Senin, 24 Februari 2014

Bisnis Prosesi Kematian dan Pemakaman di China



Dikemas oleh : Isamas54
Urusan penguburan dan kematian menjadi industri yang bernilai ekonomi tinggi dan sedang tumbuh di China. Bagaimana sebenarnya?

China merupakan Negara dengan populasi terbesar di dunia sehingga angka kematian pun terbesar juga, yaitu saat ini 9,7 juta orang per tahun dan diprediksi mulai 2017 nanti akan naik menjadi 10,4 juta orang setiap tahunnya.
Mengapa urusan kematian di China jadi semakin mahal, sehingga muncul ungkapan “lebih baik hidup lama-lama, karena untuk mati itu sulit”?   serta siapa saja yang memetik keuntungan dari urusan kematian itu?
Bacalah tulisan ini selanjutnya …

Data
Kebijakan Satu Anak telah menyebabkan angka kelahiran di China hanya 1,5-1,6 anak per perempuan.

Setiap tahunnya di China terjadi 16 juta kelahiran dan lebih dari 9 juta kematian orang per tahunPopulasi orang tua mencapai 202 juta orang atau 14,8% dari total populasi China. (Laporan Tahunan terbaru Development of the Cause of Ageing)

Kultur dan industri
Urusan penyelenggaraan pemakaman atau kematian secara besar-besaran sudah merupakan kultur yang sudah lazim di Negara China.   
 

Padahal dalam era 1960-1970an,  upacara besar-besaran seperti itu dilarang oleh Partai Komunis China, mereka lebih merekomendasikan kremasi dan menawarkan insentif bagi mereka yang bersedia menebar abu jenazah keluarganya di laut.  Namun setelah China semakin terbuka ke dunia luar, kebiasaan tersebut tumbuh kembali dan semakin mewah.
Keadaan tersebut menjadi peluang bagi pemain bisnis, sehingga semakin tumbuh banyak industri pemakaman ini, mulai dari perusahaan keluarga sampai ke perusahaan besar.
Menurut laporan perusahaan riset Euromonitor, industry tersebut akan tumbuh 17% menjadi US$ 16,4 miliar pada 2017, hal ini didorong pertumbuhan bisnis pemakaman kelas elit, seperti yang dilakoni perusahaan seperti Fu Shou di Shanghai. 
Fu Shou Yuan
Banyak perusahaan yang menjual jasa urusan kematian di China, tapi barangkali belum banyak yang sesukses Fu Shou Yuan, perusahaan penyedia jasa ini merupakan yang pertama melantai di bursa saham Hong Kong.   
Fu Shou masuk ke industri pemakaman bersamaan dengan pembukaan sebuah area pemakaman milik mereka di Shanghai pada 1994. Sampai saat ini, sudah ada enam lokasi pemakaman yang dioperasikan perusahaan itu dan mereka beroperasi di delapan kota besar di China.
Perusahaan ini membidik segmen pasar yang khusus, yaitu orang-orang
Berduit,  menerapkan harga yang lebih tinggi daripada penyedia jasa urusan pemakaman lainnya, meskipun begitu peminatnya tetap banyak.
Pada Desember tahun 2013 perusahaan ini masuk ke bursa saham Hong Kong dan meraih dua investor besar, di antaranya adalah perusahaan asal Amerika Serikat, yakni The Carlyle Group dan Farallon Investors.
Dengan banyaknya orang-orang tua maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa akan tiba saatnya orang-orang tua tersebut wafat. “Ketika mereka meninggalkan dunia ini, mereka berharap akan terus diingat dan itu menjadi urusan kami untuk menyajikan pelayanan yang terbaik,” kata Wang Jisheng, Managing Director Fu Shou Yuan, kepada kantor berita CNN (2/2014).

Tarif dan selebritas
Rata-rata harga satu meter persegi tanah kuburan misalnya di Suzhou di Provinsi Jiangsu lebih mahal dari harga tanah untuk perumahan yaitu antara 40-50 ribu yuan (Catatan : 1.000 yuan = US$ 161)), dalam kenyataannya di wilayah ini tercatat 15 ribu kremasi setiap tahun, diantaranya hanya 150 keluarga saja yang memakai model pemakaman murah ala pemerintah. 
Perlu diketahui bahwa harga untuk pemakaman cara orang kaya memang bisa bikin geleng-geleng kepala, misalnya saja seorang pebisnis terkenal di tahun 2011 lalu, telah menghabiskan 5 juta yuan lebih untuk upacara kematian ibundanya.  
Hal tersebut sudah tidak aneh lagi, karena untuk satu paket pemakaman bisa menelan biaya lebih dari US$ 83 ribu atau lebih dari Rp 830 juta.  Coba saja bayangkan, untuk harga umum batu nisan antara 20 - 50 ribu yuan, namun Fu Shou membanderol produk mereka sebesar 100 ribu yuan.
Menurut China Daily, makam termahal di Beijing berharga lebih dari US$ 32 ribu per meter persegi, malahan ada media lain yang melansir angkanya antara US$ 60 ribu-US$ 70 ribu per meter persegi.
Banyak selebritas yang memanfaatkan jasa Fu Shou. Contohnya adalah Ruan Lingyu, bintang film China di era 1930-an, Wang Daohan, politikus China yang terlibat dalam urusan relasi China-Taiwan, atau penyanyi terkenal Teresa Teng (Gambar).
“Kami punya 700 selebritas di sini,” kata Jason Wu, manager Fu Shou, kepada kantor berita CNN pada pekan lalu. “Mulai dari kalangan militer, politisi, bintang opera, dan aktor-aktor.”

SELINGAN (tambahan/di luar bacaan utama)
Masih soal pemakaman …

Bisnis penyewaan orang yang berkabung pada saat prosesi pemakaman berasal dari salah satu tradisi di China …

Di China, tradisi itu memang sudah ada sekitar 2.000 tahun lalu pada Dinasti Han, meski sempat dilarang saat Revolusi Budaya China, namun kini tradisi itu kembali berkembang.

"Kami membutuhkan orang berkabung yang wajar karena anak muda saat ini tidak tahu caranya menangis," kata Xu Xinwei, keponakan mendiang Zhang Tujin yang meninggal karena penyakit jantung di Chongqing, sebuah kota di bagian barat daya China.

Saat masa berkabung hingga pemakaman, keluarga Zhang Tujin menyewa Hu Xinglian yang lebih dikenal dengan nama Dingding Mao, orang yang sangat tenar untuk profesi ini, bersama kelompoknya,

Berkat kepopulerannya, perempuan yang sudah menjadi pemeran orang berkabung sejak satu dekade lalu itu bahkan mampu membeli mobil mewah Mercedes-Benz yang selalu dikendarainya setiap menghadiri pemakaman.

"Beberapa orang tak dapat menangis. Jadi saya menggunakan hati dalam bernyanyi untuk mewakili kehilangan bagi generasi muda," kata Mao.

Menurut ahli konsumen dan keuangan pribadi Jasmine Birtles, di Barat mengundang orang asing yang tidak mengenal mendiang dalam upacara pemakaman memang terlihat aneh tapi itu merupakan tradisi Timur.

"Ini merupakan peluang dengan permintaan yang terus meningkat seiring banyaknya orang dari negara-negara Asia Timur pindah ke Inggris," katanya.  (Sumber : Media Indonesia, 3/7/2013)

Kita lanjutkan lagi ke topic utama …

Sebenarnya bisa murah
Pemerintah China membantah bahwa pemakaman di negeri itu sangat mahal.  Kementerian Urusan Sipil China Li Liguo dalam sebuah konferensi tahun 2013, mengatakan bahwa ongkos pemakaman itu murah, asal ikut cara pemerintah, yakni dengan cara dikremasi. Kremasi lebih murah dan ramah lingkungan, apalagi jika abu jenazah dibuang ke laut.   Malahan pemerintah malah menyediakan subsidi selama bertahun-tahun. Tarifnya, menurut Liguo, adalah antara 1.000 yuan (US$ 161) dan 2.000 yuan.
Masalahnya, apa kata pemerintah tak sejalan dengan yang terjadi di lapangan, publik lebih suka pemakaman tradisional daripada kremasi. Menurut China Daily, masih kental anggapan masyarakat bahwa upacara kematian itu erat kaitannya dengan status sosial dan ekonomi, “Makin mewah sebuah upacara, makin terhormat keluarga itu”.
Jadi kalau pun perusahaan penyedia jasa urusan kematian menerapkan tarif yang tinggi, maka permintaan terhadap pemakaman yang mewah makin tinggi, ditambah semakin terbatasnya lahan sehingga harga tanah kuburan terus melonjak.
Pandangan seperti itulah yang justru menguntungkan perusahaan-perusahaan penyedia jasa pemakaman. Asosiasi Penguburan China menyatakan, margin bisnis pemakaman di China tak ada standarnya.
“Ada yang bisa meraih margin 300 persen dan bahkan bisa 1.000 atau 2.000 persen,” ujar asosiasi itu.

Himbauan pemerintah
Wakil Menteri Urusan Sipil, Dou Yupei, mengatakan : (a).  Pemakaman memang mencerminkan psikologis masyarakat yang terkungkung tradisi. (b).  Pengakuan sosial dan tanda bakti adalah faktor utama yang membuat masyarakat kurang menerima model pemakaman murah. (c).  Banyak masyarakat rela mengeluarkan banyak duit karena tekanan sosial atau gengsi, atau ada pula yang menilai sebagai tanda baktinya pada orang tua yang wafat
Situasi harga pemakaman yang semakin tidak terjangkau ini memusingkan pemerintah China, maka sebagai upaya penekanannya antara lain dilakukan kampanye untuk mempopulerkan biaya pemakaman, seperti dengan cara kremasi dan penebaran abu jenazah ke laut. 
Media milik pemerintah tak jarang menuliskan headline-headline berita bernada satir untuk mengkritisi tren pemakaman yang mahal itu, diantaranya :  ”Kuburan semakin mahal, bagaimana kalau kita membuang abu jenazah ke laut saja.” atau “Mari kita hidup lebih lama dan sehat karena kita enggak bakalan sanggup membayar kematian”.

Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber editing bacaan : Bisnis Urusan Kematian di China (1 s/d 4) pada finance.detik.com 2014/02/24.

Bacaan lainnya  (dalam Isamas54/website ini) :
Ngeridan menyeramkan.  Hiiiy …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar