Dikemas oleh : Isamas54
Proses penemuan makanan
kaleng dan pembukanya tentu tidak semudah seperti kita yang hanya tinggal menggunakannya.
Makanan
kaleng
Abad
ke-18 baru saja lewat ...
Tentara-tentara
Perancis di bawah komando Napoleon telah menaklukkan negara-negara tetangganya
di Eropa. Tetapi di balik kemenangannya, mereka menghadapi permasalahan serius dengan
bekal-bekal makanan yang cepat membusuk sehingga banyak tentara yang tewas akibat
krisis makanan ini.
Untuk mengatasi
masalah tersebut, Napoleon mengusulkan semacam sayembara dengan dukungan
pemerintah Perancis, koran Le Monde kemudian menawarkan 12.000 franc
bagi siapa saja yang dapat membuat makanan lebih awet.
Sayembara itu pun dimenangkan
oleh Nicolas
Francois Appert pada 1809, yang berhasil membuat makanan bertahan lebih
lama dengan memanaskannya di dalam wadah kaca bersumpal rapat. Sayangnya,
membawa makanan dalam wadah kaca ke medan perang amat merepotkan.
Setahun kemudian
masalah tersebut teratasi ketika Peter Durand dengan mengembangkan metode
mengganti botol kaca dengan tempat berbentuk
silinder berbahan timah atau besi
tempa.
Jadi jangan
bayangkan bentuknya seperti kaleng seperti yang kita kenal sekarang, karena kaleng
makanan generasi awal amat tebal.
Siapakah Nicolas
Appert?
Nicolas
Appert (Chalons-en-Champagne-Perancis, 1 Juni 1749) dikenal sebagai "bapak
pengalengan" karena kontribusinya dalam menciptakan teknologi pengalengan
(pengawetan makanan kedap udara) pertama yang ketika itu untuk tentara Perancis.
Ia adalah seorang koki dan pembuat manisan di Paris yang tidak memiliki
pendidikan formal, pemahaman teoritis kimia, bakteriologi, dan sterilisasi.
Bersamaan dengan itu Appert mempublikasikan bukunya yang berjudul The Art of Preserving All Kinds of Animal and Vegetable Substances for Several Years (Seni Mengawetkan Segala Jenis Hewan dan Sayuran untuk beberapa Tahun). Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Italia, Bahasa Swedia, dan sebagainya.
Pada tahun 1804 Appert membuka pabrik pengalengan pertama di dunia sebagai fasilitas eksperimental, setelah mendapat hadiah 12.000 franc dari Napoleon dan pabrik itu dibuka secara komersial pada tahun 1812.
Bersamaan dengan itu Appert mempublikasikan bukunya yang berjudul The Art of Preserving All Kinds of Animal and Vegetable Substances for Several Years (Seni Mengawetkan Segala Jenis Hewan dan Sayuran untuk beberapa Tahun). Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Italia, Bahasa Swedia, dan sebagainya.
Pada tahun 1804 Appert membuka pabrik pengalengan pertama di dunia sebagai fasilitas eksperimental, setelah mendapat hadiah 12.000 franc dari Napoleon dan pabrik itu dibuka secara komersial pada tahun 1812.
Mekanisme
pengawetan ini terbilang sangat sederhana, dimana makanan ditempatkan dalam stoples
yang disegel dengan longgar, kemudian dibungkus dengan kanvas dan direndam
dalam air mendidih selama beberapa waktu, selanjutnya mulut stoples ditutup
dengan segel kedap udara.
Kekurangan
dari metode ini adalah dapat merusak rasa makanan yang diawetkan karena
pemanasan dilakukan dengan suhu yang tinggi.
Metode ini dengan cepat menyebar luas. Hanya satu dekade kemudian metode ini telah dikenal di Amerika. Akan tetapi metode ini kurang umum digunakan karena konsumen mengalami kesulitan dalam membuka segel kaleng, hingga seseorang bernama Yates menemukan alat pembuka kaleng pada awal abad ke-20.
Metode ini dengan cepat menyebar luas. Hanya satu dekade kemudian metode ini telah dikenal di Amerika. Akan tetapi metode ini kurang umum digunakan karena konsumen mengalami kesulitan dalam membuka segel kaleng, hingga seseorang bernama Yates menemukan alat pembuka kaleng pada awal abad ke-20.
Teori Appert ini tidak
didasarkan atas teori ilmiah, dan baru dapat dijelaskan bertahun-tahun
kemudian melaui eksperimen Louis Pasteur (Perancis, 1822) pada tahun 1856
melalui teori ‘Pateurisasi’ yang berawal dari mematikan bakteri pada susu
melalui proses pemanasan, serta teorinya ‘Omne ovum ex vivo omne vivum ex ovo’
yang artinya kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan mahluk hidup,
atau secara ringkasnya mahluk hidup berasal dari mahluk hidup juga.
Alat
pembukanya
Masa makanan kaleng
generasi awal yang amat amat tebal tersebut belum ada pembukanya. Sehingga untuk hal ini para tentara membukanya
dengan sangkur di ujung senapan atau membenturkannya ke batu. Begitu pula ketika era selanjutnya dimana makanan
kaleng sudah menjadi konsumsi rumah tangga, orang-orang membukanya dengan palu
dan pahat.
Setelah
beberapa decade ..
Ezra
Warner menciptakan pembuka kaleng pertama pada 1858. Walaupun atas karya ini ada juga klaim yang
menyatakan bahwa pembuka kaleng sudah ditemukan oleh Robert Yeates pada 1855 berupa
alat berbentuk perpaduan bayonet dengan pisau melengkung berbentuk sabit.
Pada 1870, William
Lyman memelopori dikembangkannya pembuka kaleng dengan roda berpisau yang bisa
diputar.
Pada 1925, sebuah
perusahaan bernama Star Can memperbaharui lagi teknologi pembuka kaleng dengan
menambahkan roda bergerigi yang bisa diputar pada ciptaan Lyman. Roda bergerigi
yang berada di bagian bawah roda pisau itu bergerak berlawanan arah dengan roda
pisau.
Prinsip itu pula yang dipakai pada pembuka kaleng bertenaga listrik
yang mulai dipasarkan pada 1931.
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil
dari internet
Sumber editing bacaan a.l
: Kompas 17/10/2012 dan m.merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar