Rabu, 12 Desember 2012

Berita Satwa : Yang Baru Ditemukan dan Yang Terancam Punah (Bagian 1)


Dikemas oleh : Isamas54
Bumi kita ternyata masih banyak sekali menyimpan berbagai macam rahasia, antara lain masih banyak ditemukannya spesies-spesies yang baru baik di darat maupun di lautan.


Saat ini telah ditemukan sebanyak 230.000 jenis kehidupan laut dimana jumlah tersebut diperkirakan hanya 30% dari jumlah sebenarnya, untuk hal ini ilmuwan menduga bahwa banyak spesies yang akan punah sebelum ditemukan, hal ini disebabkan banyaknya laut yang merupakan tempat hidup atau habitat telah rusak atau dirusak. 
Selain laut, di daratan juga baik itu berupa sungai atau areal hutan juga merupakan tempat hidup berbagai hewan yang sampai saat ini masih terus saja ditemukan berbagai jenis spesies baru.
Dengan ditemukannya jenis spesies baru di berbagai wilayah maka hal ini merupakan tantangan bagi ilmuwan untuk harus masih banyak belajar tentang keanekaragaman mahluk hidup ini. (Mediaindonesia.com, 2011/12/14)

(1).  Lobster Pemalu di Spanyol

Spesies baru Crustacea ditemukan di gunung bawah laut wilayah laut utara Spanyol. Crustacea ini ditemukan di laut dengan kedalaman 1.410 meter pada bulan Agustus 2011 oleh tim peneliti INDEMNARES.
Spesies Crustacea yang ditemukan adalah lobster berwarna oranye berukuran sekitar 2 cm (Uroptychus cartesi) yang dijuluki lobster pemalu karena hidup di wilayah koral yang dalam yang belum banyak dijangkau oleh aktivitas perikanan, cenderung melimpah di wilayah gunung bawah laut.
Secara taksonomis, spesies ini lebih dekat kekeluargaannya dengan kelomang (hermit crab) daripada dengan lobster sebenarnya, cenderung pendiam dan tak bermigrasi jauh. Larva lobster ini hanya mengalami periode plantonik (berenang bebas) selama beberapa hari.
Enrique Macpherson, peneliti dari Centre for Advanced Studies of Blanes di Spanyol, mengatakan, lobster pemalu yang ditemukan memiliki kekerabatan terdekat dengan lobster yang ditemukan di Laut Karibia.
"Kedua spesies memiliki nenek moyang yang sama, yang menginvasi wilayah Atlantik dari Pasifik dan Hindia beberapa juta tahun yang lalu," ungkap Macpherson seperti dikutip Livescience, Jumat (15/6/2012).
Uroptychus cartesi memiliki kekhasan karena bentuk dan jumlah tonjolan serupa duri di cangkangnya.
Jenis ini dinamai berdasarkan nama Joan Cartes, ilmuwan Institute of Marine Science di Barcelona yang pertama kali menemukan.
Saat ini, enam spesimen yang dikumpulkan untuk identifikasi disimpan di National Museum of Natural History di Paris. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa baru-baru ini.
(sumber : sains.kompas.com/read/2012/06/18)

(2).  Kadal Baru dari Karibia
Ilmuwan Amerika Serikat mengaku telah mengidentifikasi 24 spesies baru kadal di wilayah Karibia. Ke-24 kadal itu disebut memiliki nenek moyang yang bermigrasi ke Karibia pada jutaan tahun lalu
dengan menumpang tanaman yang mengapung.
Sekitar setengah dari spesies baru yang diidentifikasi itu terancam punah dan setengahnya telah punah, tapi salah diidentifikasi sejumlah museum di AS dan Eropa.
Menurut Blair Hedges, profesor biologi dari Penn State University, terutama di masa kini para peneliti terkadang salah mengidentifikasi (misalnya untuk kadal-kadal dari Karibia) namun itu bukan salah mereka, karena hanya sedikit orang yang bersedia mengorbankan waktu mereka untuk melakukan identifikasi dengan teliti.
Spesies baru itu diidentifikasi dengan berbagai metode termasuk menganalisis DNA serta menghitung dan menganalisis sisik mereka. Philip Bowles dari International Union for Conservation of Nature mengatakan spesies baru yang teran­cam punah juga langsung masuk daftar.
(sumber : Media Indonesia, 3 Mei 2012)

(3).  Serangga Eropa ke Amerika 

Serbuan serangga yang umum ditemukan di Eropa telah terdeteksi di barat daya Idaho. Jenis serangga ini merupakan pertama kalinya menjadi hama benih pohon elm yang terlihat di Amerika Serikat.
Departemen Pertanian Amerika telah mengonfirmasikan penemuan hama tersebut.
Sejenis kecoa cokelat berukuran sekitar seperempat inci dengan tanda segitiga di punggung itu tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat, tetapi memiliki bau tidak enak terutama ketika hancur.
Tapi dipastikan hama tidak menimbulkan ancaman bagi pohon, tetapi cenderung untuk masuk ke rumah dan bangunan dalam kompleks besar.
Departemen Pertanian Idaho mengeluarkan peringatan, Rabu (18/7), bahwa serangga yang baru-baru ini ditemukan di Kabupaten Ada dan Canyon telah dibuktikan dapat menjadi gangguan signifikan bagi pemilik rumah.  Hama itu bakal menggeledah rumah-rumah selama musim panas untuk menghindari panas dan bertahan melalui musim dingin.
Pemerintah federal akan menyelidiki sampainya serangga tersebut di AS dan penyebarannya.
(sumber : mediaindonesia.com/read/2012/07/07)

(4).  Lele Jaguar di Amazon
Sebuah ekspedisi di Amazon menemukan spesies baru lele yang ditemukan di Sungai Amazon di kawasan Negara Bagian Para.
Ikan yang baru ditemukan ini dinamakan lele jaguar karena corak di tubuhnya memang, mirip jaguar, warna krem dengan pola bercak-bercak hitam di tubuh ikan itu memang mengingatkan akan tubuh jaguar yang juga memiliki pola bercak hitam. Karena alasan itulah, ikan itu diberi nama Stenolicnusixp. Ix dalam bahaya suku Maya berarti jaguar.
Ikan ini sangat kecil sehingga sutit untuk ditemukan, Karena itu, team hanya bisa menemukan satu ekor, jelas peneliti dan kurator di Museum Emilio Goeldi, Para
(sumber : Media Indonesia, 4 Maret 2011).

(5).  Kodok Kanibal di Israel

Satu spesies kodok yang sebelumnya telah dinyatakan punah di Israel, ternyata masih ada. Hula Painted Frog, spesies kodok yang sebelumnya diyakini telah hilang dari wilayah utara Israel tenyata masih ada.
Masih adanya spesies kodok ini di Israel dinyatakan oleh lembaga konservasi alam dan taman nasional negara tersebut. Disebutkan bahwa  kodok jenis ini terlihat kembali sehingga ini merupakan kali pertama kodok ini ditemukan kembali setelah 50 tahun.
Penemuan kembali spesies kodok ini merupakan hal yang menggembirakan bagi dunia ilmu pengetahuan Israel. Pasalnya, kodok Hula Painted ini dikenal sebagai jenis yang unik.  Disinyalir pula bahwa kodok jenis ini memakan sesama alias kanibal. Hal inilah yang diyakini sebagai penyebab punahnya mereka dari muka bumi.
(sumber: mediaindonesia.com, 2011/11/20).
Sungguh kaya alam di sekitar kita ini !.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : tercantum dalam bacaan

Selanjutnya : Bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar