Rabu, 21 Desember 2011

Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul Bogor

Indonesia bakal mempunyai pusat pelatihan dan pendidikan (diklat) pasukan perdamaian bernama Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) yang pengoperasionalannya telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (19/12/2011).

Adapun fungsi PMPP adalah sebagai pusat pemeliharaan perdamaian, pusat pelatihan penanggulangan terorisme, pusat pelatihan penanggulangan bencana, pusat bahasa, dan markas pasukan siaga TNI.

Fasilitas
Fasilitas diklat seluas 261,712 hektar yang disebut terbesar di Asia Tenggara itu terletak di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor. 

Kawasan pelatihan itu juga akan digunakan sebagai markas pasukan siaga, pusat pelatihan bencana, pusat bahasa, kampus Universitas Pertahanan, dan kegiatan militer nasional atau internasional.
Selain perkantoran, ruang kelas dan lab, PMPP juga dilengkapi beberapa fasilitas latihan, antara lain : komando`latihan, jalan patroli, desa simulasi, kelas lapangan, lapangan tembak dan danau latihan.

Peresmian dan simulasi
Peresmian PMPP (19/12/2011) itu diwarnai aksi penyerangan Tangkil ke wilayah Sentul, kemarin. Pasukan Sentul berusaha mempertahankan diri dan membalas serangan Tangkil. Perang antara Tangkil dan Sentul berawal dari peristiwa sepele, yakni sebuah pohon tumbang menimpa pagar pembatas wilayah.

Gambar : Pesawat tempur membombardir bukit Sentul (19/12/2011). Aksi itu merupakan rangkaian peresmian Fasilitas Pendidikan dan Latihan (Fasdiklat) Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul, Bogor.

Angkatan bersenjata Tangkil ingin memotong pohon tersebut, namun pasukan Sentul mengamankan lokasi pemotongan  pohon, sehingga terjadilah konflik yang cukup menegangkan. Pasukan perdamaian dari Indonesia yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda kemudian turun ke lokasi menggunakan dua unit kendaraan tempur Anoa dan satu unit V150.
Karena situasi yang semakin sulit dikendalikan, komandan Kompi pasukan Sentul, meminta tentara mengamankan masyarakat dan media massa dari lokasi kejadian. Kontak senjata pun tak bisa dihindarkan. Pasukan Tangkil menggunakan segala kekuatan militer menyerang Sentul. Pasukan perdamaian RI kemudian berlindung di balik kendaraan tempur sambil mengibarkan bendera PBB.
Sebuah helikopter juga turut membombardir wilayah Sentul. Ledakan dari sebuah bom buatan membuat aksi semakin tegang. Asap serta letupan api juga terlihat di lokasi tersebut, karena situasi tidak menentu, pasukan Indonesia mundur secara teratur.
Aksi baku tembak itu hanya simulasi dan bagian dari demonstrasi peresmian PMPP.
Aksi itu disaksikan Presiden SBY dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesi Bersatu, di antaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantor, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Pembangunannya
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro - usai peresmian PMPP – mengatakan bahwa PMPP merupakan yang terbesar di ASEAN,  pembangunannya masuk kerjasama pertahanan ASEAN yang dibahas di Bali belum lama ini, salah satu tujuannya adalah mengoptimalkan kemanfaatan dari peace keeping center, di antaranya adalah yang ada di Indonesia.
Diakui ada bantuan dari negara lain dalam pembangunan pusat misi yang juga dikenal dengan Indonesian Peace and Security Center (IPSC) itu yang salah satunya dari Amerika Serikat, sedangkan kalau language center dibantu oleh Australia.

Keamanan dan perdamaian dunia
Presiden SBY dalam sambutannya menuturkan, pentingnya peace keeping mission bagi Indonesia yang salah satunya tugas adalah menjaga ketertiban dunia yang tercantum dalam konstitusi.  Situasi keamanan dan perdamaian dunia hingga saat ini belum pernah baik, sehingga the maintenance of international peace and security adalah tugas yang akan terus kita lakukan sampai dunia ini betul-betul aman dan damai.
Pemerintah, ingin meningkatkan kemampuan dan pengalaman TNI untuk tugas-tugas pemelihara perdamaian karena saat ini tidak terlalu banyak penugasan di dalam negeri Indonesia, memang diperlukan memiliki pusat pemeliharaan perdamaian bertaraf internasional.
Alasannya, intensitas dan partisipasi Merah Putih dalam berbagai tugas pemeliharaan perdamaian tergolong tinggi. Salah satu yang masih bertugas hingga saat ini adalah Satgas Laut Kontingen Garuda di Lebanon dalam bendera PBB dan juga satgas Zeni di Kongo.

Pasukan perdamaian
Sejak 1957, Indonesia telah mengirimkan 24.284 personel militer dalam misi perdamaian PBB.   Tidak cuma ke bekas negara Yugoslavia, Indonesia juga mengirim pasukan perdamaian antara lain ke negara-negara Timur Tengah, perbatasan Iran-lrak, Kongo, dan lainnya.  Namun akibat lemahnya kemampuan berbahasa Inggris maka Indonesia jarang mendapat posisi strategis dalam sebuah misi perdamaian.
Kontingen Garuda yang masih bertugas sebagai pasukan perdamaian, yakni di Kongo, Haiti dan Lebanon.

Pengalaman
SBY sempat menceritakan pengalaman saat menjadi bagian dari peace keeping mission di bekas negara Yugoslavia dimana kontingen Indonesia mendapat penghargaan karena disiplin kinerja yang baik. Tetapi kita pernah punya kehilangan peluang untuk lebih meningkatkan kontribusi kita di Bosnia.  Jumlah perwira-perwira Indonesia yang menjadi leader tidak terlalu banyak karena hambatan bahasa dan pengetahuan tentang misi pemelihara perdamaian. Ada tiga hingga lima persen anggota kontingen Indonesia yang dipulangkan padahal baru satu atau dua minggu di Bosnia. Mengapa? karena mereka tidak lulus mengemudi dan tidak lulus bahasa Inggris.
Indonesia juga sempat mendapat tawaran pertama untuk menambah kontingennya sebanyak satu batalyon mekanis karena akan dibentuk komando baru. Tidak hanya itu, Indonesia juga ditawari jenderal bintang duanya untuk menjadi force commander, ternyata kita tidak siap.
Hal-hal itu yang kemudian mendasari didirikannya peace keeping center di Sentul.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber :www.radar-bogor.co.id 20/12/2011 dan www.bataviase.co.id 20/12/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar