Minggu, 01 Juli 2012

Apa Kata Ahli? (3) : Depresi, dengan Kondisi Kehidupan (Bagian 1)


Dikemas oleh Isamas54
Gejala tindakan orang yang mengalami depresi sering irasional dengan tingkatan bervariasi dari mulai ringan sampai berat, tetapi depresi juga bisa bermanfaat.

Pengertian depresi dalam tulisan ini diartikan sebagai perasaan seseorang yang merasa cemas, galau, resah, gelisah, dlsb.   Depresi ini cenderung untuk membuat area di dalam otak seseorang tidak berkomuniksi dengan baik, sehingga terdapat gejala neurotisme yang ditandai dengan kemarahan, permusuhan, penyesalan, keputus asaan, dlsb.
Gejala dari tindakan orang yang depresif sering irasional dengan tingkatan bervariasi atau bertahap dari mulai ringan sampai berat.   Selain itu depresi bisa mengakibatkan kurangnya pengendalian emosi sehingga akan memperburuk tingkat stres dan kondisi kesehatan fisik (a.l tekanan darah tinggi, penurunan kekebalan, dan timbunan lemak perut).  Kondisi ini pada orangtua umumnya bisa lebih berkompromi dari pada anak muda. 
Tetapi sebaliknya, keadaan depresi ini malahan bisa menguntungkan bagi seseorang seperti : kekhawatiran yang berlebihan bisa jadi lebih waspada dan mudah beradaptasi,  penyesalan bisa bermanfaat untuk mengevaluasi kesalahan, dsb.

Bagaimana menurut para ahli?

(1).  Depresi dan Materi
Peningkatan gaji ternyata tidak menjamin kebahagiaan, terutama bagi mereka yang menderita depresi, bahkan kebahagiaan mereka justru berbanding terbalik dengan peningkatan penghasilan.
Penelitian : Dilakukan oleh University of Warwick-Inggris dan University of Minnesota-AS, dengan mengamati sejumlah responden dari Inggris dan Jerman.
Hasil penelitian
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketidakbahagiaan atas peningkatan kuantitas materi terkait dengan adanya gap antara harapan dan kenyataan. Dengan kata lain kondisi mental mereka terlalu berekspektasi tinggi dan kurangnya rasa syukur atas apa yang dimiliki.
"Ketika mereka dalam pendapatan rendah, peningkatan gaji dianggap hanya sebagai pencapaian … Namun, jika sudah bergaji tinggi, mereka menganggap itu tidak sebanyak yang diharapkan. Mereka melihat itu sebagai kegagalan parsial."  ujar seorang penelitinya. (mediaindonesia.com/read/2012/06/06)

(2).  Depresi dan jam kerja
Jam kerja lebih dari 11 jam , per hari membuat risiko depresi seseorang melonjak hingga dua kali lebih tinggi daripada mereka yang bekerja 7 atau 8 jam sehari.
Penelitian : Penelitian dilakukan Finnish Institute of Occupational Health dan University College-London yang diterbitkan dalam jurnal Plos ONE, yaitu melalui pengamatan terhadap 2.123 pegawai negeri di Inggris berusia antara 35 dan 55 tahun selama enam tahun.
Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan : (a).  Depresi karena jam kerja tercipta akibat peningkatan kadar hormon stres (kortisol), yang menyebabkan susah konsentrasi dan mudah tersinggung,  efek lebih jauhnya ialah konflik keluarga atau masalah hubungan.  (b).  Kelompok paling rentan depresi adalah karyawan tingkat rendah dan menengah, perempuan muda, serta yang bergaji rendah.  (Media Indonesia 27/1/2012)

(3).  Kecemasan dan IQ tinggi
Kecemasan sering terjadi pada orang yang cerdas, sedangkan kekhawatiran yang berlebihan bisa jadi bukan hal buruk
Penelitian : Dilakukan oleh State University of New York Downstate Medical Center, melibatkan 26 penderita gangguan kecemasan dan 18 orang sehat dimana me­reka menjalani tes IQ dengan cara menjawab kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasannya,  hasil penelitian dimuat jurnal Frontiers in Evolutionary Neuroscience (awal Februari)
Hasil penelitian
(a).  Pada orang-orang yang didiagnosis dengan gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), yaitu skor IQ tinggi terkait dengan tingkat kecemasan yang tinggi. ‘Makin tinggi tingkat ke­cemasan makin tinggi skor IQ, sebaliknya yaitu  makin rendah tingkat kecemasan pada penderita gangguan kecemasan makin rendah skor IQ’.  Hal itu terkait aktivitas tinggi di wilayah otak yang membantu komunikasi antar bagian otak wilayah itu diduga berkontribusi pada keberhasilan evolusi manusia. Kecemasan yang berlebihan dapat melumpuhkah dan kecemasan penderita sering irasional. "Namun, sering kali ada bahaya tak terprediksi. Orang yang khawatir berlebihan, jadi lebih waspada dan mudah beradaptasi," kata Jeremy Coplan, peneliti dan Guru Besar Psikiatri kepada Livescience  (13/4).
(b).  Pada orang sehat didapatkan, yaitu semakin tinggi IQ semakin rendah tingkat kecemasan, sebaliknya semakin rendah IQ semakin tinggi tingkat kecemasan.
Catatan menurut Coplan : karena jumlah responden sedikit maka untuk mengonfirmasi temuan itu diperlukan penelitian lebih lanjut. (Kompas, 25 April 2012)

(4).  Kecemasan dan bahasa
Penelitian dilakukan Bangor University-Inggris, melibatkan 15 penutur asli bahasa Inggris, 15 penutur asli bahasa China, dan 15 penutur asli bahasa China yang juga fasih berbahasa Inggris. Penelitian itu dilakukan dengan menampilkan pasangan kata dalam setiap bahasa bergantian kepada responden. Salah satu kata selalu netral, sedangkan lainnya bisa menjadi netral, positif, atau negatif. Peneliti memasang elektroda pada kulit kepala peserta untuk mengukur respons listrik di otak saat membaca pasangan kata itu.
Pembacaan kata positif, netral, dan negatif dalam bahasa Inggris diketahui tidak menimbulkan lonjakan respons otak buruk. Sebaliknya, pembacaan kata berkonotasi negatif dalam bahasa ibu yang maknanya dipahami benar menimbulkan gangguan emosi.
Hasil penelitian
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa orang yang lebih memilih bertutur dan menulis dalam bahasa asing daripada bahasa asli sangat mungkin merupakan tipe pribadi yang sering gelisah dan mengalami gangguan emosi. Menurut peneliti Guillaume Thierry, hal itu merupakan mekanisme perlindungan otak spontan demi meminimalkan dampak negatif dari konten emosional yang mengganggunya.
Kesimpulan : Untuk mencegah kecemasan dan ketidaknyamanan mental,  maka secara tidak sadar orang menggunakan bahasa asing. (mediaindonesia.com/read/2012/05/05)

(5).  Kecemasan dan pertemanan
Menjaga pertemanan dengan seseorang yang dipandang aneh, penyendiri, tidak percaya diri, dan penuh kecemasan berguna bagi keselamatan diri.
Penelitian :
Hasil studi Interdisciplinary Center Herzliya di Israel yang diterbitkan jurnal Social Psychological and Personality Science. Penelitian melibatkan 138 responden yang dirancang untuk menilai keterikatan social, dimana mereka dibagi dalam tiga tim untuk memainkan permainan berbasis internet.
Saat dibiarkan menunggu beberapa saat, komputer di ruangan -yang sebenarnya mesin asap- itu mengeluarkan asap. Hasilnya, tim yang berisi tipe pencemas dan suka menghindar dapat merespons asap lebih cepat sekitar 1,5 detik.
Kesimpulan
Menurut peneliti Tsachi Ein-Dor, teman pencemas dan penghindar bagus untuk dinamika kelompok melalui deteksi dan reaksi cepat mereka terhadap ancaman, sehingga dengan demikian stigma dari pertemanan yang harus selalu berdasarkan kecocokan, kesamaan, dan zona nyaman pun, terbantahkan. (mediaindonesia.com/read/2012/03/11)

(6).  Stres dan Persahabatan 

Memang indah saat memiliki teman dekat untuk bersandar dalam kesulitan namun keterikatan yang berlebihan justru akan  memicu peningkatan kadar kecemasan.
Penelitian
Studi dilakukan Oklahoma State University-AS dengan merekrut 44 pasangan sahabat perempuan usia kuliah. Kuesioner diberikan untuk mengungkapkan temperamen mereka dan gaya pemecahan masalah. Mereka pun diminta membahas perencanaan sebuah pusat rekreasi sebagai pembanding netralitas persoalan.
Hasil penelitian
(a).  pembicaraan yang berfokus pada solusi dan tentang pusat rekreasi tidak menunjukkan peningkatan stress, namun mereka yang merenungkan masalah dan membicarakannya tanpa solusi memperlihatkan sebaliknya. (b).  Peningkatan stres itu berkaitan dengan tekanan darah tinggi, penurunan kekebalan, dan timbunan lemak perut.
Menurut peneliti Jennifer Byrd-Craven (seperti kata sastrawan),  ‘Tipe pertemanan yang menggenggam tangan tapi tak terlalu erat jauh lebih baik daripada terhanyut dalam setiap masalahnya' : "Terlalu banyak kebaikan adalah hal yang buruk." ujarnya. (mediaindonesia.com/read/2012/06/06)
Bersambung ke Bagian 2.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber a.l : tercantum dalam bacaan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar