Dikemas oleh isamas54
Bemo (singkatan dari becak motor), adalah merupakan kendaraan bermotor roda tiga berbentuk lucu dan unik serta sempat menjadi raja jalanan di sejumlah negara Asia termasuk di Indonesia. Untuk Indonesia digunakan sebagai angkutan umum.
Bemo (singkatan dari becak motor), adalah merupakan kendaraan bermotor roda tiga berbentuk lucu dan unik serta sempat menjadi raja jalanan di sejumlah negara Asia termasuk di Indonesia. Untuk Indonesia digunakan sebagai angkutan umum.
Sejarah dan asal usul
Bemo mulai berada dan dikenal di Indonesia pada awal1962 yaitu saat diselenggarakan pertandingan olah raga Ganefo di Jakarta pada masa rezim Soekarno (olah raga tandingan dari Olympiade), atau sudah beroperasi di Jakarta selama lebih dari 40 tahun.
Awalnya dibawa ke Indonesia oleh pemerintah Jepang sebagai bagian dari paket bantuan bencana pada tahun 1962, kendaraan yang tidak pernah diproduksi di Indonesia dengan jumlah tidak besar sebagaimana bajay atau becak. saat ini bemo . Saat ini bemo ditemukan di dan dekat Benhil, Tanjung Priok, Kramat Jati dan lainnya daerah luar Jakarta (mohon koreksi, tapi kalau di Kota Bogor sudah tidak ada).
Adapun kelebihan dari kendaraan ini adalah sangat praktis, mampu menjangkau jalanan sempit, serta dapat melaju lebih cepat dibandingkan dengan becak.
Untuk wilayah Jakarta, jumlah bemo pada masanya sempat mencapai sekitar 800-1000 unit yang tersebar di lima wilayah, seperti di Pademangan, Tanah Abang, Grogol, dan Benhill. Selain Jakarta, juga merambah ke kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, dan Denpasar.
Untuk wilayah Jakarta, dari rute semula bagaikan rute taksi namun belakangan dibatasi untuk daerah operasi dengan rute tertentu saja, akhirnya disingkirkan ke rute-rute kurus yang tak tersentuh oleh bus kota, seperti untuk rute Bendungan Hilir - Tanah Abang, dan Jakarta Pusat.
Di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971, disusul oleh Surabaya dan Malang pada tahun yang sama. Pada 1979, Pemerintah Daerah Surakarta mengambil langkah yang sama.
Di negara asalnya, Jepang, konon bemo tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai angkutan manusia, melainkan sebagai angkutan barang. Akibatnya, ketika dipasangkan tempat duduk, ruangan yang tersedia pun sebetulnya sangat sempit.
Apalagi biasanya bemo digunakan untuk mengangkut paling kurang 8 penumpang, 6 di bagian belakang, 2 di depan, termasuk sang pengemudi. Karena itu penumpang di bagian belakang seringkali harus beradu lutut, duduk berdesak-desakan. Namun akibatnya, menumpang bemo dapat menimbulkan kenangan manis tersendiri, khususnya bagi mereka yang bertemu jodohnya di bemo.
Perkembangan Produksi
Bemo adalah salah satu produk dari pabrikan otomotif terkenal Daihatsu di Jepang. Pabrikan ini dulunya populer sebagai produsen truk kecil beroda tiga. Setelah Toyota mengeluarkan truk beroda empat di tahun 1954 (populer sebagai Toyoace), permintaan atas truk roda tiga Daihatsu terus merosot.
Daihatsu kemudian berinovasi mengembangkan kendaraan beroda tiga yang waktu itu boleh dikemudikan pemegang SIM mobil kompak di Jepang. Hasilnya adalah Daihatsu Midget yang mulai dipasarkan tahun 1957. Kendaraan ini berukuran kecil sehingga diberi nama "midget" (kerdil).
Daihatsu Midget lalu diekspor ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Dan, meluncurlah kendaraan Daihatsu pertama di Indonesia: Daihatsu Midget alias Bemo.
Evolusi Prototip Bemo : yaitu model DK dan Model MP
Daihatsu Midget lalu diekspor ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Dan, meluncurlah kendaraan Daihatsu pertama di Indonesia: Daihatsu Midget alias Bemo.
Evolusi Prototip Bemo : yaitu model DK dan Model MP
(1). Model DK mulai dijual 1 Agustus 1957 dimana kemudi berbentuk stang seperti sepeda motor. Ruang pengemudi dan ruang muatan memiliki atap dari kanvas. Ruang pengemudi tidak berpintu. Panjang keseluruhan: 2.540 mm, lebar keseluruhan: 1.200 mm, tinggi keseluruhan: 1.500 mm. Penumpang maksimum 1 orang. Mesin tipe ZA, dua langkah, berpendingin sistem kipas, kapasitas silinder 250 cc, bahan bakar bensin. Kekuatan maksimum 10 tenaga kuda. Kecepatan maksimum 65 km/jam (spesifikasi dari katalog). Maksimum muatan 300 kg, berat kosong 350 kg. Variasi model berdasarkan model DK: DKA (model awal), DKII, DSV (bagian belakang dibuat kotak), DSAP (kapasitas 2 tempat duduk).
(2). Model MP mulai dijual bulan Oktober 1959. Bagian hidung sebelah dalam menjadi bagian dari ruang pengemudi, dan bentuknya lebih manis dan halus dibandingkan model DK.
1960 - Daihatsu memperkenalkan tipe MP4 dengan panjang keseluruhan ditambah 20 cm agar bisa mengangkut muatan lebih banyak.
1961 - Midget mulai diproduksi di Pakistan dengan sistem produksi bongkar pasang.
1963 - Daihatsu memperkenalkan tipe MP5 dengan ruang muatan yang diperpanjang 10 cm, dan maksimum muatan 350 kg. Tipe ini tidak lagi menggunakan bensin campur, melainkan bensin dan oli yang dipisah.
1972 - Produksi Midget dihentikan dengan total kumulatif produksi 336.534 unit, dan separuh dari jumlah tersebut terjual di Asia Tenggara.
1996–2001 - Daihatsu memproduksi mobil kompak beroda empat yang disebut Daihatsu Midget II
Keberlangsungan produksi
Ketika pabriknya di Jepang, tempat asal bemo, tidak lagi memproduksi suku cadangnya, bemo di Indonesia masih mampu bertahan karena ternyata banyak bengkel yang mampu membuat suku cadang tiruannya sehingga sistim kanibalisme (ambil onderdil yang masih berfungsi dari satu kendaraan untuk kendaraan sejenis yang lain) terkurangi, sehingga kepunahannya relative lama kecuali karena dibatasi wilayahnya dan bersaing dengan produksi kendaraan lain yang lebih kencang, kuat dan atau bermuatan banyak (mobil dan motor).
Armada Bemo pada jamannya
Saat ini bemo sudah banyak dihapuskan dari program angkutan kota karena dianggap sudah terlalu tua, tidak aman lagi dan asapnya menyebabkan polusi. Namun di berbagai tempat bemo masih mampu bertahan dan sulit dihapuskan.
Kendaraan semasanya
Adapun ‘Teman’ kendaraan bemo (berada dan sama-sama merajai jalanan pada masanya), yaitu : oplet, delman, beca, jenis-jenis motor seperti merk DKW (10 tahunan lalu banyak digunakan sebagai motor beca di Padang Sidempuan Sumut, entah kalau sekarang). Sedangkan kendaraan yang lebih mendahului masanya antara lain berbagai merk motor seperti merk Norton, Ariel (bukan yang punya Luna Maya), BSA dlsb. (10 tahunan lalu banyak digunakan sebagai motor beca di Pematang Siantar Sumut, entah kalau sekarang). Sedangkan kendaraan bajay keberadaannya agak belakangan (tahun 1970-an?).
Ini bukan Bemo tetapi becak Pematang Siantar (Sumut) dengan tenaga penggerak sepeda motor model lama seperti BSA, Norton dsb.
Kelincahan dan kecepatan
Kecepatan normal bemo diperkirakan 30-35 km/jam, sedangkan kendaraan bajay yang lebih lincah dan bisa lebih cepat (normal 40-45 km/jam).
Sebagai perbandingan dengan kecepatan bergeraknya yaitu binatang jenis siput kecil adalah 0,005/km /jam dan manusia berjalan atau berlari masing-masing 4 km/jam dan 20 km/jam. Sedangkan batas maksimum kendaraan mobil di tempat yang ramai menurut peraturan lalu lintas adalah 40 km/jam. Untuk hal ini mohon koreksi bila ada data yang lebih bagus dan akurat.
Hal-hal yang berkaitan dengan Bemo
Saking lekatnya ingatan orang pada bemo, sampai-sampai bentuknya sering diasosiasikan pada bentuk muka seseorang. Tentu anda masih ingat kan dengan salah satu komedian terkenal Alm. Wahyu Sardono alias Dono Warkop DKI yang sering dijuluki Dono Bemo.
Pada bulan September 2010-an di Jakarta masih ada yang mengandalkan kendaraan jenis Bemo ini untuk kuliah ke kampus dengan bayaran Rp 2.500,- per orang sehingga sekali tarik apabila penuh bisa mencapai Rp 17.500,- (depan 1 belakang 6 orang), dengan keadaan yang duduk di bagian belakang berdesak-desakan yaitu 3 orang 3 orang berhadapan dengan lutut beradu, apalagi kalau ada orang super gemuk.
Hitung-hitung pendapatan
Ini bukan hasil survey tetapi hasil hitung-hitungan kasar (mohon koreksi bila ada data yang lebih bagus dan lebih berpengalaman).
Sebuah kendaraan Bemo dengan sopirnya, kalau diasumsikan 1(satu) hari bisa menarik 6 kali pp dengan rata-rata penumpang 4 orang maka diperoleh uang 6x2x4xRp 2.500,- = Rp 120.000,-
Dikurangi biaya operasional Rp 80.000,- (dengan rincian : bensin 2 tax yang biasa beli eceran sebanyak 5 liter @ Rp 6.000,-=Rp 30.000,-) dan makan minum Rp 25.000,-. Pemeliharaan Rp 25.000,-/hari) sehingga Sisa Rp 40.000,- Jadi berapa yakh setorannya? Atau karena bemo ini sudah merupakan kendaraan lama, jadi mungkin sudah milik sendiri.
Hasil pengamatan
Berdasarkan pengamatan penulis (bukan hasil survey khusus) yaitu pada tahun 2005-an, bertempat di Bogor tepatnya rute Bemo berlokasi "Terminal bemo Pasir Kuda ke terminal bemo di Empang (dekat Mesjid Empang)", yaitu selama kami melintas (tidak pulang pergi) sepanjang jalan kurang lebih jarak 2,5 km tersebut ditemukan dari 2 arah berlawanan sebanyak 25-an buah bemo, belum lagi yang tidak narik atau di bengkel jadi bisa 40-an. Tetapi sekarang karena jalan sudah lebar dan telah beroperasi angkutan kota (no trayek 14) sudah tidak ditemukan lagi kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu.
Sebuah cerita / dongeng
Pada jaman kejayaanya, terkisahlah ‘Seorang Juragan Bemo’ – boss kendaraan - yang bermula dari orang kecil yang dengan berbagai pengalaman dan usahanya yaitu dari mulai ‘’ikut-ikutan, ngenekin, sopir tembak dlsb, akhirnya mempunyai sebuah bemo milik pribadinya. Bemo miliknya itu dia bawa / sopiri sendiri, rawat sendiri, lap dan bersihkan sendiri, pokoknya ‘mirip istri ke-2-nya’.
Dari penghasilan satu bemo yang dikelola sendiri dan saking ulet dan gigihnya dia sampai mampu menikahi seorang istri dan mempunyai anak sampai beberapa orang.
Cerita selanjutnya …
Selain berkeluarga entah karena nasib atau lagi hoki maka dari 1 bemo bertambah satu menjadi 2 bemo miliknya dan selanjutnya ..selanjutnya .. akhirnya memiliki 3 bemo.
Yakh namanya juga manusia ..
Ketika memiliki satu bemo dia bawa atau men-sopiri sendiri dan ketika mempunyai 2 bemo dia sudah mulai ‘mapan’ apalagi menjadi 3 bemo sehingga yang biasa nyopir sendiri dan rajin kontrol (teknis dan manajemen) mulai ditinggalkan karena ‘terbuai keadaan’. Ditambah waktu itu godaan manusia yaitu selain dari bemo 1 menjadi 2 atau 3, jumlah bininyapun/istri dari 1 menjadi 2 sehingga beban hidup semakin meningkat dan menambah keterbuaian.
Akhirnya dari 3 bemo jadi 2, dari 2 menjadi 1 dan akhirnya karena banyak utang (juga mungkin mabuk judi), akhirnya bemo yang tinggal 1 pun dijual dan bininya yang muda pun juga dijual .. eh maaf dicerai.
Yakh itulah sekelumit kisah manusia mungkin kejadian ini juga bisa terjadi bukan untuk ‘Boss Bemo’ saja, tetapi untuk usaha lainpun seperti pemilik angkutan bus, perusahaan, pabrik dlsb. Kalau tidak dikelola dengan manajemen yang baik (apalagi kalau warisan/hibah dari orang tua), .. yakh kalau salah-salah kelola bisa bankrut, bukan bangkrut.
Berita Pers
Sopir Bemo Berdemo
Sopir Bemo Berdemo
Menurut berita Tempointeraktif tanggal 27 Januari 2010, di Jakarta yaitu sekitar 200 sopir bemo melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Balaikota, mereka menolak penggusuran bemo pada bulan Februari 2010. Rencana Pemda DKI ini dianggap tidak melibatkan pengemudi dan pemilik bemo dan jika moda transportasi bemo diganti, para pendemo menuntut kendaraannya diganti dengan yang layak pakai.
Untuk kelanjutan berita ini tidak termonitor lagi, tetapi dari berita tersebut kita mengetahui bahwa pada tahun 2010-pun di Jakarta masih terdapat kendaraan yang disebut Bemo.
Keterangan Gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Disusun dari berbagai sumber antara lain : youtube.com, tempointeraktif.com, asal-usul.com, farm4.static.flickr.com, dan id.shvoong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar