Dikemas
oleh : Isamas54
Akhirnya
KNKT mengumumkan hasil investigasi kecelakaan Pesawat Sukhoi SJ100 di Gunung
Salak Bogor setelah 7 bulan kejadian.
Data
dan kejadian
Kecelakaan pesawat
komersil Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) yang jatuh di Gunung Salak-Jawa Barat
pada tanggal 9 Mei 2012 telah menewaskan seluruh kru dan penumpang yang
berjumlah 45 orang, termasuk 8 awak pesawat Sukhoi warga negara Rusia.
Pesawat mengalami
kecelakaan pada waktu joy flight (penerbangan promosi) yang kedua kali
di Indonesia yaitu dalam penerbangan menuju Pelabuhan Ratu.
Pesawat Sukhoi SJ
100 yang telah memiliki sertifikasi dari Eropa dan Indonesia tersebut hanya
mengudara selama 40 menit sebelum hilang kontak.
Selain reruntuhan dan
jenazah para korban juga Black Box yang merupakan data atau rekam kejadian
sebelum kecelakaan ditemukan beberapa hari berikutnya di sekitar kejadian.
Komisi Nasional
Kecelakaan Transportasi (KNKT) yang telah bekerja sama dengan pemerintah akhirnya
setelah 7 bulan berikutnya (lebih cepat dari yang ditargetkan 12 bulan)
mengumumkan hasil investigasi kecelakaan pesawat tersebut.
Menurut Ketua KNKT,
Tatang Kurniadi, dalam jumpa pers hasil investigasi tersebut di Jakarta
(18/12/12) menyatakan bahwa pengunduhan dan pembacaan data telah melibatkan
pihak dari Rusia selaku produsen pesawat Sukhoi.
Laporan merupakan
hasil kerja sama efektif dan konstruktif antara pihak Rusia dan Indonesia
dengan keikutsertaan wakil dari Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia,
korporasi pesawat sipil Sukhoi, KNKT, dan Kementerian Perhubungan .
Dalam waktu dekat, pesawat Sukhoi jenis ini akan dikirimkan ke Indonesia, pemesannya adalah maskapai penerbangan Indonesia, Sky Aviation, yang telah memesan 12 pesawat Sukhoi SJ 100.
Dalam waktu dekat, pesawat Sukhoi jenis ini akan dikirimkan ke Indonesia, pemesannya adalah maskapai penerbangan Indonesia, Sky Aviation, yang telah memesan 12 pesawat Sukhoi SJ 100.
Di sekitar tempat
kejadian jatuhnya pesawat, penduduk setempat dan sekitar sering menyebutnya sebagai
‘Kampung Sukoi’ di Cijeruk Bogor.
Hasil
investigasi
Berdasarkan data
melalui seluruh parameter yang berhasil di-download dari kotak hitam (blackbox)
pesawat, baik Flight Data Recorder (FDR) maupun Cockpit Voice Recorder (CVR),
dilaporkan sebagai berikut.
Kronologis
sebelum tabrakan
38 detik sebelumnya
:
instrumen
peringatan TAWS (Terrain Awareness and Warning System) berbunyi –alat atau
instrumen peringatan di pesawat ini secara otomatis berbunyi jika pesawat
mendekati daratan di depannya- namun PIC (Pilot-In-Command) di pesawat
mematikan instrumen TAWS, karena berasumsi instrumen peringatan tersebut
bermasalah.
7 detik sebelumnya
:
Peringatan berupa
suara yang memperingatkan roda belum diturunkan berbunyi. Dari rekaman blackbox
diketahui awak pesawat sempat bertanya kenapa instrumen TAWS berbunyi, … dan
tabrakan kemudian terjadi tanpa kesempatan manuver recovery oleh awak pesawat.
Penurunan
ketinggian
Alasan pilot Sukhoi
SJ 100 Alexandr Yablontsev menurunkan ketinggian dari 10 ribu kaki menjadi 6
ribu kaki dan membuat orbit (lintasan melingkar) ke kanan yaitu agar pendaratan
di di landasan 06 Bandara Halim Perdanakusumah-Jakarta, lebih mulus. Tujuan
pilot untuk turun ke 6.000 kaki dan membuat orbit agar pesawat tidak terlalu
tinggi untuk proses pendaratan di Halim Perdanakusumah.
Perubahan
ketinggian yang diminta pilot Aleksandr Yablontsev dan kopilot Aleksandr
Kochetkov disetujui oleh petugas pengatur lalu lintas pesawat, namun sayangnya,
setelah menurunkan ketinggian, Sukhoi SJ 100 menabrak tebing dan menghilang
dari radar.
Kesimpulan
KNKT
Dari tulisan (sumber
bacaan) yang ada, maka kesimpulan hasil investigasi KNKT tersebut antara lain
sebagai berikut :
(a). Tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pesawat
selama penerbangan, dimana Instrumen peringatan bahaya di pesawat juga
berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan dengan benar.
(b). Kecelakaan
dipicu oleh human factor dan sejumlah faktor lainnya antara lain belum
adanya radar vector.
(c). Pesawat terbang dengan ketinggian 10 ribu
kaki selama 30 menit dan sudah memiliki bahan bakar yang cukup untuk terbang
selama 4 jam.
(d). Tabrakan sebenarnya bisa dihindari jika awak
pesawat melakukan manuver recovery dengan berbelok ke kiri dalam 24 detik
setelah alarm peringatan dari instrumen TAWS berbunyi pertama kali. TAWS yang berbunyi (ada enam warning
dari TAWS) saat SSJ 100 terbang tersebut malah dimatikan pilot.
Catatan : TAWS (Terrain
Awareness and Warning System) merupakan instrumen peringatan dini dalam
pesawat untuk menghindari rintangan yang berada di depan atau data batas
ketinggian minimum.
(e). Pesawat SSJ 100 tidak dilengkapi dengan peta
topografi wilayah Bogor (sebagai area latih pesawat militer maupun kontur dari
pegunungan sekitarnya), disamping itu awak pesawat yang tidak mengenali medan
jalur penerbangan.
(f). Saat-saat kejadian, pilot diketahui sedang
berbincang dengan salah satu calon pembeli yang masuk ke dalam kokpit. Sehingga untuk hal ini dianggap telah ada
pengalihan perhatian melalui percakapan panjang yang tidak terkait dengan
penerbangan, antara awak pesawat dengan penumpang dari calon pembeli yang
berada di ruang kemudi atau kokpit pesawat.
(g). Wilayah yang
diizinkan untuk penerbangan ini adalah di area Bogor, sementara itu pilot
mempunyai asumsi bahwa penerbangan itu telah disetujui.
Komentar
dari Duta Besar Rusia
Duta Besar Rusia
untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin dalam kesempatan yang sama (18/12/12)
menyatakan antara lain :
(a). Meskipun investigasi dilakukan selama 7 bulan
(lebih cepat dari target 12 bulan), hasilnya objektif. Laporan investigasi KNKT cukup memuaskan dan
seimbang, investigasi dilakukan sesuai standar-standar ICAO (International
Civil Aviation Organization).
"Saya
berkeyakinan bahwa investigasi sesuai dengan standar-standar internasional.
Hasilnya telah diterima semua pihak yang terlibat, Indonesia, Rusia, Amerika,
dan Prancis," ujar Galuzin.
(b). Laporan hasil investigasi ini akan memberikan
rekomendasi-rekomendasi terkait dunia penerbangan, dan mengharapkan agar sistem
keselamatan penerbangan di Indonesia disempurnakan. "Misalnya, perbaikan sistem, perbaikan
otorita, serta badan yang bersangkutan, juga keselamatan penerbangan,"
katanya.
(c). Diharapkan musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Sukhoi SJ 100 tidak terulang lagi.
(c). Diharapkan musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Sukhoi SJ 100 tidak terulang lagi.
(d). Galuzin juga berharap kecelakaan pesawat
Sukhoi SJ 100 tidak memengaruhi hubungan bilateral Indonesia-Rusia, terutama
mengenai pengadaan pesawat Rusia di Indonesia.
Tindak
lanjut
Investigasi ini dilakukan selama 7 bulan oleh tim KNKT didampingi tim KNKT Rusia, dimana seluruh proses pembacaan kotak hitam dan simulasi dilakukan di laboratorium KNKT Jakarta. Atas hasil investigasi ini, KNKT telah menerbitkan sejumlah rekomendasi yang sudah diteruskan pada sejumlah pihak terkait, yakni Dirjen Perhubungan Udara, PT. Angkasa Pura II selaku perusahaan penyelenggara pemanduan lalu lintas udara, dan pihak Sukhoi Civil Aircraft Company.
Investigasi ini dilakukan selama 7 bulan oleh tim KNKT didampingi tim KNKT Rusia, dimana seluruh proses pembacaan kotak hitam dan simulasi dilakukan di laboratorium KNKT Jakarta. Atas hasil investigasi ini, KNKT telah menerbitkan sejumlah rekomendasi yang sudah diteruskan pada sejumlah pihak terkait, yakni Dirjen Perhubungan Udara, PT. Angkasa Pura II selaku perusahaan penyelenggara pemanduan lalu lintas udara, dan pihak Sukhoi Civil Aircraft Company.
Keterangan
gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber
bacaan a.l : mediaindonesia.com 2012/12/18 dan radioaustralia.net.au 2012/12/18
Bacaan terkait atau lainnya :
Kisah Selamatnya Ny Nur dalam Kecelakaan Pesawat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar