Jumat, 21 Oktober 2011

Fauna (6) : Belalang Sembah, Belalang dan Jengkerik

Belalang sembah, Belalang dan Jengkerik adalah merupakan jenis serangga yang sudah tidak asing lagi.  Binatang ini mempunyai sayap dan kaki, terkadang kaki untuk meloncat dan juga beberapa jenis mempunyai suara yang merdu.

(1).  Belalang sembah
Termasuk Ordo Mantodea
Belalang sembah, Congcorang-Sunda (), adalah serangga-serangga yang agak bergerak lambat, besar dan memanjang yang penampilannya menakjubkan karena keanehan tungkai-tungkai depan mereka yang mengalami modifikasi, yaitu tipe tungkai raptaorial.
Di seluruh dunia terdapat 2.300 spesies dan kebanyakan di tropis atau sub tropis, dengan jenis terbesar Ischnomantis gigas (bisa 17 cm) dan terkecil Bolbe pygmae (hanya 1 cm pada usia dewasa), bBeberapa spesies lain diantaranya : Popa spurca (ranting), choeradodis sp (prisai tropis), deroplatys sp (daun mati).


Morfologi
Tubuhnya memanjang, sersi bagus, antena relatif panjang dan memiliki banyak ruas.
Mempunyai empat buah sayap, sayap depan biasanya memanjang, memiliki banyak rangka dan agak menebal disebut tegmina, sayap belakang berselaput tipis, lebar dan banyak rangka-rangka sayap, ketika istirahat biasanya sayap belakang dilipat seperti kipas dibawah sayap depan.
Kepala dengan bebas dapat bergerak dan merupakan satu-satunya serangga yang dapat melihat ke belakang pundak mereka
Serangga ini adalah pemangsa tingkat tinggi dan makan segala macam serangga dan terkadang bersifat kanibal. Biasanya diam dan menunggu korban mereka dengan tungkai-tungkai depan dengan posisi yang diangkat ke atas.

Menangkap mangsa

Kaki depan sangat panjang dan mobil, serta dilengkapi dengan duri-duri yang kuat dan cocok untuk menangkap mangsa.
Mempunyai cara kamuflase atau penyamaran yang baik seperti ada yang mirip seperti daun, ranting, bunga dan sebagainya, sehingga tidak dikenali oleh mahluk yang lainnya, termasuk mangsanya.

Berkembang biak
Bertelur pada musim dingin dan telur-telurnya diletakkan pada ranting-ranting atau batang-batang rumput dalam satu pembungkus telur seperti busa atau ooteka dari bahan seperti kertas yang disekresikan oleh betina.  Masing-masing bungkus telur mengandung 200 atau lebih telur.  Belalang sembah yang betina biasanya makan yang jantan segera atau sesudah perkawinan.

Manfaat
Belalang sembah sangat berguna sebagai pengontrol biologik, sering digunakan sebagai predator dikebun-kebun untuk mengendalikan serangga-serangga hama.

(2).  Belalang

Belalang, simeut-Sunda  ( ) Termasuk dalam Ordo Orthoptera Famili Acrididae Famili ini merupakan yang paling besar dalam Orthoptera (lebih dari 10.000 spesies), yang bersifat terestrial (geophilic), dan aktif disiang hari (diurnal).
Tubuhnya memanjang, sersi bagus, antena relatif panjang dan memiliki banyak ruas.  Tungkai belakang saltatorial, yang digunakan untuk meloncat.
Serangga ini mempunyai mata majemuk besar dan Tympana (alat pendengar), terletak pada segmen abdomen pertama (di samping).
Mempunyai empat buah sayap, sayap depan biasanya memanjang, memiliki banyak rangka dan agak menebal disebut tegmina, sayap belakang berselaput tipis, lebar dan banyak rangka-rangka sayap, ketika istirahat biasanya sayap belakang dilipat seperti kipas dibawah sayap depan.

Suara yang dihasilkan belalang berasal dari penggesekan (stridulation), yaitu gesekan sayap depan pada waktu terbang atau gesekan sayap depan dengan femur tungkai belakang.
Merupakan serangga penyanyi biasanya pada malam hari - dimana suara biasanya digunakan untuk memanggil betina dan sebagai perilaku agresif yang menunjukan daerah kekuasaan, suara dihasilkan dari gesekan satu bagian tubuh kebagian lainnya, nyanyian-nyanyian mempengaruhi tingkah laku mereka, nyanyian dari jenis-jenis yang berbeda biasanya berbeda didalam ritme, betina mempunyai suara yang empuk, tetapi kebanyakan nyanyian dilakukan oleh yang jantan.

Manfaat dan sebagai hama
Merupakan serangga pemakan tumbuhan dan untuk beberapa jenis bisa dimakan sebagai lauk pauk (di beberapa daerah), tetapi apabila tidak terkendali bisa merupakan hama tanaman budidaya yang sangat merugikan dengan serangan (makan batang dan daun) yang cukup luas.

(3).  Jengkerik

Jengkerik, Jangkrik-Sunda () termasuk Famili Gryllidae Ordo Orthoptera, bersifat nocturnal (aktif malam hari), mempunyai alat pendengaran (Tympana) yang terletak pada tibia tungkai pertama.  
Mempunyai empat buah sayap, sayap depan biasanya memanjang, memiliki banyak rangka dan agak menebal disebut tegmina, sayap belakang berselaput tipis, lebar dan banyak rangka-rangka sayap, ketika istirahat biasanya sayap belakang dilipat seperti kipas dibawah sayap depan.   Mempunyai tungkai kaki belakang saltatorial yang digunakan untuk meloncat.
Suara yang dihasilkan belalang berasal dari penggesekan (stridulation), yaitu gesekan sayap depan pada waktu terbang atau gesekan sayap depan dengan femur tungkai belakang.
Merupakan serangga penyanyi biasanya pada malam hari - dimana suara biasanya digunakan untuk memanggil betina dan sebagai perilaku agresif yang menunjukan daerah kekuasaan, suara dihasilkan dari gesekan satu bagian tubuh kebagian lainnya, nyanyian-nyanyian mempengaruhi tingkah laku mereka, nyanyian dari jenis-jenis yang berbeda biasanya berbeda didalam ritme, betina mempunyai suara yang empuk, tetapi kebanyakan nyanyian dilakukan oleh yang jantan.

Manfaat
Merupakan serangga pemakan tumbuhan (a.l daun pisang yang kering) dan belum dianggap sebagai binatang yang merugikan di alam serta saat ini banyak dibudidayakan atau dikembangbiakkan untuk makanan burung peliharaan sehingga menjadi peluang usaha melalui budidaya yang tidak memerlukan lahan luas.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan a.l : id.wikipedia.org; web.ipb.ac.id

Bacaan sebelumnya : Bagian 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar