Minggu, 13 Mei 2012

Ekonomi Indonesia : Pemerintah Pesimistis Capai Target Ekspor


Perlambatan ekonomi dinilai terjadi akibat ketidaksigapan pemerintah merespons keadaan perekonomian dunia

Oleh : Ayyomi Amindoni
Pemerintah menyatakan pesimistis dapat mencapai target ekspor 2012 sebesar US$230 miliar. Pasalnya, kinerja ekspor triwulan 1 2012 secara tahunan (yoy) mengalami pertumbuhan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data
Ekspor-Impor 2012 (USS Miliar)
(Mar 2012 – Jan s/d Mar 2012)
Ekspor : 17,26 - 48,53 (migas 3,50- 10,00 dan nonmigas 13,76 - 38,53)
Impor : 16,43 - 45,85 (migas 3,93 - 10,44 dan nonmigas
12,50 - 35,41)
Keterangan: (a). Maret 2012 surplus US$1 miliar (b). Januari-Maret 2012 surplus US$3 miliar

Komoditas Ekspor Indonesia yang Naik
Produk (Kenaikan)
Lemak dan minyak nabati (47,7%)
Kendaraan dan bagiannya (37,2%)
Ikan dan udang (31,7%)
Kayu dan barang dari kayu (22,1%)
Mesin-mesin/pesawat mekanik (19,8%)
Berbagai produk kimia (8,0%)
Alas kaki (7,8%)

Pertumbuhan Ekspor (Triwulan I 2011 dan Triwulan I 2012) : China (26,4% - 7,6%), Korsel (29,6% - 3,0%), Jepang (12,9% - 1,8%), Brasil (30,6% - 7,5%).

Target Perdagangan Indonesia
Negara : Populasi/Jiwa dan Nilai 2011
Amerika Selatan : 400 juta - US$1 triliun
Eropa Timur : 400 juta - US$2,3 triliun
Afrika bagian selatan : 160juta : US$300 miliar
Asia Tengah : 75 juta - US$150 miliar

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menegaskan hal itu seusai analisis ekspor Indonesia di Kementerian Perdagangan, kemarin, Kemendag pun kini mengkaji untuk merevisi target ekspor tersebut, Evaluasi target ekspor dipilih lantaran melihat pertumbuhan ekspor triwulan I 2012, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, mengalami penurunan dari 27% menjadi 6,8%.
Kondisi ekonomi global dan pertumbahan ekonomi di pasar tradisonil membuat ekspor Indonesia juga mengalami perlambatan. Karena itu, Kemendag mempertimbangkan penetapan target ekspor sesuai dengan pencapaian ekspor 2011 sebesar US$203 miliar.
"Kami sedang kaji apakah US$2 miliar perlu direvisi atau tidak. Mendag (Menteri Perdagangan) bilang kalau sudah bisa mencapai sama seperti tahun lalu sebesar US$203 miliar, sudah bagus. Tampaknya situasi ini cukup berat," ungkap Bayu.
Secara siklus triwulanan, ekspor triwulan IV dan I memang selalu lebih rendah. Biasanya, masih kata Bayu, pada triwulan II angkanya bisa meningkat dan pada triwulan III bisa mencapai tingkat pertumbuhan lebih baik. Namun, akibat kondisi ekononmi dunia yang penuh ketidakpastian, perlambatan ekspor diperkirakan akan terus terjadi pada triwulan II 2012

Terus melambat
Senada dengan Bayu, Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gumawan memprediksi pertumbuhan ekonomi akan terus melambat sepanjang tahun, lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi triwulan pertama
yang 6,3%. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun diprediksi menjadi 6,14% akibat melambatnya ekspor serta potensi melambatnya konsumsi masyarakat karena inflasi meningkat.
Anton melihat pada laporan triwulan pertama Badan Pusat Statistik, perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih banyak didorong investasi yang tidak sederas triwulan pertama tahun lalu. Konsumsi masyarakat belum turun terlalu jauh walaupun inflasi sudah naik perlahan.
Head of Global Markets of HSBC Indonesia All Setiawan mengatakan perturnbuhan ekonomi di 6,3% berada di atas ekspektasi HSBC Group. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi dapat bertahan di atas 6% jika kondisi dunia tidak melambat atau memburuk lebih parah daripada sekarang.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 diperkirakan akan lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi 2011 yang mencapai 6,5%. Hal itu disebabkan ketidaksigapan pemerintah merespons keadaan perekonomian dunia, seperti krisis ekonomi global dan kenaikan harga minyak dunia.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi (tambahan) yang diambil dari internet.
Sumber : Media Indonesia tgl 13 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar