Selasa, 31 Agustus 2010

MANGGA GEDONG GINCU

Flora Identitas Kabupaten Cirebon
Mangga Gedong gincu merupakan salah satu kultivar mangga (Mangifera indica) yang harga buahnya paling tinggi dibandingkan dengan mangga lainnya di Indonesia. Buah Mangga ini mempunyai ukuran, bentuk, warna, rasa dan bau yang spesifik (khas) dan sangat menarik.
MANGGA GEDONG GINCU (Mangifera indica L. kultivar ‘Gedong gincu’)
Nama lain : -
Suku : Anacardiaceae
Latar Belakang
Mangga Gedong gincu merupakan salah satu kultivar mangga (Mangifera indica) yang harga buahnya paling tinggi dibandingkan dengan mangga lainnya di Indonesia. Buah Mangga ini mempunyai ukuran, bentuk, warna, rasa dan bau yang spesifik (khas) dan sangat menarik. Bentuk buahnya yang agak bulat, berukuran sedang, warna ku-lit buahnya yang kuning ce-rah me-rah keunguan serta daging buah-nya yang kuning cerah dengan rasa manis legit disertai bau harum membuat banyak orang terpe-sona. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau Mangga Gedong gincu sebagai “trade mark” Kabupaten Cirebon.
Nampaknya penyebaran tanaman ini di Jawa khususnya di Jawa Barat adalah sangat terbatas hanya di daerah Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Majalengka. Mungkin habitat atau tempat tumbuh yang cocok untuk pertumbuhan Mangga ini sangat sesuai dengan ketika kabupaten tersebut. Buah Mangga Gedong gincu tampaknya dapat bersaing dengan negara-negara penghasil mangga lainnya seperti India, Pakistan, Thailand, Israel, Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Dalam usaha untuk melestarikan dan meningkatkan pengembangan Mangga Gedong gincu maka pemerintah daerah Cirebon memilih dan menetapkannya sebagai flora identitas daerahnya.
Pertelaan
Pohon, tinggi mencapai 25 m dengan garis tengah batang 75 cm. Kulit batang coklat abu-abu dan berlekahan. Daun tunggal, berseling, jorong sampai lanset, kaku menyerupai kulit. Daun muda kemerahan. Perbungaan tersusun malai, jumlah bunga banyak sekali, hijau kekuningan. Buah agak bulat, kulit buah apabila masak kuning cerah merah keunguan; daging buah kuning cerah, berbau harum dan manis serta kenyal. Biji satu dan dibagian dalamnya terdapat endokarpium.
Ekologi
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Curah hujan optimum sekitar 1000 mm per tahun dengan musim kering lebih dari 3 bulan. Suhu udara optimumnya adalah 26 - 28◦ C dan pH tanah yang disukai untuk pertumbuhannya adalah 5,5 – 7.
Pembudidayaan
Mangga Gedong gincu banyak ditanam di pekarangan dan di kebun-kebun. Perbanyakan tanaman umumnya dilakukan dengan cara mencangkok ataupun dengan mengecambahkan biji. Namun sekarang ini banyak yang melakukan dengan cara enten dan per-tunasan untuk kepentingan komersial.
Musim berbunga dan berbuah
Musim berbunganya pada musim kering dan umumnya sesudah 3 sampai 4 bulan kemudian buah telah masak. Musim panen mangga di Indonesia biasanya pada bulan Agustus sampai Oktober.
Sumber bacaan : http://clearinghouse.bplhdjabar.go.id  05 March 2009

Majalengka Bakal Jadi Pengekspor Gedong Gincu Terbesar
Kabupaten Majalengka yang merupakan penghasil mangga gedong gincu selangkah lagi akan menjadi pengekspor gedong gincu terbesar di wilayah III Cirebon setelah SS Fresh Fruit dipercaya menggarap Kebun Mangga Jatitujuh milik PT PG Rajawali II.
Direktur SS Fresh Fruit, Sahrir Sidik, di Jatitujuh Majengka, mengungkapkan penandatanganan kerjasama operasi pengelolaan telah ditanda tangani seminggu lalu antara dirinya adengan Direktur Utama PT PG Rajawali II Bambang Prijono.
"Pada Jumat (5/10) lalu sudah dilakukan serah terima pengelolaan dari Unit Holtikultur PG Jatitujuh kepada Manajemen SS Fresh Fruit sekaligus syukuran yang dihadiri puluhan warga Desa Pilangsari, yang ada di sisi kebun," katanya yang pada syukuran itu memberikan santunan bagi 42 anak yatim piatu.
Ia mengatakan. dalam kawasan seluas sekitar 300 hektar itu terdapat sekitar 35.000 pohon mangga di mana 17.000 diantaranya merupakan pohon mangga gedong gincu yang akan dikelola dengan teknologi maju agar buah mangga tersebut bisa menembus pasaran ekspor khususnya ke Singapura.
Menurut dia, beberapa persyaratan kualitas ekspor yaitu sudah muncul warna kemerahan, ukuran di atas 250 gram, dan kulit buah bersih dari bekas gigitan lalat buah atau serangga lain.
"Selain areal kebun Jatitujuh itu, kami juga akan membina kelompok tani buah segar di Kecamatan Jatitujuh yang mengkhususkan diri dalam produksi mangga kualitas ekspor dengan harapan tingkat kesejahteraan petani mangga akan meningkat," katanya.
Didampingi Ir Budiman, Kepala Litbang SS Fresh Friut, Sahrir mengatakan, paling cepat tiga tahun ke depan ekspor mangga jenis gedong gincu bisa ditingkatkan menjadi satu ton setiap hari ke Singapura, padahal permintaan pasar di sana saat ini mencapai tiga ton setiap hari.
"Sekarang ini permintaan ekspor yang bisa dipenuhi rata-rata hanya 300 sampai 500 kilogram setiap dua hari sekali pada masa di luar musim panen atau off season, tetapi kalau musim panen permintaan itu bisa hampir dipenuhi," katanya ayah dua anak itu.
Hadir pada acara syukuran itu Manager Holtikultur Partnership Support Program (HPSP) M Hariyadi Setiawan yang selama ini memberikan program bantuan hibah kepada belasan kelompok tani mangga di wilayah III Cirebon yang dananya bersumber dari Indonesian Nederlands Association (INA) dan Indonesian-Benelux Chamber of Commmerce (IBCC).
"SS Fresh Fruit telah berhasil membina kelompok tani sehingga produksi petani mampu menembus pasaran ekspor. Dengan pengembangan ke arah Majalengka diharapkan daerah itu bisa menjadi penghasil mangga gincu kualitas ekspor terbesar di Indonesia," katanya.
Ia mencontohkan ujicoba panen di luar musim di Desa Sindang Jawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mampu berbuah dari Juli sampai Oktober atau selama lima bulan tanpa henti di luar musim berbuah, dan panen itu akan terus berlangsung sampai Desember.
"Teknologi dari Pak Sahrir ini terbukti mampu meningkatkan kualitas mangga sehingga harga jual naik dan pendapatan petani ikut terdongkrak," katanya.
Ia berharap ke depan, para kelompok tani bisa berhimpun dalam wadah berbentuk koperasi karena pihaknya mempunyai program penjaminan bagi anggota koperasi yang akan meminjam uang untuk pengelolaan kebun mangga.
Kepala Desa Pilangsari, Oman Turohman menyambut baik, alih kelola Kebun Mangga Jatitujuh itu dan berharap para petani mangga di desanya juga bisa ikut dibimbing mengelola kebun mangga sehingga harga jualnya bisa meningkat tajam.
"Saya berharap kelompok buah di desa ini bisa terbentuk dan langsung mendapat pembinaan," katanya.
Sejumlah petani mangga gedong gincu dari Majalengka juga hadir pada syukuran tersebut bahkan sempat meninjau kebun mangga dan melakukan doa bersama di "Fresh House" yang berada di tengah-tengah kebun.
SS Fresh Fruit merupakan, salah satu eksportir mangga gedong gincu terbesar ke Singapura dengan menampilkan merk dagang "moonrise" sehingga nama gedong gincu di Singapura sudah lebih dikenal dengan nama itu.
Buah gedong gincu yang berbentuk bulat seperti apel itu hanya tumbuh baik di wilayah III Cirebon dan mempunyai penampilan yang memikat dengan rasa buah yang manis segar sehingga sampai saat ini menjadi buah lokal Indonesia dengan harga termahal.
Harga gedong gincu grade A yaitu mencapai Rp30.000 per kilogram di super market Indonesia dan mampu mencapai senilai Rp50.000 per kilogram di super market Singapura. (*/boo)
Kapanlagi.com - Minggu, 07 Oktober 2007 18:19 download 16 Juni 2010