Senin, 30 September 2013

Begitu Pentingnya, Penampilan dari Seorang Dokter


Dikemas oleh : Isamas54
Image secara awam tentang dokter adalah mengobati pasen, sopan dan berwibawa, murah senyum, tenang, tanpa kesalahan, serta memakai jas putih.


Jas dokter memang merupakan salah satu kelengkapan wajib bagi dokter saat memeriksa pasien yang biasanya berwarna putih bersih tanpa motif.  Pada dasarnya fungsi utama jas tersebut adalah sebagai sebuah identitas dengan tujuan agar dikenali bahwa pemakainya adalah seorang dokter, sehingga pada kasus-kasus darurat, akan mudah menandai pemakainya sebagai dokter guna membantu pertolongan pada pasien yang membutuhkan perawatan.

Sebelum lanjut, siapa tahu membantu pengetahuan …

Data
(a).  Beberapa jenis dokter spesialis : Kardiolog (jantung dan pembuluh darah), Dokter gigi,  Dokter THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), Ginekolog (reproduksi wanita), Dokter ortopedi (tulang), Dokter anak, Psikiater (mental), Dokter hewan, Radiolog (sinar X dan teknologi sinar radioaktif), Dokter paru-paru, Ahli endrokrinologi (kelenjar endokrin), Ahli onkologi (kanker), Ahli syaraf (syaraf manusia, termasuk otak dan saraf tulang belakang), Dokter bedah jantung, (mengoperasi jantung, area dada, dan dalam beberapa kasus, & paru-paru, berbeda dengan kardiologi).
(b).  Tenaga dokter di Indonesia sudah bisa dianggap memadai, yaitu jumlah dokter umum di Indonesia saat ini 88.309 orang yang jika merujuk kriteria WHO dibutuhkan setidaknya 101.040 dokter umum di Indonesia.  Dimana 33 dokter untuk melayani 100.000 penduduk, sedangkan aturan yang ditetapkan oleh WHO adalah 40 dokter untuk 100.000 penduduk.  Persoalan kekurangan dan penyebaran dokter di Indonesia ini baru dapat diselesaikan dalam beberapa tahun ke depan, karena setiap tahun Indonesia bisa menghasilkan 7.000-an dokter, sedangkan yang memasuki masa pensiun hanya sekitar 2.000-an dokter. (Menteri Kesehatan RI,  2013)

Kita lanjutkan …

Ternyata pada kasus-kasus berikut yang tentunya yang berkaitan dengan penampilan profesi dokter ada yang dapat dijadikan contoh atau disesuaikan dengan profesi kita, tetapi ada juga yang tidak sesuai sehingga bisa membahayakan pasien atau bahkan bisa bisa mencelakakan dirinya sendiri.

(1).  Mempercepat kesembuhan pasien
Dokter yang berperilaku lebih sopan dan santun akan membuat pasien lebih sehat dan cepat pulih.   
Menurut hasil penelitian seorang ahli bedah asal Amerika yang juga seorang dorector pada Pusat Cedars-Sinai Comprehensive Transplant Centre in Los Angeles, Andrew Klein,  pada beberapa rumah sakit yang menggunakan para stafnya sebagai subjek, seperti dikutip dari Telegraph, atau seperti yang ia tulis dalam Archives of Surgery (2011), manyatakan:
(a).  Perilaku dokter yang cenderung kurang ramah atau bahkan kasar kepada staf akan berpengaruh besar pada hasil operasi, untuk hal ini pasien lebih baik memilih dokter dengan perilaku yang baik. 
 (b).  ahli bedah yang lebih sopan cenderung melakukan operasi dengan risiko komplikasi dan kematian yang lebih kecil, terungkap pula bahwa 3 dari 4 apoteker dan perawat di rumah sakit cenderung berusaha menghindari kontak dengan dokter yang tidak ramah, bahkan jika mereka memiliki pertanyaan tentang obat (salah satu studi dari berbagai penelitian).
"Seringkali, dokter bedah dipilih karena latar belakang prestasi, pengetahuan, dan pengalaman mereka dalam hal pelatihan dan teknis, … Namun sesungguhnya, ruang operasi merupakan lingkungan sosial di mana setiap orang harus bekerja sama untuk kepentingan pasien. Ketika seorang dokter bedah yang diistilahkan 'berkuasa' bertindak kasar dan tidak ramah, itu akan memengaruhi segalanya."

(2).  Pentingnya memakai jas putih
Sebagian besar pasien dermatologi menekankan pentingnya penampilan luar dari seorang dokter, serta tidak keberatan apabila dokter pria tidak mengenakan dasi asalkan tetap berjas putih, demikian seperti hasil survei di AS.
Dean Morrell, peneliti dan direktur dermatologi anak dan remaja di University of North Carolina bersama rekan-rekannya mengamati 176 pasien baru di klinik dermatologi serta para orang tua dari 248 anak yang bersekolah di sebuah klinik pediatrik. Para partisipan dimintai pandangannya tentang pakaian apa yang harus dikenakan seorang dokter.
Ternyata : (a). Pemakaian jas putih juga masih popular, dimana 50% lebih pasien dewasa di kantor dokter kulit orang dewasa mengharapkan ditangani dokter yang memakai jas putih. (b).  Dalam menangani anak-anak, para orang tua tidak terlalu menuntut dokter mengenakan jas putih, atau hanya sekitar 25% yang ingin melihat dokter anak mereka memakai pakaian tersebut. (c).  Secara keseluruhan, hanya sepertiga yang mengatakan pakaian memengaruhi kepercayaan mereka pada dokter. "Padahal jika antara pasien dan dokter sudah ada hubungan terapeutik yang sangat baik, penampilan luar seperti memkai jas putih atau dasi sangatlah tak penting.", "Hanya sekitar 20% yang menganggap bahwa dokter pria haruslah mengenakan dasi," katanya seperti kepada Reuters Health (13/4/2011).

(3).  Jas warna putih tetapi hijau saat mengoperasi
Warna putih dipilih karena apabila ada sesuatu yang menempel dan sifatnya tidak steril (pasien juga harus steril) akan bisa cepat diketahui.  Selain itu, warna putih juga melambangkan kebersihan, dimana kebersihan sangat berkaitan sekali dengan kesehatan, hal ini juga sangat sesuai dengan ruang lingkup dan citra dari pekerjaan menjadi dokter.
Tetapi ketika melakukan kegiatan opersai ternyata memakai jas hijau.
Menurut Today’s Surgical Nurse tahun 1998, penggunaan warna ini ini kemungkinan bermula di awal abad 20, dengan tujuan membantu penglihatan dokter operasi karena dua alas an : (a).  melihat warna biru atau hijau dapat menyegarkan penglihatan dokter dari hal-hal yang berwarna merah, seperti organ dalam dan darah pasien selama operasi. Karena, otak menafsirkan warna secara relatif terhadap warna yang lain.  Jika seorang ahli bedah menatap pada sesuatu yang berwarna merah atau merah muda, ia akan menjadi terbiasa dengan warna tersebut sehingga penglihatannya terganggu. Sinyal merah di otak akan memudar, yang bisa menyulitkan dokter melihat organ dan jaringan tubuh manusia. Sedangkan, jika dokter melihat sesuatu yang berwarna hijau dari waktu ke waktu, ia dapat membuat matanya lebih sensitif terhadap variasi dalam warna merah. (b).  karena penglihatan dokter terus menerus terfokus terhadap organ dalam pasien yang berwarna merah, warna merah ini dapat menyebabkan ilusi optik berwarna hijau di permukaan yang putih dan tentu dapat mengganggu.
Seperti pendapat Paola Bressan, peneliti ilusi mata dari University of Padova-Italia yang mendukung akan hal tersebut.
Ilusi optik ini muncul jika dokter menggeser tatapannya dari jaringan tubuh yang berwarna kemerahan pada sesuatu yang putih. Ilusi optik berwarna hijau dari organ bagian dalam pasien akan muncul pada latar belakang putih tersebut.
Ilusi optik ini terjadi karena putih memiliki semua spektrum warna, termasuk hijau dan merah. Namun, jika dokter melihat pakaian yang berwarna hijau atau biru, dan bukannya putih, ilusi yang mengganggu ini akan berbaur tepat dengan warna pakaian dan tidak akan menjadi gangguan.

Tapi kalau terlalu ganteng? Coba ikuti bacaan berikut …

SELINGAN
Diusir karena terlalu ganteng
Si ganteng Omar Borkan Al Gala (25) yang belum lama ini ramai diberitakan diusir dari Arab Saudi karena dianggap terlalu tampan.
Kini pria muda dan lajang yang berprofesi sebagai fotografer fashion dan sekaligus aktor dan penyair tersebut, kembali menjadi bahan pemberitaan media.
Omar mengaku mendapat hadiah mobil Mercedes G55 dari seorang wanita penggemar beratnya, yang menurut Auto Trader Inggris, kendaraan mewah tersebut bisa bernilai 70 ribu poundsterling (sekitar Rp 1 miliar).
Omar beserta dua pria Abu Dhabi lainnya yang tidak disebutkan namanya, datang ke Arab Saudi untuk menghadiri festival kebudayaan Jenadrivah Heritage and Cultural Festival yang digelar di ibukota Riyadh belum lama ini. Namun seperti dilansir The Sun, tiba-tiba mereka malah ditangkap polisi setempat.
Polisi syariah di kota itu atau Mutaween, beralasan bahwa pemuda-pemuda tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kaum wanita setempat karena tidak akan mampu menahan diri dan tergoda dengan ketiga pria tampan tersebut.  "Tiga pria Emirat dibawa pergi dari lokasi karena mereka terlalu tampan. Ditakutkan para pengunjung wanita akan jatuh cinta pada mereka," demikian laporan surat kabar setempat, Elaph.
Ketiga pria muda itu dikabarkan langsung dideportasi ke Abu Dhabi. 
Sejak insiden pengusiran dari Saudi tersebut, Omar yang berasal dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pindah ke Vancouver di Kanada. Di sana, menurut media Latinos Post, Omar tengah menjadi model kalender untuk sebuah kelompok HAM wanita.
Selain menerima hadiah-hadiah dari para penggemarnya, dia juga mengaku karir aktingnya kian menanjak sejak insiden pengusiran dari Saudi.  Belum lama ini dia ditawarkan bermain dalam film pendek berjudul "51" serta sejumlah tawaran bermain film lainnya juga menanti dirinya.  Kepada majalah In Touch, Omar juga mengaku berstatus single dan tengah mencari wanita pujaan hatinya.
Kembali ke soal hadiah mobil …
"Saya mendapatkan Mercedes G55 untuk ulang tahun saya dari seorang wanita yang tidak saya kenalMobil itu tiba di tempat saya, dan saya cuma diberi tahu, tolong tanda tangani dan terima ini. Sungguh menakjubkan," ," kata Omar kepada majalah In Touch seperti dilansir International Busines Times (28/5/2013). 

(4).  Wajah penolong
Tulisan berikut kurang ada kaitan dengan profesi dokter, namun boleh juga untuk perbandingan dari penampilan seorang dokter.  Namun bukan berarti wajah dokter harus lebar dan … garang.
Pria berwajah lebar dan garang, seperti Chris Hemsworth, pemeran Thor dalam film The Avengers, ternyata memiliki sifat gampang menolong dan mudah bekerja sama. Hal tersebut disimpulkan duo psikolog Universitas St Andrews, Michael Stirrat dan David Perret, setelah mengamati permainan grup para mahasiswa mereka.
Stirrat memberi mahasiswa sejumlah uang untuk melakukan permainan kompetisi antargrup. Ia mengatakan kemenangan grup akan dibandingkan dengan grup lain dari sekolah yang sama. Pada kelompok lain ia menyatakan akan membandingkan dengan sekolah rival, yaitu Universitas Edinburgh. Hasilnya, pria dengan muka lebar dan garang cenderung mau lebih berkorban demi keuntungan timnya.
Lewat penelitian yang dipublikasikan jurnal daring Psychological Science (2012), duo psikolog itu membantah pria berwajah lebar dan garang cenderung agresif dan tak bisa bekerja sama.
Hasil penelitian mereka juga terbukti dalam pengamatan terhadap CEO perusahaan. CEO berwajah lebar cenderung baik jika dibandingkan dengan kolega yang berwajah sempit.

(5).  Memiliki niat bunuh diri
Ternyata, lebih dari 6% ahli bedah di Amerika Serikat pernah bergelut dengan keinginan untuk bunuh diri, demikian hasil studi yang dimuat Archives of Surgery edisi Januari 2011.
Hasil penelitian yang berdasarkan survei anonim terhadap hampir 8.000 ahli bedah menemukan bahwa : (a).  Niat untuk bunuh diri ini disebabkan rasa bersalah atas kesalahan medis yang pernah diperbuat dan rasa lelah (dalam praktiknya dalam 3 bulan terakhir).  (b).  Sekitar 7% ahli bedah yang berusia 55-64 tahun telah berniat untuk bunuh diri pada tahun lalu, sayangnya yang terungkap hanya seperempatnya yang telah meminta bantuan profesional seperti psikiater. Adapun alasannya mereka khawatir akan kehilangan izin praktik.
Dr Tait Shanafelt dari Mayo Clinic di Rochester-Minnesota, yang melakukan penelitian ini, menyatakan kepada Reuters Health (19/1/2011) :  ''Yang kami lihat dari penelitian ini yakni tingginya tingkat kejenuhan dan stres di kalangan dokter Amerika.   Konsekuensinya pun berpotensi serius, baik bagi dokter maupun pasien,''
''Kami sudah memahami bahwa dokter memiliki risiko yang lebih besar untuk berniat melakukan bunuh diri jika dibandingkan dengan profesi lainnya,''.
Dua ahli bedah di University of Pittsburgh berkomentar, ''Kami juga manusia biasa yang tak terhindar dari kesalahan. Namun, memang bunuh diri bukanlah jawaban yang tepat bagi mereka yang dituntut melakukan kesempurnaan.''

(6).  Ketergantungan alkohol
Ternyata sekitar 15% dokter bedah mengidap ketergantungan pada alcohol, demikian sebuah hasil studi yang telah dilakukan di AS.
Penelitian yang dilakukan melalui survei terhadap 7.200 dokter bedah di negara setempat menyatakan bahwa penyalahgunaan alkohol tersebut meliputi ketergantungan akibat gaya hidup.
Seperti dikutip dari situs Reuters (2012), yang memaparkan hasil riset tentang bukti tanda-tanda para dokter bedah yang kecanduan alcohol yang dipimpin Michael Oreskovich di Universitas Washington, dimana para peneliti meminta para dokter bedah relawan untuk mengisi lembar pertanyaan mengenai gaya hidup, suasana hati, dan juga pertanyaan mengenai ketergantungan alkohol.
Hasil penelitian menemukan bahwa :  (a).  Sekitar 45% dokter bedah yang terbukti mengkonsumsi alkohol melakukan kesalahan medis dalam tiga bulan terakhir. (b).  Rata-rata para dokter bedah memilih alkohol sebagai penghilang depresi dan kelelahan.
Padahal seharusnya sisi profesionalisme dalam bekerja harus lebih ditingkatkan, mengingat pekerjaan tersebut berhubungan dengan nyawa seseorang.

(7).  Babak belur dikeroyok 
Seorang dokter muda yang tengah menjalani co-assisten profesi dokter di salah satu rumah sakit di Makassar, babak belur setelah dipukuli dan dihajar masa.
Adapun urutan kejadiannya :
Sebut saja “Fa” (32), yang merupakan sarjana kedokteran di salah satu kampus swasta di Makassar yang tengah menjalani co-assisten profesi dokter di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo, sedang mencari rumah temannya di wilayah Paccinang Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakukang-Makassar.
Entah dari penampilan atau bagaimana, dia disangka hendak mencuri di salah satu rumah warga di jalan Paccinang, dia terlihat mondar-mandir di pekarangan salah satu warga Paccinang sehingga dengan gelagatnya yang mencurigakan membuat warga curiga.  Akhirnya dia pun dikejar ramai-ramai oleh warga lalu digebuki sampai babak belur. 
Beruntung saat Fa sedang dikeroyok, “Fi”, salah satu rekannya sesama dokter muda di RS Wahidin yang juga warga Paccinang mengenalinya, dia berusaha menahan warga dan meminta Fa mengeluarkan tanda pengenalnya.  Kejadian tersebut terjadi sekitar sekitar pukul 01.00 Wita, Senin dini hari (20/6/2011).
Fa kini harus dirawat di rumah sakit Bhayangkara-Makassar, akibat luka yang dideritanya.
Anggota Polsek Panakukang yang turun ke TKP untuk mengevakuasi korban aksi main hakim sendiri dan tidak menemukan bukti-bukti, jika Fa hendak mencuri di salah satu rumah warga.
Menurut Fi, yang ditemui wartawan di Mapolsek Panakukang, Fa belakangan ini terlihat depresi dan sering tampak kebingungan, begitu pula saat Fa ditanya warga, ia gelagapan dan langsung lari ketakutan.
"Fa pernah mengalami kecelakaan lalu lintas setelah terjatuh dari sepeda motornya, ia mengalami benturan keras di kepalanya, akibatnya ia kadang susah menangkap arah pembicaraan orang lain, mungkin karena itu ia lari ketakutan," pungkas Fi.

Biar happy ending ceritanya …
(8).  Jaga penampilan
Seorang dokter harus menjaga penampilan, seperti contohnya yang dilakukan dr Ova Emilia, PhD, 47, spesialis kandungan dan kebidanan di RS Happy Land, yang berperawakan tinggi dan langsing ini juga gemar berbelanja pakaian yang fashionable, untuk menunjang profesi dan kesehariannya.
Menurutnya, berpenampilan juga tergantung mood yang sedang dihadapi saat itu, misalnya kalau mood-nya bagus maka warna pakaian yang dipakai pun akan lebih ceria dengan motif bunga-bunga, namun tetap cenderung berpakaian yang feminin dan kasual.
"Biasanya, kalau pakaian untuk praktik di RS, saya pakai berupa terusan dress atau pakai batik terusan sampai selutut, lalu ditambah blazer putih.
Tapi yang paling penting nyaman dipakai dan tidak menimbulkan pertanyaan aneh, ketika orang melihat penampilan kita itu," ucapnya kepada Tribun Jogja (11/2011).

Tulisan tersebut sebagai gambaran bagi kita bagaimana sikap seharusnya dan apa yang harus dihindari, yang tentu sikap yang positif dari kasus-kasus tersebut sudah merupakan acuan, namun perlu diingat -- khususnya yang awam profesi dokter -- bahwa ‘Begitu pentingnya mengenai sebuah penampilan’.

Sampai ketemu di topik lain.

Keterangan gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan : jogja.tribunnews.com/2011/11/30, detiknews.com/read/2011/06/20, news.detik.com/read/2013/05/28, health.detik.com/read/2013/04/29, mediaindonesia.com (201101/29, 04/13 & 07/20; 2012/02/27 & 06/06), kaskus.co.id  2013/06/18, merdeka.com 2013/07/05.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar