Kamis, 13 Oktober 2011

Tumbuhan Paku-Pakuan (Bagian 2)

Tumbuhan paku atau paku-pakuan merupakan tumbuhan yang relative ‘sederhana’  yang tumbuh di hutan sampai ke pegunungan.  Lanjutan dari Bagian 1.

 
(6).  Paku perak – Sunda (Pityrogramma calomelanos) - Gambar 9
Nama lain : Zilvervaren, N, Pakis perak, Ind,

Ciri-ciri :
Merupakan paku tanah, akar rimpang pendek, tegak atau kecondong-condongan di sekitarnya berdaun lebat, pada bagian yang muda bersisik rapat dan coklat. Daun tidak beruas terhadap akar rimpang, bulat telur panjang 10-90 kali 5-30 cm, anak daun bertangkai pendek, yang besar kebanyakan berbagi dalam. Sori tersebar di atas sisi bagian bawah kerapkali agak berturutan rapat dan kadang-kadang mendekat.  
Tempat tumbuh :
Dari Amerika tropic, di Jawa dipelihara atau liar. Di daerah yang tidak terlalu kering, di tempat matahari cerah atau tempat yang teduh, 15-1.300 m. Di lereng terjal, tepi selokan, atau daerah berbatu.
Catatan : Nama lama Ceropteris  calomelanos dan Gymnogramme calomelanos.

(7).  Pteris ensiformis Gambar 11.

Ciri-ciri :
Paku tanah, 0,15-0,70 m, akar rimpang tegak atau merayap, pen­dek dan beruas pendek. Daun gundul, tegak, menyirip rangkap, kuat, tidak beruas dengan akar rimpang. Daun steril panjang 5-20 cm, di atas tangkai dari 5-20 cm, sirip akhir 5-8 cm, sirip samping kedua belah sisi 3-7, bertangkai pendek atau duduk, memanjang bulat telur terbalik, membulat atau tumpul, bergerigi tajam.
Sori pada sisi bawah daun di atas urat daun yang berjalan sepanjang tepi, tertutup oleh tepi daun yang tipis seperti selaput dan menggulung.
Tempat tumbuh : Seluruh Jawa, 5 - 900 m, hutan yang terang, dan dinding tanah.

(8).  Paku cai Sunda – (Acrostichum aureum) - Gambar 12.
Nama lain : Mangrovevaren, N. Hata diuk, S. Kala keok, J. Wikai laut, Ind.
Ciri-ciri :
Paku rawa yang kokoh. Akar rimpang berdiri, sangat kuat bersisik kasar. Daun panjangnya 120-230 cm, berjejal rapat, di atas tangkai yang berduri tempel tumpul yang kuat, gundul. Anak daun banyak berseling, tepi rata, condong sampai menjauhi jauh, berbentuk lanset garis, dengan kaki berbentuk baji atau terpancang dan ujung berlekuk lancip ke  dalam,  tumpul  atau  lancip,  pada permulaannya tipis dan merah, kemudian serupa kulit, dan hijau mengkilat, 12-45 kali 1-9 cm, yang teratas fertil, dengan lapisan sporangia coklat merah sampai coklat
tua.
Tempat tumbuh :
Di dalam bagian mangrove yang tidak lebat, di muara sungai, selokan pantai, tepi kolam ikan laut; juga lebih masuk ke pedalaman di sumber air asin, tetapi juga di tepi air  tawar yang mengalir lambat atau tidak mengalir, kerapkali tumbuh dengan tenteramnya.

(9).  Cyclophorus lanceolatus - Gambar 13

Ciri-ciri :
Epiphyt dengan akar rimpang panjang. Daun 0,7-4 cm, tunggal, beruas terhadap akar rimpang, serupa kulit, dengan tulang daun lateral
Tidak jelas, di atas tidak ada sisik berkapur. Daun steril dengan tangkai
yang panjangnya 0,2 - 2 cm, tegak atau condong ; helaian daun sangat
berubah bentuk, dengan ujung tumpul dan kaki lancip, sisi bawah berambut rapat. Sori berjejal rapat, bulat pada seperdelapan sampai sepertiga bagian atas daun; di antara sori terdapat banyak rambut bintang serupa wol.
Tempat tumbuh :  Di dataran rendah dan daerah gunung yang rendah sampai 900 m. Pada batang pohon di daerah perkebunan, di genting, kadang-kadang di atas kayu bangunan yang sudah tua.

(10).  Paku anggrek - Sunda (Hymenolepis revolute) Gambar 14
Nama lain : Staartvaren, N, Paku walek, S.
Ciri-ciri :
Paku epiphyt dengan akar rimpang yang pendek, merayap, berdaun rapat. Daun bertangkai pendek, beruas terhadap akar rimpang, bentuk lanset sempit, ke ujung atau ke kaki daun menyempit demi sedikit, tepinya kerap­kali menggulung, seperti kulit, dengan tulang daun tengah yang kuat dan tulang daun lateral yang tidak jelas, panjang 20-60 cm.
Tempat tumbuh :  Kerapkali di daerah pegunungan, kadang kala saja di pantai, 500-2.700 m, hutan cemara atau hutan pohon berdaun lebar, di atas pohon tanaman kultur dengan tajuk yang rapat, kerapkali di kebun kopi.

(11).  Paku cecerenean/Paku sepat Sunda (Nephrolepis exaltera) Gambar 15.

Ciri-ciri :
Paku tanah, jarang epiphyt. Akar rimpang tegak, berdaun lebat.
Tangkai daun 10-60 cm, pangkalnya gundul atau bersisik jarang.  Helaian daun dari tanaman yang normal 20-120 kali 5-16 cm, kerapkali kaku tegak; poros gundul. Anak daun duduk atau hampir duduk, kerapkali dengan sisik yang berkapur, yang terbawah agak berjauhan, kecil yang lebih tinggi terkumpul rapat, tidak tersusun seperti genting, ujung menyempit, lancip. Anak daun fertil lurus atau berbentuk sabit pada pangkal tepi atas bertelinga, tepinya beringgit bergerigi ringan, urat daun sejajar berdekatan rapat, diakhiri pada sorus atau pori air.  Kecuali bentuk yang normal, didapatkan juga anak daun yang berlekuk menyirip sampai berbagi menyirip, dan pada jenis yang dipelihara menyirip rangkap sampai menyirip rangkap 3.
Tempat tumbuh :
Di daerah tidak begitu kering, 5-1.200 m. Hutan belukar dan rimba rumput, pagar, tepi air, rumpun bambu, tepi hutan, hutan sekundair.
Bersambung ke Bagian 3

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari buku (hitam putih) dan internet
Sumber editing bacaan : buku Flora (Van Steenis, 1992) Pradnya Paramita Jkt.

Bacaaan sebelumnya Bagian 1 >> Bacaan selanjutnya Bagian 3

1 komentar: