Selasa, 04 Juni 2013

Pilot dan Pesawat


Dikemas oleh : Isamas54
Seorang pilot dengan pesawat tentu tidak bisa dipisahkan, karena keduanya merupakan kelengkapan dalam satu penerbangan. Bagaimana para penumpangnya?  Ikuti saja tulisan berikut.


Mengantuk adalah merupakan hak azasi manusia yang harus dihormati, tetapi bagaimana kalau dalam keadaan bertugas seperti 2 orang pilot yang mengantuk? Tentu lain lagi halnya.  Tapi jangankan pilot mengantuk, sebenarnya bisa saja sebuah pesawat terbang tanpa adanya pilot dan mendarat dengan selamat.   Saat ini ramai-ramai untuk beberapa maskapai memberikan tiket promo yang harganya relatif murah, malahan seorang ibu bertanya ‘dengan harga tiket murah gitu, apa pesawatnya pakai rem?’.  Itu masih mendingan murah-murah juga bayar, tapi kalau menumpang pesawat terbang gratis de­ngan menyusup di tem­pat roda pesawat? Apa jadinya? Yang penting selamat!.  Mengantuk saja bisa berakibat  pesawat ‘ngecot’ sehingga banyak penumpang yang luka atau benturan, apalagi kalau Pilot teriak-teriak maka semua penumpang sangat terganggu sehingga berujung gugatan.  Tapi itu belum seberapa dibandingkan dengan bila Semua penumpang pesawat mabuk,  tentu akibatnya lebih fatal, sampai-sampai pesawatnya hilang entah kemana!.
Cerita tersebut seru tapi membingungkan, ikuti saja tulisan berikut …

(1).  Tanpa Pilot

Pesawat Jetstream (news.com.au)

Sebuah pesawat berwarna biru dan merah dengan 16 tempat duduk, lepas landas dari Lanchashire ke Inverness pulang pergi (804 km).  Pesawat tersebut terbang tanpa pilot dan dikendalikan dari jauh dengan komputer.  

Data dan kronologis
Pesawat tanpa pilot diterbangkan di langit Inggris adalah merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah.
Diprediksi, dalam 20 tahun pesawat komersil bisa diterbangkan dengan remote control. Salah satu pelopor pesawat tanpa pilot ini di Inggris adalah proyek Astraea (Autonomous Systems Technology Related Airborne Evaluation and Assessment).
Seperti dilansir News.com (16/5/2013) : (a).  mereka menerbangkan pesawat Jetstream buatan BAE Systems bermodalkan kamera dan komputer canggih,  (b).  kendali pesawat sepenuhnya diatur dari ruang kendali oleh tim lain yang ada di darat, kalau hilang sinyal mereka mengklaim pesawat bisa mendarat dengan aman.  (c).  BAE System mengatakan sudah menguji 11 pesawat dalam 80 penerbangan sepanjang tahun lalu.
Adapun permasalahannya : (a).  Dalam aturan penerbangan di Inggris, Jetstream tidak boleh lepas landas dan mendarat sendirian sehingga tetap harus ada dua pilot yang menerbangkan dan mendaratkan pesawat, sehingga untuk hal ini begitu pesawat sudah mengudara kedua pilot ini asyik minum kopi. (b).  Pelaku industri penerbangan khawatir dengan rencana pesawat tanpa pilot ini. Sebab secanggih apapun teknologinya, risiko error itu tetap ada, seperti komputer mengalami crash, mati sendiri atau dibajak hacker, dimana hal ini bisa mengancam nyawa ratusan orang di dalam pesawat.
Chris Cole, pengelola situs Drone Wars UK, mengatakan pesawat dengan remote control tidak bisa diandalkan. Faktor keselamatan traveler pengguna pesawat terbang menjadi taruhan.


Apakah kita benar-benar ingin komputer mengambil alih kemudi pesawat dan mempercayakan keselamatan nyawa kita? Pertanyaan itu belum bisa terjawab, karena pesawat terbang tanpa pilot untuk mengangkut para traveler rupanya masih jauh panggang dari pada api.
"Ada masalah keselamatan penumpang yang sangat besar di sini, tapi pelaku industri penerbangan menganggap remeh. Teknologi (pesawat tanpa pilot-red) itu kan wireless, koneksinya susah kalau sudah bergerak," kata Cole.

SELINGAN
Osama RM Shublaq (27) (Gambar), seorang pria Palestina, terbang dari Kuala Lumpur-Malaysia ke Singapura menggunakan Boeing 777-200 milik Singapore Airlines de­ngan menyusup di tem­pat roda depan pesawat.  
Marian Straits Times (13/10/2007) menuliskan, Osama terjatuh begitu pesawat mendarat dan segera ditangkap aparat di Changi Airport Singapura. Tak dijelaskan mengapa Osama mau-maunya naik pesawat gratis, padahal dia bisa memilih kereta api atau bus. Suatu hal lagi, dalam penerbangan selama 35 menit itu, Osama juga bisa bertahan hidup, padahal suhu di udara sempat minus 15o C. Mungkin karena lama penerbangan hanya 35 menit, Osama pun selamat. (Kompas 15/10/2007)

(2).  Penumpang mabuk, pesawat hilang


Operasi pencarian terus dilakukan untuk menemukan sebuah pesawat yang mengangkut 12 orang penumpang, yang dilaporkan hilang di wilayah pegunungan Ural-Rusia. Parahnya, para penumpang pesawat ini diyakini dalam kondisi mabuk usai menghadiri pesta perayaan kemerdekaan Rusia.
Kepolisian menemukan bukti berupa botol-botol kosong yang diduga berisi minuman beralkohol, berserakan di lapangan udara Serov, tempat pesawat tersebut awalnya diparkir.
Kejadian :
Polisi meyakini, para penumpang pesawat tersebut tengah berpesta merayakan peringatan kemerdekaan Rusia. Di tengah pesta mereka berinisiatif untuk berkeliling udara dengan menggunakan pesawat, yang seharusnya digunakan untuk memantau kebakaran hutan.  Diduga para penumpang pesawat tersebut berniat melihat air terjun yang terletak 100 km dari lapangan udara Serov.
Pesawat diketahui lepas landas tanpa izin dari lapangan udara Serov (11/6/12:22.00). Terdapat 12 penumpang dan seorang pilot.
Pesawat Antonov-2 adalah buatan Uni Soviet yang merupakan jenis pesawat berbaling-baling tunggal dengan dua sayap, diproduksi pada era Soviet pada tahun 1947 silam namun hingga kini masih digunakan di sejumlah wilayah terpencil di Rusia.
Belum diketahui bagaimana kondisi terkini pesawat maupun penumpang di dalam pesawat peninggalan era Soviet tersebut. Tak ada ditemukan puing-puing ataupun bangkai pesawat.
Sambungan ke telepon genggam para penumpang tidak ada jawaban.
"Kami memiliki bukti kuat bahwa para penumpang pesawat tersebut dalam kondisi mabuk," ujar Gorelykh, seperti dilansir oleh Sydney Morning Herald (15/6/2012).

(3).  Teriak-teriak Histeris
Insiden pilot maskapai JetBlue yang berteriak-teriak histeris di dalam pesawat ternyata berlanjut dengan gugatan terhadap maskapai asal AS tersebut.   

Kejadian :
Pada 27 Maret 2012, Kapten Osbon selaku pilot pesawat JetBlue dengan nomor penerbangan 191 rute New York-Las Vegas membuat takut penumpang dengan berteriak histeris di dalam pesawat yang tengah mengudara.  Osbon keluar dari kokpit dan berteriak soal bom dan Al-Qaeda di sepanjang kabin.
 
Pilot , Kapten Clayton Osbon (Gambar), berlari-lari di kabin pesawat sambil berteriak histeris, berteriak soal insiden 11 September, soal Irak, Iran, Afghanistan, Al-Qaeda dan para teroris.  Bahkan berteriak 'kita semua akan jatuh', 'kalian lebih baik berdoa sekarang', 'saya akan membawa kalian ke Irak dan Iran sekarang', 'ada bom di dalam pesawat', dan 'pesawat tidak akan sampai ke Vegas'.  Menurut para penggugat, teriakan-teriakan tersebut sangat menakutkan bagi para penumpang.
Para awak kapal dengan dibantu sejumlah penumpang berusaha mengamankan Osbon dengan mengikatnya, pesawat diambil alih oleh kopilot kemudian mendarat darurat di Amarillo-Texas. Osbon yang diduga menderita gangguan jiwa ini menjalani pemeriksaan di rumah sakit setempat.
Atas insiden tersebut, sepuluh orang penumpang -- semuanya berasal dari New York --  mengajukan gugatan terhadap maskapai penerbangan tersebut karena merasa sang pilot mengancam keselamatan mereka dan menimbulkan kerugian tak ternilai atas tekanan emosional yang dialami para penumpang.
Gugatan ini diajukan ke Mahkamah Agung (MA) di Queens, New York-AS dengan dasar gugatan bahwa pihak JetBlue dianggap lalai dengan mengizinkan sang pilot Osbon untuk mengudara.
Oleh otoritas federal, Osbon dijerat pidana dan dikenai dakwaan mengganggu kru pesawat. Ini merupakan hal yang tidak biasa bagi pilot pesawat komersil dikenai tuntutan seperti itu. Pria itu terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah.

Salah satu penggugat, Michael Bedziner menuturkan dirinya selalu waspada setiap kali bepergian dengan pesawat pasca serangan teroris 11 September 2001 di New York. Dia selalu mengecek para penumpang yang satu pesawat dengannya karena khawatir akan keberadaan teroris.
"Tapi Anda selalu melihat kepara para awak pesawat dan berkata, 'OK, penerbangan ini bisa dipercaya dan kami aman'. Tapi apa yang terjadi saat itu? Sekarang, orang-orang yang seharusnya bisa menjamin keamanan kami, justru menjadi orang yang menakuti kami. Dan sang pilot, sama saja," ucapnya dalam konferensi pers, seperti dilansir oleh news.com.au (14/6/2012).
Atas gugatan ini, juru bicara JetBlue, Sharon Jones, enggan memberikan komentar sebelum persidangan dimulai.

(4).  Mengantuk.
Pilot Air Canada yang mengantuk melihat Planet Venus dan menganggapnya sebagai pesawat lain, dia lalu berupaya menghindari tabrakan dengan "pesawat" tersebut dengan cara membelokkan pesawatnya ke Atlantik, akibat silap mata tersebut, 16 penumpang dan awak kabin terluka pada kejadian Januari 2011 itu.

Kejadian :
Insiden terjadi malam hari, ketika Boeing 767 terbang dari Toronto ke Zurich dengan 95 pe­numpang dan 8 awak kabin. Dewan keselamatan mengatakan : (a).  Pilot tersebut tidak memahami risiko kelelahan ketika terbang di malam hari. (b). Pilot itu memiliki anak kecil yang sering membuatnya terjaga di rumah sehingga tidak dapat beristirahat maksimal. (c).  Pilot itu terlelap selama 75 menit, bukan 40 menit seperti maksimum tidur yang ditetapkan aturan perusahaan. (d).  Berarti dia tertidur nyenyak sekali dan mengalami disorientasi ketika terjaga.

"Karena terkena dampak inersia, yaitu keadaan ketika kesadaran menurun se­telah terjaga, pilot memperkirakan ada pesawat di depan dan khawatir terjadi tabrakan. Dia lalu menghindarinya," demikian pernyataan Dewan Keamanan Transportasi Kanada yang menyelidiki kejadian itu. "Kejadian ini juga menjadi tantangan bagaimana mengatasi kelelahan di kabin pilot," ujar pemimpin penyelidik, Jon Lee.
Sopir saja tidak boleh meng­antuk ....

(5).  Karena mengantuk juga
Tim investigasi resmi India melaporkan bahwa jatuhnya sebuah pesawat di wilayah selatan India Mei lalu ternyata disebabkan pilot pesawat yang mengantuk.

Data dan kejadian :
Kecelakaan pesawat itu menewaskan hampir 160 orang (8 orang selamat) dan menjadi kecelakaan transportapsi udara terbesar pertama di India dalam 10 tahun terakhir.
Maskapai berbiaya murah dengan tujuan Dubai ke Mangalore tersebut kebanyakan adalah pekerja India yang pulang kampung.
Menurut bocoran laporan yang dimuat oleh berbagai media di India, pesawat Air India itu mendarat di bandara dengan sudut dan ketinggian yang salah.
Pilot Zlatko Glusica berasal dari Serbia diketahui hampir sepanjang  penerbangan yang berdurasi 3 jam dan mengalami 'disorientasi' ketika pesawat akan mendarat,
Akibatnya, pesawat Boeing 737 itu meluncur melebihi batas landasan, jatuh ke jurang dan terbakar.

"Pilot tetap mendaratkan pesawat meski telah didesak oleh kopilot untuk mengangkasa kembali," demikian sebagian isi laporan tersebut.

Keterangan gambar :  sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan : Media Indonesia 18/11/2010, Kompas 18/4/2012, news.detikcom/read/2012/06/14 & 15, travel.detik.com/read/2013/05/17.

Bacaan terkait :
Penerbangan-penerbangan yang tertunda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar