Jumat, 27 Januari 2012

Musibah Kapal Costa Concordia (Bagian 1) : Tragedi Titanic Seolah Terulang

Dikemas oleh : Isamas54
Kapal pesiar raksasa, Costa Concordia, kandas beberapa ratus meter dari Pulau Giglio, Tuscan, Italia, Jumat (13/1) malam waktu setempat. Tragedi Kapal Titanic yang tenggelam pada 1912 seolah terjadi lagi.


Costa Concordia yang berbobot 114.500 ton itu menghantam karang ketika penumpang sedang menikmati makan malam. Terdengar ledakan kemudian lampu padam, terjadi kepanikan, meja terbalik, gelas beterbangan, dan para penumpang berlari menuju dek untuk mencari pelampung.
Para penumpang tadinya diberi tahu ada masalah listrik pada kapal, tetapikemudian ada pengumuman agar mereka mengenakan jaket pelampung. Saat itu kepanikan yang kian menjadi dimana sejumlah orang bahkan nekat terjun ke laut karena khawatir kapal tenggelam. Suasananya seperti dalam (film) Titanic.
Kapal mewah sepanjang 290 meter tersebut sekitar separuh badan kapal tenggelam dengan kemiringan sekitar 90 derajat.
Regu penyelamat terus mencari korban. Operasi penyelamatan dramatis selama berjam-jam di malam hari dilakukan dengan melibatkan sekoci, kapal, dan helikopter.
Costa Cruises, perusahaan pemilik Costa Concordia, menjelaskan kapal yang mengangkut 3.200 penumpang dan 1.023 awak itu sebelumnya berlayar melintasi Laut Mediterania. Perjalanan dimulai dari Civitavecchia dengan jadwal titik labuh di Savona, Marseille, Barcelona, Palma de Mallorca, Cagliari, dan Palermo.
Dari total penumpang, sekitar 1.000 orang berasal dari Italia, lebih dari 500 warga Jerman, 160 orang Prancis, sisanya dari negara-negara lain.  Insiden kecelakaan kapal pesiar Costa Concordia di lepas pantai Pulau Giglio, Italia, Jumat, (13/1), telah menewaskan 11 orang dan 23 lainnya hilang.

Data kapal

Berdasarkan sumber Costacruise, bahwa fasilitas Kapal Costa Concordia Serbaluks
Biaya pembuatan US$470 juta (Rp4,3 triliun)
Berlayar pertama kali pada Juni 2006
Ukuran : Panjang 290 meter,  Lebar 36 meter
Kecepatan maksimum 23 knot atau 42,5 km/jam
Tiket pelayaran US$495-USS1.520 (Rp4,5juta-Rp13,8juta).

Fasilitas
(a). 17dek, 1.500 kabin, 563 dilengkapi balkon, 67 memiliki akses langsung ke spa. 
(b). 5 restoran dan 13 bar, 5 jaccuzi dan 4 kolam renang, samsara spa (salah satu spa dalam kapal terbesar di dunia dengan luas total 6.000 m2 dalam dua lantai, dilengkapi gym, sauna, terapi lumpur, UVA-ray solarium, dan pemandian khas Turki)
(c). Fasilitas olahraga lengkap, termasuk lintasan lari mengelilingi kapal serta arena biliar dengan atap buka tutup dan layar raksasa
(d). Simulator balapan dan fasilitas bermain anak

Kronologis kecelakaan

Kronologis kecelakaan kapal yaitu :
Sabtu 01.30 WIB :  Kapal pesiar (1.000 awak dan 3.200 penumpang di dalam kapal) berangkat dari Pelabuhan Civitavecchia, dekal Roma- Italia, pada Jumat (13/1) dan menuju Savona, Marseille, Barcelona. Palma, Cagliari. Palermo, dan berencana kembali ke Civitavecchia pada 27 Januari.
04.00 WIB : Kapal melaju terlalu dekat - mengambil jalur lain sejauh 5 mil (8 km)- ke tepi daratan dan menghantam sebuah karang dekat Pulau Giglio
04.30 WIB : Bunyi peringatan pertama, kapten kapal coba manuver putar balik ke arah pelabuhan.
07.00 WIB : Kapal terguling ke salah satu sisinya dan tenggelam dekat pantai. Kapten kapal dilaporkan memerintahkan penumpang untuk segera meninggalkan kapal. Saat itu sebetulnya kapal sudah pada posisi yang dekat dengan pelabuhan, tetapi membentur pantai berbatu dan terjungkal ke kanan, ke air yang dangkal.
Kerusakan utama pada lambung kapal

Pencemaran lingkungan
Menteri Lingkungan Hidup Italia akan memberlakukan darurat nasional karena bahan bakar yang bocor dari kapal mengancam lingkungan sekitarnya, antara lain berdekatan dengan Taman Nasional Kepulauan Tuscan.
Pulau Giglio baru-baru ini menerima penghargaan atas lautnya yang dinilai paling bersih dan jernih di ltalia. Dengan adanya kecelakaan yang terjadi di perairannya akan memengaruhi predikat itu.
Bencana lingkungan bisa berkembang karena cuaca yang memburuk dan air laut yang bergelombang, posisi kapal mulai bergeser, sehingga dikhawatirkan kapal meluncur lebih dalam dan tangki bahan bakar pecah.  Saat kandas berada di kedalaman air 45 kaki (13,7m), namun kapal dapat meluncur hingga kedalaman 100 kaki (30,48 m)

Akibat kelalaian
Penyebab kecelakaan ka­pal Costa Concordia masih diselidiki, namun dugaan sementara ialah kelalaian sang kapten Kapal Schettino dimana kapal karam lantaran memerintahkan awak kapal untuk mendekati perairan Pulau Giglio guna memberi salut kepada penduduk Pulau Giglio, terutama kepada mantan kapten kapal Mario Palombo yang bermukim di Giglio.
Meski dituduh lalai, Schet­tino (52) tetap berkeras tidak bersalah. Dia mengaku manuver dekat Pulau Giglio merupakan perintah dari pemilik kapal, sehingga sudah direncanakan dan diinginkan pemilik Costa sebelum berangkat dari (Pelabuhan) Civitavecchia.  Sebelumnya, Schettino pernah melakukan aksi serupa di dekat Pulau Capri dan pesisir Sorento di dekat Naples. Hal sama, lanjut Schettino, juga dilakukan kapten kapal milik Costa lainnya yang katanya selalu melakukan penghormatan di seluruh dunia.
Menurut Sudirman (ABK asal Indonesia) yang telah bekerja di perusahaan Costa sejak 2000, kapal-kapal pesiar terbiasa merapat ke dekat pulau tapi entah masalah apa waktu itu bisa kandas.
Pernyataan Schettino dan Sudirman berlawanan dengan pernyataan sang pemi­lik kapal, Pier Luigi Foschi. Foschi menuding perbuatan Schettino di luar standar operasi dan tidak diketahui operator kapal. Seusai membesuk Schettino akhir pekan lalu, Foschi enggan merespons komentar Schet­tino.
Selain dituduh lalai, Schet­tino menerima kecaman dari berbagai pihak. Media massa di Italia dan Inggris menyebut Schettino sebagai seorang pengecut lantaran dia berada di sekoci terlebih dulu alih-alih menyelamatkan 4.200 penumpang dan awak kapal (Baca selanjutnya di sini).
Schettino belakangan ditangkap polisi Italia dan menjadi tahanan rumah selama proses penyidikan. 
Dalam transkrip interogasi yang bocor ke tangan jurnalis, Schettino mengaku dirinya terjatuh ke sekoci saat sedang berusaha menyelamatkan orang.
Kepada penyidik, Schettino menyatakan saat itu ia sedang membantu orang naik ke perahu penyelamat. "Tiba-tiba, karena kapal itu sudah miring 60-70 derajat, saya terjatuh dan berada di salah satu perahu. Itulah me­ngapa saya berada di perahu penyelamat," kata Schettino.
Jaksa penuntut Francesco Verusio mengatakan, "Jika benar ia jatuh ke perahu pe­nyelamat, ia harusnya kembali (ke kapal)."
Keraguan akan keterangan Schettino juga diutarakan seorang awak kapal Costa Concordia, dimana dia melihat kapten turun ke perahu ketika penumpang masih banyak (Media Indonesia, 24/1/2012).
Bersambung ke Bagian 2

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber  : Media Indonesia tgl. 15 & 23 Januari 2012; bataviase.co.id 15/1/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar