Dikemas oleh
: Isamas54
Bayi
berkembang dengan tahapan sesuai usia, maka untuk hal ini orang tua perlu
memahami dan berupaya agar dia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Berikut tahap
pertumbuhan dan perkembangan bayi di usia 0 s/d 6 bulan.
Awal kehidupan
Antara ibu dan bayi sebenarnya
telah terdapat ikatan batin yang melekat sejak bayi di dalam kandungan, dengan
demikian ibu (orang tua) harus belajar mengetahui tahapan dari pertumbuhan dan
perkembangan bayi sesuai usia sehingga apabila terdapat penyimpangan atau
kekurangan maka dapat segera diketahuinya, karena dia adalah harapan penerusnya
di masa yang akan datang.
Bayi sudah sejak dini
melakukan berbagai percobaan dengan lingkungan yaitu untuk keterampilan berbahasa (berbicara dan
bahasa gerak) serta penguasaan organ-oragan tubuh (cara menggigit, meraba,
mencium, membanting atau melempar sesuatu),
Kecepatan tumbuh maupun
keterampilan seorang bayi akan berbeda, dipengaruhi oleh pembawaan/gen anak dan
stimulai yang didapatkan dari lingkungannya (terutama orang tua).
Di setiap fase, anak
membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motoriknya
(kasar dan halus). Faktor lingkungan ini
bisa positif/meningkatkan ataupun negative/menurunkan kemampuannya, semakin
banyak yang dilihat dan didengar maka semakin banyak pula yang ingin
diketahuinya, terutama pada masa-masa awal kehidupannya ini.
Orang tua harus bersabar
melatih dan mendampinginya karena semua perkembangan ini membutuhkan waktu.
Setiap interaksi akan mempengaruhi perkembangannya, maka manfaatkanlah setiap
fase dengan sebaik-baiknya agar bayi Anda dapat menjadi orang yang berkarakter
baik.
Tahapan perkembangan
(a). Usia
lahir sampai 1 bulan (Neonatal) : Banyak
dihabiskan dengan tidur, tubuh tampak mulai bersih, seluruh indra berkembang
cepat, menyusu dengan frekuensi sering namun sedikit, mengembangkan anggota
tubuhnya.
(b). Usia
2-4 bulan : Memasukkan makanan ke dalam
mulut (hal ini berkembang pada setiap usia),
melihat tetapi belum bisa memegangnya.
(c). Usia 5-6 bulan : Secara bertahap mulai
menyentuh dan menggenggam berbagai obyek dengan baik, tengkurap sambil
mengangkat dan menolehkan kepalanya, serta kemampuan berbahasa mulai meningkat
Untuk perkembangan lebih detailnya seperti pada
tulisan selamjutnya.
Batasan/pengertian (khususnya
dalam tulisan tentang bayi ini).
Motorik halus : gerakan dari tubuh yang menggunakan
otot-otot kecil/halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, seperti adanya
koordinasi mata dan tangan.
Motorik kasar gerakan dari tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar/seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan/kemampuannya, seperti kemampuan duduk, menendang, berjalan, naik-turun tangga , berlari, dan
sebagainya.
Komunikasi bayi : keinginan untuk direspon oleh
lingkungan/sosial, seperti : melihat, tersenyum, atau menggerutu kepada siapa
yang memerhatikannya
Emosi bayi :
respon terhadap lingkungan, yang dapat terlihat secara jelas ketika menggunakan
otot wajahnya, seperti tersenyum, cemberut, menangis, menjerit, dan marah.
Kemandirian bayi : upaya untuk tidak mendapat bantuan
dari pihak lain, seperti : memegang biskuit dan memasukkannya ke mulut,
menggeser tubuh, belajar makan dan minum sendiri, turun dari tempat tidur.
Kita lanjutkan ….
Perkembangan dan pertumbuhan
Seorang bayi akan mengalami perkembangan dalam
masalah gerakan kasar, gerakan halus, social & kemandirian, serta
komunikasi bicara/bahasa, seperti berikut.
Minggu Pertama
Pada minggu ke-1 atau ke-2
setelah persalinan tugas anda sebagai ibu hanyalah merawat bayi, yaitu :
berusaha mengenalnya, cukup beristirahat, melakukan senam pasca melahirkan
untuk memulihkan peredarahan darah dan otot-otot yang meregang ke bentuk semula.
(a). Sesudah dilahirkan maka bayi banyak
menunjukkan gerak reflex. Pada
hari-hari pertama dilahirkan : 7% waktunya untuk makan, 1% untuk tingkah laku
spontan dan kurang lebih 88% dari waktunya untuk tidur (Psikologi Perkembangan, 1982).
(b). Kebiasaan makan dan tidur bayi belum terpola,
perlu mempelajari perilaku dan kebiasaannya untuk segera menemukan cara terbaik
mengatasinya, misalnya ketika hendak menyusui ASI, awalnya bayi akan
sering menuntut setiap kali dalam jumlah sedikit -- proses yang mendorong
persediaan susu dan untuk sering bersentuhan fisik --, disamping itu hisapan
akan merangsang rahim untuk mengerut kembali ke bentuk awal sebelum kehamilan.
(c). Akibat dari kontak awal tersebut, 80% waktu
bayi akan terpakai untuk menatap wajah ibu, tanpa menyentuh, mendengar suara,
serta menghirup aroma tubuh ibu, ia tak akan terangsang untuk menggunakan dan
mengembangkan kemampuan yang sudah dibawanya saat dilahirkan.
(c). Beberapa refleks awal akan menghilang, begitu
sistem syarafnya telah berkembang, namun akan mengembangkan anggota tubuhnya
dan mencengkeramkan tangannya erat-erat pada ibu di saat terkejut.
(d). Mungkin masih suka tidur dengan posisi janin,
namun akan lebih rileks dengan belaian dan usapan lembut. Kepala bayi masih
perlu ditopang saat mengangkatnya, namun akan semakin bisa mengendalikan
kepalanya, terutama bila sering menggendongnya.
(d). Begitu ASI lancar dan selera makan bayi
berkembang, menyusu mulai semakin jarang namun akan lebih lama. Banyak waktu
yang dihabiskan dihadapan payudara, bukan menyusu, justeru menikmati kontak,
pembicaraan sambil sesekali mengisap payudara. Tidak satupun kata yang terbuang
percuma, bahkan saat ia berbaring sendirian dalam ayunannya, bayi akan
menikmati suara yang sudah sangat dikenalinya. Dengan segera anda belajar untuk
bereaksi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi anda, yang akan mendapat
imbalan dalam bentuk tanggapan dan rasa puas si bayi.
SELINGAN
: Sinar matahari
Sinar matahari pagi
yang kaya vitamin D bukan hanya bagus untuk tulang, melainkan juga baik bagi
kesehatan mental anak. Demikian hasil
penelitian dari Universitas Bristol-Inggris yang dipimpin Dr Anna-Maija
Tolppanen (2012).
Penelitian dilakukan melalui pengamatan mengenai
asupan vitamin D dan perkembangan kesehatan pada 2.700 anak sejak dekade
1990-an.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar matahari dapat memperkecil risiko kesehatan mental pada anak-anak, dimana anak yang mendapat asupan vitamin D rendah lebih berpotensi menderita depresi saat remaja. Sebaliknya pada anak yang cukup mendapat asupan vitamin D diketahui memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Tingkat depresi terkait dengan tipe vitamin D3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar matahari dapat memperkecil risiko kesehatan mental pada anak-anak, dimana anak yang mendapat asupan vitamin D rendah lebih berpotensi menderita depresi saat remaja. Sebaliknya pada anak yang cukup mendapat asupan vitamin D diketahui memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Tingkat depresi terkait dengan tipe vitamin D3.
Kita
lanjutkan …
Perkembangan Bayi 1 Bulan (BB: 3-4,3 kg; TB: 49,8-54,3 cm)
(a). Lebih
banyak tidur daripada bangun.
(b). Ciri khas lain ketika dilahirkan juga lenyap
setelah beberapa minggu, seperti kepala yang memanjang mulai membulat,
rambut-rambut halus yang menutupi tubuhnya berguguran, warna kulit dan
kotorannya akan lebih normal. Semakin
tampak bersih, kerutan dibadan mulai menghilang, tulang kaki dan tangan yang
bengkok terlihat semakin lebih wajar.
(c). Tangan dan kaki bergerak aktif,
mengepal apabila jari kita yang diletakan ke tangannya,
(d). Kepala menoleh kesamping
(e). Bereaksi terhadap bunyi kencang, menangis.
(f). Menaksir gerakan dengan mata, bisa melihat
jelas dalam jarak 8-12 inchi
(g). Cenderung memiliki kedekatan dengan ibu
sehingga peran ibu untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang lebih baik.
TIP : Bayi 1
Bulan (untuk mempermudah
komunikasi) :
(a). Lakukan kontak fisik secara sering sehingga
akan menambah kedekatan baik komunikasi maupun batin.
(b). Ibu harus dapat membedakan jenis tangisan
bayi dan makna atau pesan yang ingin diutarakannya seperti : lapar (minta ASI),
tidak nyaman (kepanasan/kedinginan), perlu perhatian lebih (pelukan dan
belaian).
(c). Metode yang diterapkan untuk merangsang
komunikasi bayi bervariasi dari secara langsung mengajak berbicara, menggunakan
media-media lain (suara dan buku cerita bergambar).
(d). Berusaha selalu mengajak bicara bayi walau
belum sepenuhnya memahami bahasa. Interaksi komunikasi ini sangat pentingnya
yaitu untuk merangsang otak bayi supaya dapat menangkap banyak kosakata yang
nantinya dapat dia gunakan sebagai bahasa ibu guna berkomunikasi.
Tehnik berkomunikasi :
(a). Harus natural/wajar dan alami, dilandasi
cinta kasih (ucapan, belaian, dll).
(b). Pembicaraan wajib dilakukan sesering mungkin,
pada kesempatan apapun, misalnya ketika menyusui dapat menanyakan mengenai
kenyamanan kepada bayi.
(c). Pembatasan kalimat, menggunakan kalimat
singkat (tidak panjang dan rumit), kaya makna dan ada penekanan suatu kata.
(d). Penyalahgunaan empeng, terlalu lama member
empeng bisa fatal karena cenderung memiliki perkembangan bahasa lebih lambat.
Perkembangan Bayi 2 Bulan (BB: 3,6-5,2 kg; TB: 52,8-58,1 cm)
Ibu adalah yang paling
dekat (meski ada ayah) dengannya, karena yang paling lama menghabiskan waktu
bersamanya.
(a). Menahan kepala dan leher, tapi perlu
topangan tangan.
(b). Membuka dan menutup tangan, ingin memegang
yang digapai, mencoba memasukkan benda ke mulut.
(c). Mulai senang dengan bermain jari dan mulut
(d). Merespon dengan senyum.
(e). Dapat membedakan wajah dan suara orang di
dekatnya.
(f). Mengidentifikasi dan pemerhati dari bunyi yang sering terdengar.
(g). Tidak semua bayi mudah akrab dengan orang
lain, bisa saja bayi akan menangis jika dipeluk oleh orang lain.
Tips (saat
bayi berusia 2 bulan) :
(a). Harus disadari bahwa bayi pada masa hanya
makan ASI sehingga bisa merasakan apa yang dirasakan ibu, walau tidak
mengungkapkan dalam bentuk kata. Ikatan batin antara ibu dan bayi dapat terjadi
sewaktu ibu memandang sang bayi dan tiba sang bayi membalas dengan senyuman
atau sebaliknya
(b). Rangsangan positif dari orang tua sangat
diperlukan, untuk membentuk pribadi yang baik, dapat diekspresikan dalam bentuk
gerakan dengan penuh cinta (belaian, kecupan, dlsb.).
(c). Dituntut pengawasan dari orang tua, perlu
waspada apabila mereka menderita penyakit seperti autis ataupun hyperactivity.
SELINGAN : ASI Bikin Cerdas
http://suaramerdeka.com/foto_sehat/e01864a29f1d5f7b00796414510c0355.jpg
Air susu ibu ternyata dapat meningkatkan kecerdasan
dan potensi akademik anak laki-laki, namun hal itu tidak pada anak
perempuan. Demikian hasil penelitian dari Institute
Telethon untuk Penelitian Kesehatan Anak di Subiaco-Australia Barat, seperti
dikutip New Scientist (2010).
Hasil riset membuktikan bahwa anak yang disusui
memiliki IQ lebih tinggi daripada yang tidak disusui, dimana hasil itu berbeda
antara anak laki-laki dan anak perempuan. Ibu-ibu yang menyusui rata-rata lebih
sejahtera dan berpendidikan. Anak
laki-laki yang sedikitnya disusui selama enam bulan memiliki hasil tes
matematika dan menulis 9% lebih tinggi, dibanding anak laki-laki yang
mengkonsumsi susu formula atau masa penyusuannya lebih singkat, 7% lebih tinggi
dalam mengeja dan enam persen lebih tinggi dalam membaca.
Sedangkan pada anak perempuan pengaruhnya tidak
terlalu signifikan, mungkin karena anak perempuan lebih terlindungi oleh
tingkat estrogen yang tinggi selama masa kanak-kanak.
Beberapa penelitian lain:
(a). Asam lemak
unik pada ASI dapat membantu bayi menjadi lebih cerdas, hal ini kemungkinan
berhubungan dengan keberadaan varian gen tertentu.
(b). Masa
menyusui yang lama berkaitan dengan IQ yang lebih tinggi dan peringkat akademis
anak-anak di Belarusia yang berusia 6 tahun, tanpa ada perbedaan kelamin. Hal
ini sebagai hasil uji coba acak besar pada Universitas McGill di
Montreal-Kanada.
(c). Organisasi
Kesehatan Dunia /WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif setidaknya selama
enam bulan demi perkembangan intelektual dan sosial anak. (sumber bacaan : suaramerdeka.com 2010/12/22)
Kita
lanjutkan ……
Perkembangan Bayi 3 Bulan (BB: 4,2-6 kg; TB:55,5-61,1 cm)
(b). Menggenggam benda dengan tangan.
(c). Mengoceh pelan.
(d). Menirukan ketika anda menjulurkan lidah.
(e). Mengikuti arah gerakan benda.
(f). Mulai memiringkan badannya ke kiri atau ke
kanan, biasanya ke salah satu sisi terlebih dahulu.
(g). Aktif dan belajar banyak hal seperti
mengenali dan membedakan wajah ibu dan bapaknya.
(h). Mengamati benda-benda disekelilingnya, lebih
sadar gerak refleknya, sudah bisa memandang dan melambaikan tangan walau belum
terarah.
(i). Suka mendengarkan suara-suara asing dan
terutama suaranya sendiri, belajar menggumam dan suara-suara pertamanya seperti
P, B, dan M. Sudah mulai bisa menyebut
mama atau papa walau belum begitu jelas, sudah bisa diajak berkomunikasi dengan
menggerak-gerakan tangannya.
(j). Bisa mengekpresikan gembira, sedih, dan tertawa. Kaki menendang-nendang apabila
senang.
(k). Bisa menunggu ibunya untuk memberikan apa
yang dia inginkan, lebih jarang menangis, jika lapar sekedar merengek.
Tips (saat
bayi berusia 3 bulan) :
(a).
Sudah bisa diberi benda mainan bayi namun harus dipilih yang terbuat
karet dengan ujung tumpul, dan tidak diberi pewarna (seperti cat).
(c). Untuk melatih telinganya, pilih mainan yang
bisa bersuara, bisa digantung diatas box tempat tidurnya.
(d). Bisa diperkenalkan ke dunia luar dengan membawanya jalan-jalan disekitar rumah.
(d). Bisa diperkenalkan ke dunia luar dengan membawanya jalan-jalan disekitar rumah.
(e). Sebaiknya diperdengarkan lagu-lagu lembut
yang bisa merangsang perkembangan otaknya.
(f). Gendong dengan posisi duduk bersandar di dada
kita, memberinya kesempatan mengembangkan minat terhadap hal disekelilingnya --
lebih bebas mengeksplorasi benda-benda--, hal ini akan lebih jarang
rewel/menangis.
(g). Harus belajar mengenali karakteristik
emosional bayi, amatilah ketika bereaksi saat marah, tertawa, dan menangis.
(h). Latih bayi melalui suara-suara khas atau
ajari dia melakukan gerakan sederhana seperti mengajukan tangan untuk
bersalaman.
(i). Jika sudah mulai masuk kantor, sedapat
mungkin negosiasikan waktu agar tetap bisa menyusui dan cari orang yang bisa
dipercaya untuk merawatnya (sepertinya yang paling cocok adalah nenek). Saat
bekerja, jangan tinggalkan bayi secara total karena bayi anda perlu menjalin
hubungan khusus sehingga dia tidak terlalu terikat dengan orang yang merawatnya
selama bekerja.
(j). Tempatkan dalam kamar tidur bayi berbagai
macam permainan yang bisa membantu perkembangannya secara maksimal.
Perkembangan Bayi 4 Bulan (BB: 4,7-6,7 kg; TB:57,3-63,7 cm)
(a). Mendorong tangan saat belajar tengkurap.
(b). Menangkap dan mendapatkan benda.
(c). Tertawa keras dan mulai jelas.
(d). Senang bermain dan menangis ketika
permainan dihentikan, akan berteriak-teriak jika keinginannya tidak terpenuhi.
(g). Memindahkan diri dengan berguling-guling, hal
ini membantu motoriknya untuk berkembang,
(h). Kesukaan memegang benda yang terkadang lepas
lagi karena tangan belum bisa memegang dengan erat, sering memasukkan apapun
yang dia pegang kedalam mulut.
(i). Bisa merasakan emosi dan mengenali mimik
raut muka orang tua, jika berbicara dengan nada agak lebih tinggi maka bayi
akan terdiam, jika anda menunjukkan
sedih maka akan mempengaruhi kondisi emosionalnya.
(j). Belajar menyodorkan tangan untuk bersalaman,
juga melambaikan tangan.
(k). Merasa senang saat dimandikan, berkecipak
didalam air, membuat suara dan cipratan air, serta bisa saja menangis saat
diangkatnya karena belum puas bermain air.
Tips (saat
bayi berusia 4 bulan) :
(a).
Harus diwaspadai terhadap benda yang diraihnya karena belum tentu bersih dan bebas kuman.
(b). Ketika berguling, rangsanglah dengan
menempatkan benda menarik disampingnya, lalu beri tepuk tangan ketika meraih
benda tersebut agar dia mau melakukannya lagi.
(c). Berikan banyak mainan agar aktif dan untuk
melatih seluruh otot-otot tubuhnya.
(d). Orang tua harus jeli dalam mengenali
keinginan dan emosi bayi karena dia sudah bisa mengkomunikasikan keinginannya
dengan lebih jelas.
(e). Banyak mengajak bercanda, mengobrol dan
bermain, untuk membentuk karakternya.
(f). Awasi setiap kegiatan bayi bahkan termasuk
saat dia tidur, bisa tidak tenang dan bahkan dia bisa terjatuh, maka naikkan
pintu box tidur bayi.
(g). Untuk membantu perkembangan motorik, bisa
membeli berbagai macam mainan yang bersuara untuk menarik minat sang bayi untuk
bergerak meraihnya dan menggenggam.
(f). Ibu harus membersihkannya saat bayi mandi,
jangan sekali-sekali meninggalkan walau sebentar saja karena bisa sangat
membahayakannya (tenggelam).
Perkembangan Bayi 5 Bulan (BB: 5,3-7,3 kg; TB: 59,8-65,9 cm)
Pada masa ini bayi sudah
mulai kemampuan berbahasa.
(a). Mulai senang berguling dari satu sisi ke sisi
yang lain.
(b). Belajar memindahkan benda dari satu tangan ke
tangan yang lain.
(c). Senang menggeleng-gelengkan badan.
(d). Mengenali wajah-wajah yang familier.
(f). Saat tengkurap, dapat mengangkat kepala
membentuk sudut lebih besar yaitu 90 derajat, akan berusaha memandang kedepan
dengan cara mengangkat kepala dan bahunya dengan bertumpu pada tangannya
(sekaligus memperkuat otot-otot tangan). dengan mendongakkan kepala, dia bisa melihat
kesemua arah dan mengeksplorasi benda-benda disekeliling.
(g). Bersuara sebagai sarana komunikasi dengan
orang-orang sekelilingnya, mengeluarkan suara nada tinggi --respon tubuh
terhadap emosi saat itu--, berteriak bila merasa senang ketika mendapat
keinginannya, atau berceloteh seperti “mamamama”, “papappapa”, “bmbmbmbmb”
dlsb.
(h). Semakin mahir untuk mempergunakan segala
fungi organ tubuhnya, bisa membuat berbagai suara dengan lidah dan bibir, suara
berdecak dan menggumam, meniru suara, atau sering terdengar bergumam dengan
kata-kata atau suara yang sama berulang kali.
(i). Bersuara beda ketika dia lapar atau sedang
pup, sebagai awal kemampuan berbahasanya.
(i). Lebih suka didudukan dalam posisi tegak
walau pada awalnya akan bertumpu pada tangannya.
Tips (saat
bayi berusia 5 bulan) :
Untuk merangsang sang bayi
agar tertawa atau membuat suara dengan mulutnya,
(a). Coba membuat tanggapan saat bayi tertawa atau
membuat gerakan yang bisa merangsang bayi untuk tertawa.
(b). Sebaiknya didudukan dengan diberi sandaran
bantal atau disandarkan ke tubuh anda untuk membuat sang bayi cepat kuat duduk
dan menghindari punggung yang bengkok.
(c). Mengenalkan gelas minum bermoncong saat
duduk, pilih gelas bermoncong dengan dua pegangan dan terbuat dari bahan tidak
tajam dan tidak mudah pecah.
(d). Sebaiknya beri lembaran kain yang menyerap
air dibawah dagu bayi saat dia minum.
(e). Mendorong dan merangsang pertumbuhan dan
kemampuan bayi dengan memberi pujian (tepuk tangan, ciuman, atau senyuman) saat
bayi anda berhasil berguling atau meraih benda.
(f). Sudah bisa memperkenalkan warna cerah padanya
dengan memberikan gambar poster dengan warna cerah ataupun mempergunakan media
yang mencolok agar kemampuan visual bayi berkembang sempurna.
Perkembangan Bayi 6 Bulan (BB: 5,8-7,8 kg; TB: 61,6-67,8 cm)
Menggunakan indera untuk
mengekplorasi dengan baik keadaan sekelilingnya, merupakan hal yang baru baginya.
(a). Senang berguling-guling terus.
(b). Berceloteh.
(c). Mengenali wajah-wajah yang familier.
(d). Keterampilan tangan dan kaki bayi semakin
tinggi, menggerakkan tangan untuk memegang, mengidentifikasi sekelilingnya
dengan kedua tangan dan jari jemarinya untuk mengambil sesuatu yang terlihat di
matanya dan tidak segan-segan memasukkan benda-benda tersebut ke dalam mulut
mereka.
(e). Berusaha menggenggam, memukul, memindahkan
benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya.
(f). Menggunakan mata untuk mengidentifikasi
orang-orang yang ada di sekelilingnya bahkan benda-benda kecil ataupun besar
yang ada di sekelilingnya.
(g). Dalam hal berbahasa, akan mengeluarkan
kata-kata yang terdiri dari satu huruf konsonan dan satu huruf vokal
seperti pada kata ‘ma’, ‘pa’, ‘na’, etc yang dikeluarkan dari mulutnya dengan
nada yang ritmis atau berirama.
Tips (saat
bayi berusia 6 bulan) :
(a).
Memberi mainan dengan warna-warna yang cerah, sehingga akan menggerakkan
kaki dan tangannya untuk mendapatkannya.
(b). Menyediakan mainan
bayi sesuai usianya, mainan lembut dan aman digigit, mainan yang berbunyi untuk
merangsang inderanya yang lain.
(c). Membiasakan membaca
cerita atau dongeng, walau dia belum sepenuhnya mengerti dengan cerita yang
dibacakan, yang paling terpenting harus memberikan stimulus yang baik untuk
motorik kasar dan juga motorik halusnya.
Bersambung ke
Tahapan berikutnya (menyusul). ……
‘ Selamat
Hari Anak Nasional (HAN) pada tanggal 23 Juli’.
Keterangan gambar : dokumen pribadi dan atau dari
internet
Sumber bacaan a.l :
bidanku.com; ayahbunda.co.id; duniaanak.org, (mediaindonesia.com
2012/01/01)
Psikologi
Perkembangan; 1982; Gajah Mada University Press-Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar