinci) dan memanjat
pohon (kucing).
5. Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab terhadap apa
yang dia miliki. Binatang peliharaan adalah makhluk hidup
yang perlu makan dan perlu perhatian. Dengan memiliki
binatang peliharaan anak dapat belajar untuk disiplin dalam
member makan, memandikan maupun mengajak binatang
peliharaannya berjalan-jalan.
6. Memberikan teman bermain disaat hatinya sedang gundah.
Melatih anak untuk selalu mengasihi dan menyayangi sesame,
serta membimbing anak untuk mengenal alam dan menghargai
kehidupan lain.
Sebagai uraian tambahan dari hal-hal tersebut yaitu
• Bermanfaat membantu interaksi anak. Interaksi ini merupakan salah satu factor dari tiga faktor yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak (ketiganya yaitu : gizi, genetic dan interaksi), yaitu dengan mempunyai binatang peliharaan dapat membantu anak untuk belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (sesuai topik), tapi perlu diingat bahwa kehadiran binatang peliharaan tersebut tidak akan mampu menggantikan stimulasi peran dari orang tua.
• Melatih empati. Seperti kita ketahui bahwa hewan adalah makhluk hidup yang juga punya perasaan (bisa merasakan sakit dan senang) sehingga hal ini dapat mengajarkan mengenai mana perbuatan yang menyenangkan orang lain dan mana yang dapat menyakiti hati orang lain. Hal ini tentu sangat berguna dalam mempersiapkan anak untuk pergaulan di sekolah maupun di masyarakat.
• Bermain dengan binatang peliharaan tentu saja lebih membuat anak bergerak dibanding diam di depan tv atau main video game di playstation atau komputer. Bahkah sudah ada penelitian bahwa anak yang mempunyai hewan peliharaan lebih rendah kejadian obesitasnya.
• Penelitian memperlihatkan, anak usia 5 tahun yang memelihara ikan mas di rumah akan lebih baik dan peka dalam arti kehidupan lain misalnya bagaimana kodok makan dan tumbuh besar, bila dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak memiliki pengalaman langsung.
• Dapat dijadikan indicator/sinyal bagi seorang anak, karena ada balita yang punya kecenderungan abusive (penyiksa), sehingga bila Anda melihat anak Anda terus menerus menyiksa binatang peliharaanya, ini pertanda ada masalah pada emosi balita. Sebaiknya Anda membawanya ke psikolog perkembangan untuk mendapat evaluasi yang memadai.
Dengan berbagai pertimbangan maka sikap orangtua anak pun terbagi menjadi dua opini yaitu ketika sang anak meminta binatang peliharaan maka beberapa diantaranya ada yang menyambut baik, namun tak jarang ada pula yang menolak mentah- mentah.
Catatan :
• Dengan uraian tersebut di atas dimana orang tua sibuk sana-sini dan anak senang pada suatu binatang peliharaan, bukan berarti bahwa untuk menghindari si anak kurang terurus atau kurang perhatian orang tua maka cukup dibelikan anjing, kucing, kelinci, atau kodok dlsb.
• Dalam memelihara binatang itu “penyakit malas” atau senang pertamanya saja merupakan gejala yang sangat umum sehingga banyak binatang yang terlantar sehingga tidak sehat bahkan wafat.
• Salah satu yang paling rumit dalam memelihara binatang adalah mengenai kotorannya, disamping kotor juga bau dan merupakan sumber penyakit sehingga untuk hal ini perlu ekstra membersihkannya. Cara mengatasinya antara lain dengan mengajarkan cara buang kotoran ke hewan atau punya pembantu/yang menggantikan untuk membersihkannya.
• Pelihara hewan “yang paling tidak punya risiko dengan kotoran” adalah pelihara ikan dalam kolam dengan air mengalir alami atau mesin, cukup dengan filter/saringan, ukuran kolam dari mulai kecil sampai besar, kasih makan, obat seperlunya atau bersihkan sekali-kali …. tetapi yang jelas untuk melihara hewan ini ... “tidak perlu” … dimandi-in.
Tks."
Disusun dari berbagai sumber bacaan
Dilanjutkan ke Bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar