Penyakit jantung merupakan
penyakit yang paling mematikan, tentu dalam prosesnya tidak terlepas dari gaya
hidup seseorang.
Data
dan informasi
(a). Jantung merupakan organ tubuh yang sangat
penting walaupun bentuknya sebesar kepalan tangan, karena berfungsi untuk
memompa darah untuk mengalirkannya ke seluruh tubuh.
(b). 12,5 juta dari 32 juta serangan jantung
terjadi di seluruh dunia berakibat fatal, sedikitnya ada 17,1 juta jiwa penduduk
dunia setiap tahunnya meninggal karena sakit jantung dan
miliaran dolar AS habis untuk penyembuhannya. (WHO, 2012).
(c). Penyebab penyakit jantung bisa berawal adanya
penyumbatan lemak di dalam pembuluh darah yang proses terjadinya di usia dini,
gejalanya dapat dirasakan seperti nyeri di dada, mual muntah, badan lemas,
berdebar-debar, dan keringat dingin.
(d). Detak jantung normal orang dewasa yang sehat
pada saat beristirahat rata-rata sekitar 70 denyut per menit.
(e). Hari jantung sedunia jatuh pada 29 September
setiap tahunnya.
(f). Penyakit jantung kroner bisa disebabkan oleh berbagai
keadaan tubuh dan gaya hidup yang kurang sehat seperti
hipertensi, kolesterol, merokok, diabetes, kegemukan, kurang olahraga, riwayat
keluarga.
Mengingat gaya
hidup ini adalah merupakan suatu pilihan (bisa dihindari) yaitu melalui gaya
hidup sehat, sehingga sangat bermanfaat apabila disampaikan beberapa gaya hidup
seseorang kaitannya dengan peningkatan penyakit jantung,
seperti berikut.
(1). Umur dan gaya hidup
Usia jantung bisa lebih tua atau lebih muda dari usia
manusia sebenarnya, hal ini bisa tergantung dari gaya hidup sesorang.
Usia sebenarnya dan
usia jantung tidaklah sama, dimana jantung bisa lebih tua atau lebih muda dari
usia manusia sebenarnya. Demikian menurut Dr Nathaniel Reichek seorang ahli
jantung seperti dilansir FoxNews (29/3/2011).
Adapun 5 hal yang membuat jantung bisa berumur lebih tua dari umur yang
sebenarnya, yaitu : kolesterol tinggi (5-10 tahun dari usia), kelebihan berat
badan (5-10 tahun dari usia), merokok (20 tahun dari usia), minum alcohol
(10-20 tahun dari usia) dan stress (15-20 tahun dari usia).
(2).
Jam kerja
Ada pepatah lama yang menyatakan bahwa 'bekerja keras tidak akan membunuhmu', namun terdapat
hasil penelitian yang menyatakan bahwa, orang
yang terbiasa bekerja lebih dari 11 jam dalam satu hari berisiko terserang
penyakit jantung 67% ketimbang orang yang berstandar kerja 7-8 jam per hari. Demikian hasil
penelitian dari Britain's Medical Research Council yang dipublikasikan jurnal Annals
of Internal Medicine (2011).
Penelitian melibatkan 192
partisipan selama 11 tahun terhadap 7.100 pekerja di Inggris, dengan
mengumpulkan data umur, tekanan darah, kadar kolesterol, diabetes, dan
kebiasaan merokok sekaligus berapa lama para pasien bekerja, termasuk berapa
banyak pekerjaan yang mereka bawa pulang dalam satu minggu.
Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa diantaranya terdapat 67% yang bekerja lebih dari 11 jam per hari mengalami serangan jantung,
Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa diantaranya terdapat 67% yang bekerja lebih dari 11 jam per hari mengalami serangan jantung,
(3). Istirahat
Waspadalah apabila
jantung berdetak lebih cepat dari kondisi normal ketika sedang beristirahat,
karena hal ini menunjukkan potensi penyakit jantung. Demikian hasil penelitian dari Universitas
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Norwegia (2011). Penelitian dilakukan dengan
mengamati 30 ribu partisipan selama 12 tahun.
Hasil penelitian
menunjukkan fakta bahwa partisipan yang detak jantungnya meningkat saat
beristirahat hingga 15 detakan per menit menderita serangan penyakit jantung.
(4). Tidur malam
Tidur malam yang berkualitas berpengaruh terhadap kesehatan
jantung seseorang. Demikian hasil penelitian kesehatan dari Universitas
Wageningen Belanda (2013) yang didasarkan atas analisis data nasional orang di
Belanda dengan kombinasi gaya hidupnya.
Hasil penelitian menemukan kombinasi empat gaya hidup
sehat-olahraga, diet sehat, pengontrolan alkohol, dan tidak
merokok-meminimalkan risiko sakit jantung hingga 57% dan risiko fatal sampai
67%. Namun, ketika kualitas waktu tidur
dimasukkan ke tiap gaya hidup tersebut, risiko sakit jantung berkurang 65% dan
risiko fatal menjadi 83%.
SELINGAN : Musik
dan jantung bayi
Melodi
atau suara yang kerap diperdengarkan kepada janin saat tiga pekan sebelum
dilahirkan terbukti bisa menenangkan detak jantung ketika mereka kembali
mendengarkarmya pada satu bulan pasca kelahiran. Demikian hasil penelitian
Paris Descartes University terhadap 50
perempuan (2011). Partisipan diminta
memutar rekaman piano dengan pola melodi menurun, dua kali sehari saat
kandungan mereka berusia 35, 36, dan 37 minggu, rata-rata masa kehamilan dihitung dari menstruasi
terakhir. Saat para bayi berusia satu
bulan melodi piano tersebut kembali diperdengarkan
selama mereka tidur di laboratorium berpenerangan redup.
Para
peneliti menemukan rata-rata detak jantung bayi melambat sekitar 12 detakan per menit saat mereka diperdengarkan
suara melodi yang familier, sementara itu detak jantung bayi hanya melambat 5
atau 6 detakan permenit ketika diperdengarkan melodi yang tidak. (sumber
: Media Indonesia, 7/3/2011)
(5). Bentuk tubuh
Lemak di sekitar
pinggang yang ini diidentikkan dengan tubuh apel diragukan dengan risiko tinggi
penyakit jantung. Namun berdasarkan sebuah
studi dalam jurnal lancet menyebutkan resiko serangan jantung tidak
meningkat karena lemak yang terkonsentrasi di bagian tengah tubuh. Demikian menurut sebuah studi dari
universitas Cambridge (2011) yang dilakukan selama 10
tahun.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran tubuh tidak
meningkatkan prediksi serangan jantung, terutama ketika orang secara ketat
mengawasi dan mengontrol faktor penting lain, seperti tekanan darah dan
kolesterol, namun,
bukan berarti gemuk itu baik. Walaupun ada anggapan bahwa kegemukan tetap
berbahaya, di mana pun lemak berada.
(6). Menonton TV
Menghabiskan waktu
lebih dari 4 jam di depan TV dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
serangan stroke dan bahkan gagal jantung.
Demikian sebuah hasil penelitian di Inggris seperti yang diberitakan
Healthday (2011).
Kondisi seseorang
saat menontonTV mengombinasikan protein C-reaktif, yaitu tanda inflamasi antara
berat badan dan kolesterol dalam keadaan tidak seimbang, keadaan itu dapat memicu terjadinya serangan
jantung, stroke, atau bahkan gagal jantung.
Disarankan agar kebiasaan menonton TV selama lebih dari 4 jam harus
diubah dan diikuti dengan kegiatan sehat seperti olahraga, pola makan, dan
minum yang teratur.
(7).
Polusi Udara
Polusi udara, terutama dari asap kendaraan bermotor, bisa
memicu serangan jantung. Demikian hasil penelitian dari British Heart
Foundation (2011), yang didasarkan pada catatan medis 80 ribu penderita
serangan jantung di Inggris dan Wales.
Penelitian dilakukan dengan melacak tingkat polusi udara
(PM10, ozon, CO, NO2, dan SO2) setiap jam terhadap timbulnya gejala serangan
jantung dan melihat apakah ada keterkaitan lainnya.
Hasil penelitian : (a). Dengan tingginya tingkat polusi udara pada 6 jam seusai terpapar, seseorang berisiko mengalami serangan jantung. Namun setelah itu, risiko tersebut berkurang.
(b). Disarankan jika terdiagnosis menderita jantung, upayakan untuk tidak menghabiskan waktu yang lama di luar, terutama di daerah yang tingkat polusi asap kendaraan bermotornya tinggi.
Hasil penelitian : (a). Dengan tingginya tingkat polusi udara pada 6 jam seusai terpapar, seseorang berisiko mengalami serangan jantung. Namun setelah itu, risiko tersebut berkurang.
(b). Disarankan jika terdiagnosis menderita jantung, upayakan untuk tidak menghabiskan waktu yang lama di luar, terutama di daerah yang tingkat polusi asap kendaraan bermotornya tinggi.
Studi berskala besar ini menunjukkan bahwa risiko serangan
jantung meningkat sementara, sekitar 6 jam, setelah menghirup asap kendaraan.
SELINGAN : Perempuan
Rekam
medis ibu yang pernah menderita stroke bisa membantu memprediksi peluang anak
perempuannya terkena penyakit jantung.
Demikian hasil penelitian dari Unit Penelitian dan pencegahan Stroke
University of Oxford Inggris (2011).
Hal
tersebut didasarkan atas sejumlah
partisipan perempuan yang mempunyai penyakit jantung dua kali lebih tinggi pada
mereka yang memiliki ibu penderita stroke ketimbang ayah.
(8).
Kebisingan
Kebisingan jalan
raya ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Demikian
kesimpulan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti asal Denmark (2012), yang
telah menganalisa sekitar 50 ribu partisipan selama kurun waktu 10 tahun.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa untuk setiap peningkatan 10 desibel kebisingan di jalan raya, memungkinkan orang yang tinggal di dekat jalan raya mengalami serangan jantung, bahkan hingga 12%.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa untuk setiap peningkatan 10 desibel kebisingan di jalan raya, memungkinkan orang yang tinggal di dekat jalan raya mengalami serangan jantung, bahkan hingga 12%.
Menurut pemimpin
penelitian, Mette Sorenson, dari Danish Cancer Society, kebisingan jalan raya
di malam hari lebih membahayakan kesehatan orang-orang yang bertempat tinggal
di dekat jalan raya, alasannya karena bisa mengganggu kualitas tidur.
“Kualitas dan waktu
tidur yang terganggu akan meningkatkan konsentrasi hormon stres dalam tubuh
yang pada akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung," ujar Sorenson.
Penelilitian ini
menemukan :
(a). Hubungan
antara serangan jantung dan jalan raya diperhitungkan pula dengan peningkatan
level polusi suara dekat jalan raya itu. Diperkirakan 4% dari serangan jantung
di Denmark ada hubungannya dengan suara bising lalu lintas.
(b). Untuk mengurangi dampak akan kebisingan, maka solusinya menggunakan penutup telinga ketika tidur juga bisa dijadikan alternative, selain itu rutin berolahraga serta menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan kadar asam lemak omega-3 yang tinggi juga merupakan cara jitu untuk menghalau serangan jantung.
(b). Untuk mengurangi dampak akan kebisingan, maka solusinya menggunakan penutup telinga ketika tidur juga bisa dijadikan alternative, selain itu rutin berolahraga serta menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan kadar asam lemak omega-3 yang tinggi juga merupakan cara jitu untuk menghalau serangan jantung.
(9).
Mandi air panas
Berendam di
air panas saat cuaca dingin memang nyaman, namun kebiasaan ini bisa berujung fatal yaitu gagal
jantung. Kasus gagal jantung saat mandi
meningkat 10 kali lipat di musim dingin dibandingkan musim panas. Demikian hasil studi
dari Kyoto Prefectural University of Medicine School of Nursing, seperti
dikutip Straits Times (2011).
Fakta tersebut
penting bagi masyarakat Jepang, mengingat :
(a). Sebagian besar penduduknya
senang mandi air panas selama berjam-jam guna menenangkan diri setelah sibuk
beraktifitas. (b). Di Jepang, banyak
orang berlama-lama mandi air panas karena rumah tradisional Jepang tak tertutup
dengan baik layaknya rumah di Barat.
(c). Alat pemanas yang ada jarang
digunakan
Sebagai dasar studi
tim menggunakan data 11.000 kasus gagal jantung 2005-2007 di prefektur Osaka
barat, dimana 22% kasus terjadi dalam keadaan tidur, 9% saat sedang mandi, sekitar 3% saat
beraktivitas kerja dan 0,5% saat sedang berolahraga.
Diketahui bahwa
sebanyak 54 kasus gagal jantung pada 10 juta orang terjadi saat sedang
berendam, sedangkan 10 kasus dari 10 juta orang terjadi saat berolahraga.
SELINGAN : Rambut sebagai indikator
Selain untuk memperindah dan
mempercantik penampilan ternyata rambut juga bisa menjadi alat
pendeteksi/indicator adanya gangguan kesehatan jantung. Demikian hasil studi University of Western
Ontario-Kanada (2010).
Hal ini dikarenakan dalam rambut mengandung suatu zat yang disebut kortisol yaitu hormon stress yang biasanya dilepas tubuh saat mengalami stres atau reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterima, dimana enam sentimeter rambut berarti bisa mengukur tingkat stres selama enam bulan. Kadar kortisol juga terkandung dalam urin dan air liur. Namun, kortisol di dalam rambut dianggap lebih efektif untuk memetakan kondisi jantung karena sifatnya lebih terukur. Pertumbuhan rambut relatif stabil yakni sekitar satu sentimeter setiap bulan sehingga dengan memeriksa enam sentimeter rambut berarti bisa mengukur tingkat stres selama enam bulan. Sementara pemeriksaan kortisol dalam air liur atau urin cenderung hanya memperlihatkan tingkat stres sesaat.
Hal ini dikarenakan dalam rambut mengandung suatu zat yang disebut kortisol yaitu hormon stress yang biasanya dilepas tubuh saat mengalami stres atau reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterima, dimana enam sentimeter rambut berarti bisa mengukur tingkat stres selama enam bulan. Kadar kortisol juga terkandung dalam urin dan air liur. Namun, kortisol di dalam rambut dianggap lebih efektif untuk memetakan kondisi jantung karena sifatnya lebih terukur. Pertumbuhan rambut relatif stabil yakni sekitar satu sentimeter setiap bulan sehingga dengan memeriksa enam sentimeter rambut berarti bisa mengukur tingkat stres selama enam bulan. Sementara pemeriksaan kortisol dalam air liur atau urin cenderung hanya memperlihatkan tingkat stres sesaat.
Penelitian
dilakukan dengan memeriksa sampel rambut 56 penderita serangan jantung di Meir
Medical Centre di Kfar-Saba, Israel, selanjutnya hasil tersebut dibandingkan
dengan sampel rambut sejumlah orang yang tak memiliki masalah kesehatan
jantung.
Hasilnya,
sampel rambut penderita penyakit jantung mengandung kadar kortisol sangat
tinggi. Sehingga dengan kadar kortisol di rambut dapat menjadi prediktor kuat
akan terjadinya serangan jantung.
Jadi
melalui rambut dapat memprediksi dan penanda adanya stres yang amat sangat yang
menjadi pemicu serangan Jantung, sehingga langkah pencegahan bisa dilakukan
sejak dini. (Sumber : Suaramedia.com,
2010/09/05)
(10). Latihan dadakan
Semua orang tahu
bahwa latihan olah raga teratur akan memperkuat jantung, namun latihan mendadak
dan langsung dengan porsi yang berat dapat menimbulkan serangan jantung.
Demikian laporan dalam majalah The New England Journal of Medicine
(1994).
Orang yang hanya berlatih pada akhir pekan dan
latihan berat memperbesar risiko serangan jantung jadi lebih dari 100 kali.
Mereka yang lebih sering berlatih tetap berisiko dua kali liput terkena
serangan jantung dalam tempo satu jam pertama setelah latihan.
Penelitian yang
dilakukan para ahli Jerman ini menemukan fakta bahwa tiga jam pertama setelah
bangun tidur peluang terkena serangan jantung tiga kali lebih besar dibanding
waktu lain dalam satu hari. Ini berkaitan dengan variasi tekanan darah, denyut
jantung, irama otot jantung dan tingkat pembekuan darah, yang lazim disebut
siklus sirkadian. Tanpa latihan berat pun tak jarang terjadi kejadian mendadak
pada pagi hari akibat siklus sirkadian.
TIP
: Agar Jantung Sehat
Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti diabetes, darah tinggi, dan kolesterol tinggi serta
obesitas. Menghindari kebiasaan buruk
adalah merupakan cara untuk tetap menjaga usia jantung tetap sama atau lebih
muda dari usia Anda.
Berikut beberapa pengaturan kegiatan untuk menghindarinya :
Berikut beberapa pengaturan kegiatan untuk menghindarinya :
a. Perbaiki makanan
Memilih dan membatasi berbagai jenis makanan yang kurang
menguntungkan (diet), seperti mengurangi makanan berlemak
jenuh tinggi, perbanyaklah
makan yang sehat, kurangi porsi garam.
Lemak jenuh tinggi. Lemak
jenuh mudah diubah menjadi “kolesterol jahat” yang berisiko menimbulkan fungsi
jantung terganggu, berupa penyakit
jantung koroner karena kolesterol tinggi akan membuat
tekanan darah, denyut nadi, kadar lemak total, kolesterol dan trigliserida
menjadi tinggi.
Makanan yang mengandung kolesterol tinggi antara lain kulit unggas, daging merah/
sandung-lamur dan susu murni mengandung banyak lemak jenuh. Untuk hal ini makanlah antara lain daging,
ikan, atau unggas maksimal 150 gram per hari.
Kolesterol tinggi di dalam tubuh akan menambah 5-10 tahun
usia jantung menjadi lebih tua dari usia sebenarnya.
b. Makanan sehat. Perbanyaklah makan seafood yang kaya omega-3 dan sayuran/buah-buahan kaya serat dan vitamin. Pilihlah susu rendah lemak. Tingkatkan asupan makanan tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran, serta buah-buahan.
b. Makanan sehat. Perbanyaklah makan seafood yang kaya omega-3 dan sayuran/buah-buahan kaya serat dan vitamin. Pilihlah susu rendah lemak. Tingkatkan asupan makanan tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran, serta buah-buahan.
c. Olah raga secara teratur.
Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut
lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh
tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan
LDL/kolesterol jahat, selain itu, berolahraga juga membantu mengurangi berat
badan.
Gunakanlah berolah
raga secara tidak sengaja dengan memilih arternatif dalan suatu kesempatan
kegiatan, seperti memilih naik tangga dibandingkan
naik lift, parkir kendaraan lebih jauh agar dapat berjalan kaki lebih lama,
mengerjakan sebagian pekerjaan rumah yang biasa diserahkan pembantu (mengepel
lantai, cuci kendaraan), dan sempatkan berjalan sore dengan keluarga.
d. Kendalikan berat badan.
Obesitas atau kegemukan menandakan adanya perlemakan hati
yang dapat menyebabkan kadar kolesterol sulit dikontrol dan membuat kerja jantung menjadi lebih berat, membuat lebih rentan terhadap
banyak penyakit.
Untuk hal ini maka
jaga berat badan agar tidak kegemukan, ikuti program yang secara bertahap dapat
menurunkan berat badan apabila saat ini mengalami kegemukan.
Kelebihan berat badan bisa membuat usia jantung lebih tua
5-10 tahun dari usia yang sebenarnya.
e. Monitor tekanan darah dan tingkat kolesterol.
e. Monitor tekanan darah dan tingkat kolesterol.
Lakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala untuk mengukur tekanan darah dan kadar kolesterol
dalam darah. Hipertensi yang sering
disebut “silent killer” seringkali
hadir tanpa disadari.
f. Kurangi stress.
Pada saat orang mengalami stres, hipotalamus dalam otak akan
memicu hormon stress (adrenalin maupun non-adrenalin), seprti hormon epinefrin yang
akan memicu peningkatan denyut jantung.
Hal ini akan mengakibatkan kerusakan/cedera pada dinding arteri dan
pembentukan bekuan dalam pembuluh darah, serta aterosklerosis (pengerasan
pembuluh darah arteri), sehingga meningkatkan
risiko serangan jantung.
Untuk mengurangi
risiko tersebut, maka ambilah waktu untuk bersantai, perbanyak bergaul dengan
orang lain yang membuat gembira dan sejenak melupakan beban hidup, istirahatlah
secukupnya.
Stres stres akan membuat usia jantung lebih tua 15-20 tahun
dari usia.
g. Merokok
g. Merokok
Berhentilah merokok sedini mungkin, karena nikotin, karbon
monoksida (CO), dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi
menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah.
Molekul-molekul racun dalam rokok bisa mengikat darah yang
ada di sekitarnya, sehingga memicu terjadinya penggumpalan darah yang sangat
berisiko menyebabkan serangan jantung.
Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika mengisap 4 batang setiap hari.
Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika mengisap 4 batang setiap hari.
Kebiasaan merokok bisa membuat jantung bertambah tua 20
tahun dari usia.
h. Alkohol
h. Alkohol
Alkohol bisa meningkatkan tekanan darah sehingga beban
jantung meningkat. Ketika tubuh mengalami keracunan alkohol, yang terjadi
adalah alkohol menekan saraf-saraf yang mengendalikan tubuh seperti saraf
jantung, paru dan otak dan menghentikan fungsinya. Kebiasaan minum alkohol setiap hari akan
membuat usia jantung bertambah tua 10-20 tahun dari usia sebenarnya.
i. Garam
Pastikan untuk mengurangi garam, banyak makan buah dan sayuran serta aktif bergerak untuk membuat jantung tetap awet muda.
i. Garam
Pastikan untuk mengurangi garam, banyak makan buah dan sayuran serta aktif bergerak untuk membuat jantung tetap awet muda.
Catatan akhir penulis :
Jantung merupakan organ tubuh yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, dimana factor yang dapat
mempengaruhi kesehatannya antara lain gaya hidup seseorang.
Karena gaya atau cara hidup seseorang
adalah merupakan suatu pilihan, maka sejak dini supaya dibiasakan dengan gaya
hidup yang sehat.
Semoga Bermanfaat
Keterangan
gambar : diambil dari internet
Sumber editing bacaan a,l : majalahkesehatan.com
2008/03/31; seputar-indonesia.com
2010/10/28; id.berita.yahoo.com 2011/05/03; mediaindonesia.com (2011/04/07 & 09/23, 2012/06/23); Media Indonesia (12/1/2011; 27/12/2011; 4/2/2011);
Kompas 23/1/1994, 12/3/2011; metrotvnews.com 2013/07/07;); forum.vivanews.com
2011/04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar