Dikemas oleh :
Isamas54
Lalat merupakan
binatang kotor dan menjijikan, namun salah satu jenisnya adalah bersahabat bagi
manusia dan lingkungannya. Berikut hasil penelitian yang telah dicoba
penerapannya.
Setelah tidak
menjabat lagi di salah satu deputi di Kementerian BUMN, Agus Pakpahan, alumnus
IPB dan doktor lulusan Michigan State University-AS, guru besar riset ekonomi
pertanian, dia memiliki lebih banyak waktu untuk meneliti lalat. Kini makhluk yang dikenal hidup di tempat
kotor itu tekah menjadi “teman” setianya. Dia malahan telah menemukan bahan
pakan ternak berprotein tinggi dari prepuva lalat atau yang biasa disebut maggot.
Setiap tamu yang
masuk kerumahnya di kawasan Jalan Bangka II, Mampang, Jakarta Selatan, harus melalui
lorong sejauh sekitar 30 meter. Di ujung lorong, setiap tamu akan disuguhi
sebuah “laboratorium” lalat. Di tempat berselubung jaring itu Agus Pakpahan
meneliti binatang yang bagi sebagian orang menjijikan itu. Namun jenis lalat ini sangat berbeda dengan
lalat yang biasa kotor dan menjijikkan.
Historis
“Pertemuan” dirinya
dengan lalat berawal sekitar tiga tahun lalu, dimana suatu saat dia membaca
sebuah laporan bahwa IQ rata-rata orang Indonesia 80. Padahal, negara lain
rata-rata 150. Ternyata, yang menyebabkan IQ rata-rata orang Indonesia relatif
rendah adalah karena kekurangan protein.
Dalam laporan itu disebutkan, sel-sel otak sulit berkembang karena
kekurangan protein. Disebutkan pula, ibu hamil yang kekurangan yodium akan menyebabkan
anaknya kelak kuntet dan daya tahan tubuhnya rendah. Ibu hamil harus
mengonsumsi yodium 200 mg. Padahal, sebutir telur hanya mengandum 15 mg yodium.
“Lalu saya berpikir, harus ada pakan ayam dan ikan yang tinggi yodium. Mengapa
ayam dan ikan? Karena ayam dan ikan sumber protein yang relatif murah,”
katanya.
Kebetulan, setelah
tak lagi menjadi deputi Menteri BUMN, Agus beternak bebek di Bogor. Saat itulah
dia menambahkan yodium dalam pakan bebeknya. “Indonesia tidak akan maju kalau
tidak punya pabrik pakan ternak yang murah dan tinggi protein,” katanya
Tepung ikan sebagai
salah satu bahan baku pakan ternak, menurut Agus, masih harus diimpor oleh
Indonesia dengan harga mahal. Volume impor tepung ikan Indonesia bisa mencapai
95% dari kebutuhan.
Padahal, Indonesia
yang beriklim tropika memiliki karakter panas, lembab, dan basah. Dalam keadaan
ini proses yang dominan adalah pembusukan, serta yang paling diuntungkan dalam
pembusukan adalah lalat.
Selain itu di
sebuah literatur, Agus menemukan fakta bahwa lalat merupakan sumber protein
untuk pakan ternak.
Dalam proses
dekomposer, yang menjadi unsur penghancur adalah bakteri, tetapi proses
pembusukannya lama karena memakan waktu enam bulan. Di satu sisi, ada satu
makhluk yang makan barang-barang busuk, yakni lalat. Lalat selama ini dianggap
sebagai hewan menjijikkan dan penebar penyakit. Yang bikin susah, lalat sendiri
bisa terbang antara 12-30 km jauhnya.
“Dari sini saya
menemukan benang merah antara kebutuhan bahan pakan murah berprotein tinggi
serta potensi yang dimiliki Indonesia yang beriklim tropis,” terang Agus.
Dalam buku Stephen
A Marshal Flies, disebutkan bahwa di dunia ini terdpat 400-800 spesies
lalat. “Lantas, lalat apa yang aman dan sehat untuk pakan ternak? Ternyata,
lalat tropis dengan nama latin Hermetia illucens, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan black soldier flies. Lalat tentara hitam, keren
namanya, lalat jenis ini tidak mengandung penyakit dan tidak menjadi vektor
(perantara, Red) penyakit,” paparnya.
Menyangkut permasalah sampah, Agus menjelaskan bahwa 1 kg sisa makanan akan menjadi tempat hidup bagi 100 ribu ekor lalat. Jika 1 kg rumah tangga membuang sampah dan sisa makanan 2,5 kg, maka ada 250 ribu ekor lalat. Jika separo dari lalat itu betina, maka seekor betina bisa bertelur 500. Sehingga, dalam satu life circle selama satu bulan, 2,5 kg sampah menghasilkan 62,5 juta telur lalat. Nah, yang menjadi sumber protein dari lalat adalah di fase larva dan prepuva. Sumber protein di fase tersebut bisa mencapai 45%.
Menyangkut permasalah sampah, Agus menjelaskan bahwa 1 kg sisa makanan akan menjadi tempat hidup bagi 100 ribu ekor lalat. Jika 1 kg rumah tangga membuang sampah dan sisa makanan 2,5 kg, maka ada 250 ribu ekor lalat. Jika separo dari lalat itu betina, maka seekor betina bisa bertelur 500. Sehingga, dalam satu life circle selama satu bulan, 2,5 kg sampah menghasilkan 62,5 juta telur lalat. Nah, yang menjadi sumber protein dari lalat adalah di fase larva dan prepuva. Sumber protein di fase tersebut bisa mencapai 45%.
Permasalahan
sampah
Volume sampah rumah
tangga dan restoran selama ini cukup tinggi. Di negara berkembang seperti
Indonesia ini, produksi sampah sebanyak 70-80% merupakan sampah organik.
Selama ini yang banyak ditangani adalah daur ulang sampah anorganik. Sedangkan sampah organik banyak yang tidak tertangani. Hanya sebagian yang diolah menjadi kompos.
Selama ini yang banyak ditangani adalah daur ulang sampah anorganik. Sedangkan sampah organik banyak yang tidak tertangani. Hanya sebagian yang diolah menjadi kompos.
Di rumah tangga,
ada dua macam sampah organic, yakni yang berbentuk padat dan cair. Sedangkan permasalahannya, yaitu di Indonesia
sebagai negara kepulauan hanya memiliki daratan dengan luasan hanya sepertiga
dari lautan. Sehingga, jika tidak pandai mengelola sampah, maka persoalan
sampah ini menjadi masalah yang sangat serius. Di satu sisi sampah diproduksi
terus setiap hari sedangkan tempat pembuangan nya yang menjadikan persoalan.
Solusi
penghancur sampah
Menurut Agus, black
soldier flies memiliki banyak keunggulan untuk dikembangkan sebagai bahan
pakan ternak, antara lain dikenal tahan banting, makan banyak, larva dan
prepuva kaya kandungan yang dibutuhkan (protein 45%, lemak 35%, dan asam amino
lengkap), mengandung zat chitin yang baik untuk pupuk, kemampuan berkembang
biak cepat, dan hidup di iklim tropis.
Untuk
mengembangbiakkan lalat black soldier flies atau yang juga biasa sebut
maggot sebenarnya relatif mudah. Di sebuah lahan yang tidak terlalu
luas, disiapkan ruang berjaring untuk mencegah lalat tak berkeliaran. Lalu, perlu disediakan kotak sampah dari
rangka kayu yang diberi saringan, dari tempat itu nanti akan muncul belatung.
Selanjutnya, di bagian atasnya diberi potongan-potongan kardus sebagai tempat
lalat bertelur, dimana telur yang ada di rongga-rongga kardus itu nantinya akan
jatuh dan ditampung sampai menjadi larva.
Larva yang menjadi
puva atau prepuva itulah yang mengandung protein, lemak, dan asam amino lengkap.
Puva atau prepuva
itulah yang diolah menjadi pengganti tepung ikan. “Ini tidak bau,” kata Agus,
yang tidak terlihat jijik sedikit pun menciduk puva dan prepuva dari sebuah
boks gabus.
Karena itu, Agus
sudah membuat hitungan, per meter persegi lahan sebenarnya bisa mengolah sampah
seberat 1 kuintal per 20 hari menggunakan teknik biokonversi. Untuk membuat
tempat pengembangan maggot hanya membutuhkan beberapa ratus ribu
rupiah. “Biayanya bisa patungan per dasawisma satu lokasi, Insya Allah
masalah sampah akan selesai,” sebutnya.
Dengan
mengembangkan teknik semacam ini, Agus berharap persoalan sampah yang menjadi
masalah pelik, terutama di kota-kota besar, bisa teratasi.
Penelitian
Berkat keuletannya meneliti maggot itu, kini ada dua perusahaan perkebunan yang menjalin kerja sama dengan Agus untuk mengembangkan. Bagaimanapun, perusahaan perkebunan juga menghasilkan sampah organik dalam jumlah besar. “Bila tidak dikelola bisa jadi masalah baru,” katanya.
Berkat keuletannya meneliti maggot itu, kini ada dua perusahaan perkebunan yang menjalin kerja sama dengan Agus untuk mengembangkan. Bagaimanapun, perusahaan perkebunan juga menghasilkan sampah organik dalam jumlah besar. “Bila tidak dikelola bisa jadi masalah baru,” katanya.
HM Arum Sabil,
seorang petani sekaligus peternak besar dari Jember, Jatim, termasuk salah
seorang yang tertarik dengan pengembangan maggot ini. Melalui bendera
Arum Sabil Farm, Arum memiliki ratusan ribu ekor ayam petelur dan ratusan ekor
sapi pedaging, berkepentingan dengan maggot. “Setiap hari ayam dan
sapi menghasilkan kotoran organik. Yang kalau tidak dikelola dengan baik
menjadi masalah lingkungan,” katanya.
Dengan
mengembangkan maggot, Arum yang juga dikenal sebagai petani tebu ini
mengatakan dua persoalan di peternakannya teratasi. Yakni, limbah organik dan
ketersediaan bahan pakan berprotein tinggi.
“Jika maggot
bisa dikembangkan secara masal, maka limbah ternak akan teratasi karena tidak
mencemari lingkungan. Ternak sendiri mendapat bahan pakan murah yang berprotein
tinggi. Ini bagus sekali,” tuturnya.
Agus dan Arum
sendiri sudah lama bersahabat karib. Karena itu, saat Arum tertarik untuk
mengembangkan maggot di peternakannya di Jember, Agus menyatakan siap
membantu.
“Semoga maggot
bisa menjadi solusi bagi persoalan limbah dan sampah organik,” harap Agus.
”Hermetia illucens”
Hermetia illucens
merupakan jenis serangga keluarga lalat yang jauh beda dengan lalat sampah (Musca
domestika) pada umumnya dengan sifat yang tak dimiliki lalat lain.
Secara fisik, lalat
hitam ini bertubuh lebih panjang dan ramping dibandingkan lalat umumnya.
Tubuhnya mengilap, geraknya lambat. Jika dikembangbiakkan khusus dan jumlahnya
mendominasi, lalat lain, seperti lalat hijau dan lalat sampah, akan menyingkir.
Masa dewasanya
kurang dari delapan hari, yang ditujukan mencari pasangan dan bertelur. Tahap
nonmakan lalat dewasa bersayap tanpa bagian mulut itulah alasan utama mengapa
lalat-lalat itu tak dikaitkan dengan penularan penyakit kepada manusia.
Bahkan, larva atau maggot
Hermetia illucens dapat membunuh dan menekan populasi bakteri jahat,
misalnya salmonella dan coli, serta mampu mengolah limbah
organik sangat cepat.
Perkembang biakan
Hermetia illucens
relatif mudah dikembangbiakkan, tidak perlu perlakuan khusus. Dalam siklus
hidupnya, lalat ini bisa bermigrasi secara mandiri saat bermetamorfosis dari
fase maggot ke prepupa.
Siklus hidupnya
relatif singkat, sekitar 40 hari. Fase metamorfosis terdiri atas fase telur
selama 3 hari, maggot 18 hari, prepupa 14 hari, pupa 3 hari, dan lalat
dewasa 3 hari. Lalat itu mati setelah kawin.
Hermetia illucens betina bisa menghasilkan 300-1.000 telur. Lalat jenis ini menyembunyikan telur di tempat aman, seperti di sela-sela kardus atau tumbuhan segar dan hidup.
Banyaknya telur membuat khawatir terjadi ledakan populasi. "Overpopulasi sangat sulit karena predatornya sangat banyak. Kandungan protein Hermetia illucens membuat burung, kadal, cecak, laba-laba, dan tupai gemar menyantap," kata Agus, yang sudah meneliti biokonversi sampah sejak tahun 2010.
Hermetia illucens betina bisa menghasilkan 300-1.000 telur. Lalat jenis ini menyembunyikan telur di tempat aman, seperti di sela-sela kardus atau tumbuhan segar dan hidup.
Banyaknya telur membuat khawatir terjadi ledakan populasi. "Overpopulasi sangat sulit karena predatornya sangat banyak. Kandungan protein Hermetia illucens membuat burung, kadal, cecak, laba-laba, dan tupai gemar menyantap," kata Agus, yang sudah meneliti biokonversi sampah sejak tahun 2010.
SELINGAN : Lalat
Masuk Ke Dalam Minuman
Ini mengenai jenis lalat yang biasa hidup di tempat kotor .....
Rasulullah SAW pun pernah
mengatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan sains dan medis. Salah satunya
hadits tentang lalat yang masuk ke dalam minuman. Apabila ada seekor lalat yang
masuk ke dalam minuman, beliau menganjurkan untuk menyelupkan lalat itu seluruhnya ke
dalam minuman, lalu setelah itu lalatnya dibuang. dan kita bisa melanjutkan
menikmati minuman itu. Sebab keadannya kembali bersih dari kuman penyakiti.
Ini hadits tentang lalat
Nabi Bersabda,
“Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka
celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu
sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya. (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan
Ahmad)
Studi
yang telah dilakukan
oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya
berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa
mikrobiota yang dapat bermanfaat. Mikrobiota di dalam tubuh lalat ini berupa
sel berbentuk longitudinal yang hidup sebagai parasit di daerah abdomen (perut)
mereka. Untuk melengkapi siklus hidup mereka, sel ini berpindah ke
tubulus-tubulus respiratori dari lalat. Jika lalat dicelupkan ke dalam cairan,
maka sel-sel tadi akan keluar dari tubulus ke cairan tersebut. Mikrobiota ini adalah suatu bakteriofag yang
tak lain adalah virus yang menyerang virus lain serta bakteri. Virus ini dapat
dibiakkan untuk menyerang organisme lain.
Dokter
Mahmud Kamal dan dr. Muhammad Abdul Mun’in Husain, juga ikut menguatkan topik
di atas dengan mengatakan bahwa kajian mengenai masalah ini sudah dilakukan
sejak tahun 1871 oleh seorang guru besar di Universitas Hal, Jerman, yaitu
Brifeld. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa ahli dari beberapa negara, seperti
Erneysten dan Cook dari Inggris, yang mengadakan penyelidikan sekitar tahun
1947 sampai 1950.
Menurutnya, dengan
dicelupkannya lalat ke makanan, berarti akan menimbulkan tekanan pada sel-sel
yang memang sudah ada dalam tubuh lalat. Semakin bertambah kenyal dan akhirnya
sel-sel ini pecah. Beberapa enzim yang keluar menyerang kuman penyakit dan
memusnahkannya. Dengan begitu akhirnya makanan menjadi bersih, bebas dari kuman
penyakit.
Jadi, jika lalat terjebak atau
jatuh ke dalam minuman kita. Jangan ragu untuk mencelupkan seluruh tubuhnya.
Sebab kebersihan minuman tersebut akan tetap terjaga. Hadits dan sains telah
membuktikannya. Persoalannya,
apakah Anda berani
melakukannya?
(sumber : kesehatan.kompasiana.com
2012/06/08)
Kita lanjutkan
………………..
Ramah
lingkungan
(a). Pengurai sampah.
Sampah saat ini
merupakan ancaman bagi masyarakat. Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan
lingkungan, namun juga membutuhkan lahan yang luas. Serangga asli kawasan Amerika Utara itu
diklaim sanggup mengurangi 80% sampah rumah tangga dan 10% limbah pengolahan tebu. Sampah sisa penguraian
bisa dijadikan pupuk organik.
Kemampuan Hermetia
illucens mengurai sampah tak perlu diragukan lagi. Setiap ekornya
rata-rata menghasilkan 500 maggot dalam satu siklus hidupnya. Apabila ada 20
ekor, nantinya akan ada 10.000 maggot.
Dalam satu hari, 10.000 maggot mampu mengurai 1 kilogram sampah rumah tangga (sisa makanan) dalam 24 jam dan menyisakan 200 gram sampah terurai yang biasa disebut bekas maggot (kasgot). Kasgot dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Sementara itu maggot yang baru saja menyelesaikan tugas mengurai sampah, dalam tiga hari akan bermetamorfosis menjadi prepupa (fase puasa). Prepupa memiliki kandungan protein hingga 45%, lemak 35%.
Dalam satu hari, 10.000 maggot mampu mengurai 1 kilogram sampah rumah tangga (sisa makanan) dalam 24 jam dan menyisakan 200 gram sampah terurai yang biasa disebut bekas maggot (kasgot). Kasgot dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Sementara itu maggot yang baru saja menyelesaikan tugas mengurai sampah, dalam tiga hari akan bermetamorfosis menjadi prepupa (fase puasa). Prepupa memiliki kandungan protein hingga 45%, lemak 35%.
(b). Sumber pakan.
Dengan kandungan
protein tinggi, prepupa dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas dan
ikan. Selain itu Maggot juga
mengandung protein dan lemak tinggi sehingga baik digunakan sebagai pakan
unggas atau ikan. Sisa kotoran maggot juga bisa dijadikan pupuk organik, padat
atau cair.
(c). Menyuburkan tanah
Tak hanya mengurai
sampah dan sumber protein bagi ternak, biokonversi sampah menggunakan lalat
hitam itu juga mampu menyuburkan tanah.
Untuk hal ini perusahaan gula PT Gunung Madu Plantations membuktikannya.
Pengolah
sampah perkebunan
PT Gunung Madu Plantation (GMP)
Lampung menjadi tuan rumah uji coba mengolahan sampah sisa perkebunan dengan
menggunakan tentara lalat hitam (Hermetia illucens) atau lebih dikenal biokonversi black
soldier fly (BSF).
Ribuan lalat
memenuhi ruangan berbentuk rumah berukuran 7 meter x 7 meter setinggi 3 meter.
Di depannya tertulis rearing house. Sebagian lalat hinggap di
jaring-jaring sebagai dinding, sebagian lagi menghinggapi dedaunan pisang di
ruangan itu. Itulah pasukan khusus lalat hitam pengurai sampah organik.
Sejumlah spons
basah diletakkan di sudut lantai ruangan. Jaringan pipa air dan ujung
penyemprotnya terpasang di atap. Semua itu untuk menjaga ruangan tetap lembab
sehingga lalat nyaman tinggal.
Tepat di samping
kanan rearing house atau rumah pembesaran itu berdiri bangunan berbentuk rumah
ditutupi jaring-jaring lebih gelap yang biasa disebut reactor house. Tak banyak
lalat di ruangan itu. Namun, ribuan bahkan jutaan larva (belatung/maggot)
sangat mudah dijumpai di tumpukan sampah.
Reactor house
adalah tempat larva menikmati santapan sampah kegemarannya. Kendati berada di
sekitar ruang banyak sampah dan larva, tak perlu menutup hidung karena hampir
tak berbau.
Binatang yang
sering dipandang menjijikkan itu sengaja didatangkan dan dikembangbiakkan Guru
Besar Riset Ekonomi Pertanian Agus Pakpahan (58) dan Perusahaan Gula PT Gunung Madu
Plantations. Lalat dan larva itu mendapat tugas khusus mengurai sampah di area
perkebunan dan rumah tinggal milik perusahaan gula tertua di Lampung itu.
SELINGAN
TIP : Cara Ampuh
Mengusir Lalat Bandel
Lalat kotor sangat berbahaya bagi manusia karena ia bisa
bertelur di makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Lalat juga membawa
bakteri dari satu tempat kotor ke tempat lain sehingga bisa menyebarkan
penyakit. Berikut trik mengusir
keberadaan lalat seperti dari mediaindonesia.com (2012/06/18).
(a).
Menggunakan semprotan insektisida (obat spray pengusir serangga) memang bisa
menjadi pilihan. Namun penggunaannya yang terlalu sering justru akan
membahayakan pernapasan manusia. Untuk itu jika Anda mengandalkan alat yang
satu ini, bijaklah terhadap penggunaannya. Jauhkan dari makanan dan anak kecil
jika Anda hendak menyemprotkan pengusir serangga.
(b). Pastikan Anda menutup rapat makanan yang hendak akan Anda hidangkan. Memiliki wadah kedap udara bisa menjadi pilihan untuk menyimpan berbagai makanan.
(c). Jangan malas untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang berceceran di lantai. Meski terlihat sepele, remah-remah makanan yang ditinggalkan justru akan mengundang kehadiran kawanan lalat.
(d). Saat memasak ikan maupun daging, dapat di pastikan akan mengundang lalat untuk seketika hinggap. Untuk itu, jangan lupa untuk membersihkan peralatan dapur, berikut membersihkan tempat mencuci bahan makanan.
(e). Untuk cara yang alami, Anda juga bisa menaruh beberapa tangkai lavender di sekitar area yang biasanya disambangi lalat. Aroma khas yang ditawarkan bunga yang satu ini seketika membuat lalat menjauh.
(f). Terakhir, pastikan juga untuk membersihkan rumah, khususnya lantai sesering mungkin.
(b). Pastikan Anda menutup rapat makanan yang hendak akan Anda hidangkan. Memiliki wadah kedap udara bisa menjadi pilihan untuk menyimpan berbagai makanan.
(c). Jangan malas untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang berceceran di lantai. Meski terlihat sepele, remah-remah makanan yang ditinggalkan justru akan mengundang kehadiran kawanan lalat.
(d). Saat memasak ikan maupun daging, dapat di pastikan akan mengundang lalat untuk seketika hinggap. Untuk itu, jangan lupa untuk membersihkan peralatan dapur, berikut membersihkan tempat mencuci bahan makanan.
(e). Untuk cara yang alami, Anda juga bisa menaruh beberapa tangkai lavender di sekitar area yang biasanya disambangi lalat. Aroma khas yang ditawarkan bunga yang satu ini seketika membuat lalat menjauh.
(f). Terakhir, pastikan juga untuk membersihkan rumah, khususnya lantai sesering mungkin.
Kita lanjutkan
……………..
Pasukan pengurai
Kemampuan jenis lalat ini dalam mengurai sampah, telah dibuktikan di perusahaan gula ini dimana pasukan lalat hitam telah mengurai sisa endapan hasil pengolahan tebu (blotong) hingga 10%. Apabila maggot mengurai 10 kg blotong, maka dihasilkan 9 kg pupuk organik dari blotong. Sehingga dengan demikian maka dalam satu tahun, PT GMP mendapat 80.000 ton blotong dari sisa produksi gula, juga akan dapat 72.000 ton pupuk organik.
Kemampuan jenis lalat ini dalam mengurai sampah, telah dibuktikan di perusahaan gula ini dimana pasukan lalat hitam telah mengurai sisa endapan hasil pengolahan tebu (blotong) hingga 10%. Apabila maggot mengurai 10 kg blotong, maka dihasilkan 9 kg pupuk organik dari blotong. Sehingga dengan demikian maka dalam satu tahun, PT GMP mendapat 80.000 ton blotong dari sisa produksi gula, juga akan dapat 72.000 ton pupuk organik.
Menurut Agus Pakpahan, peneliti
BSF di PT GMP (15/11/2014) :
(a). Pengolahan sampah sisa perkebunan memakai
teknik biokonversi BSF ini baru kali pertama terlaksana di Lampung.
(b). Sampah yang diolah oleh lalat mampu tereduksi
sebanyak 80%, sisanya akan menjadi larva yang mengandung protein tinggi.
(c). Guna menjaga populasi dan siklus Hermetia
illucens, maka tidak sepenuhnya menjadikan prepupa sebagai pakan,
disisakan 3% prepupa agar melanjutkan siklus hidupnya menjadi pupa dan lalat
dewasa.
(d). Larva lalat yang dihasilkan teknik tersebut
dapat dijadikan pakan ternak berprotein tinggi, sedangkan bangkai lalat iini
dapat dimanfaatkan menjadi bahan bio-plastik, farmasi, dan untuk bahan
pembuatan kosmetik.
Pihak PT GMP
Lampung, sangat menyambut baik uji coba biokonversi BSF ini, terlebih lagi
didapatkan perbaikan kondisi lahan yang signifikan setelah uji coba, menurut Gunamarwan,
Manajer Umum, Bisnis dan Keuangan :
(a). Pupuk hasil penguraian maggot Hermetia
illucens ternyata berdampak positif bagi perkebunan di arealnya.
Hasil uji coba metoda biokonversi
BSF telah membuktikan mampu meningkatkan (kandungan) nitrogen (tanah) yang
semula 0,9 meningkat menjadi 1,2%. Selain itu tanah lebih remah dan lapisan
olah yang semula 10 cm menjadi 14 cm,"
(b). Selain dipakai untuk menangani blotong, secara
bertahap perusahaan mulai membiasakan karyawannya memisahkan sampah organik dan
anorganik, dimana sampah organik akan turut diolah dengan menggunakan lalat ini.
Harapan
ke depan
Tahun 2011, sampah masyarakat Indonesia 80.000 ton per
hari (Kompas, 15/11/2013). Jumlah itu
meningkat tahun 2014, mencapai 200.000 ton per hari. Pada 2025, dengan prediksi jumlah penduduk
270 juta jiwa, diperkirakan akan ada 270.000 ton sampah per harinya. Asumsinya,
per orang menghasilkan 0,5 kg-1,5 kg sampah per hari (Kompas, 7/3).
Agus dan Gunamarwan berharap biokonversi sampah itu bisa menular, baik di permukiman warga maupun perusahaan perkebunan.
Di tengah berbagai upaya memerangi sampah, maka pasukan khusus lalat hitam sudah dan siap diterjunkan.
Agus dan Gunamarwan berharap biokonversi sampah itu bisa menular, baik di permukiman warga maupun perusahaan perkebunan.
Di tengah berbagai upaya memerangi sampah, maka pasukan khusus lalat hitam sudah dan siap diterjunkan.
Keterangan
gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan : sains.kompas.com
2014/11/15&23; kaltimpost.co.id
2014/08/07; aguspakpahan.com 2014/11/23; Kompas 23/11/2014.
Saya sangat mengpresiasi penemuan dari P.Agus, dan akan saya coba di tmpt saya di kota malang dengan skala kecil, terima kasih atas informasinya.
BalasHapus